|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 08 Juni 2012

Menjadi Pemaaf Kebajikan dan Mengabaikan Kesalahan Lain

 

Di dalam budaya Tiongkok kuno, ketat mematut diri dan toleran pada orang lain merupakan salah satu prinsip seorang pria yang sejati. Hal ini digunakan untuk mendisiplinkan diri sendiri dan memperlakukan orang lain di masyarakat.

Ini merupakan manifestasi kebaikan dari seorang pria sejati. Ketat mematut diri adalah karakter yang mulia, mencakup perilaku yang benar dan peningkatan diri. Toleran pada orang lain berarti memiliki hati yang belas kasih dan pemaaf. Dalam filsafat Tiongkok kuno mengatakan bahwa, "seseorang yang berpikiran luas dan pemaaf seperti sebuah lembah yang luas dan dalam."

Oleh sebab itu seseorang yang bijaksana mencari kesalahan diri sendiri sedangkan orang picik mencari kesalahan orang lain. Orang bijak mengintropeksi diri sendiri, orang picik selalu menyalahkan dan tidak puas terhadap orang lain, melemparkan kesalahan pada pihak lain. 

 Han Qi adalah bangsawan Weiguo dan juga Perdana Menteri pada masa dinasti Song (960 -1279). Suatu saat ketika sedang memimpin pasukannya, dia meminta kepada penjaga malamnya untuk memberinya lilin sehingga ia dapat menulis surat. 
 
Penjaganya ceroboh dengan lilin itu dan tanpa sengaja api mengenai rambut Han Qi. Dia  segera mengibaskan api dengan sarung tangannya dan meneruskan menulis.


Segera setelah mengetahui bahwa penjaga yang membawakannya lilin digantikan dengan yang lain. Han Qi menguatirkan penjaga tersebut akan mendapatkan hukuman, sehingga dia pergi menemui pimpinan penjaga dan mengatakan, “Jangan ganti dia! Bawa ia kembali, karena ia sekarang dapat belajar bagaimana memegang lilin yang benar.” Setiap orang di dalam pasukanya mengagumi tindakannya.


Di lain hari seorang pria membawakannya dua buah mangkuk giok yang sangat berharga, dan mengatakan, “Seorang petani menemukan benda ini di parit, benda yang indah, sungguh berharga.” Han Qi memberi imbalan orang itu dengan banyak perak dan berterima kasih padanya. Dia sangat menyukai benda itu. Setiap menyambut tamunya, mangkuk itu diletakkan di meja yang spesial.


Suatu hari dia mengadakan perjamuan, pelayannya ceroboh mengetuk mangkuk di atas meja dan pecah. Han dengan tenang berkata, “Segala sesuatu memiliki takdir. Kamu terpeleset dan tidak dengan sengaja. Bagaimana dapat melimpahkan kesalahan ini padamu?”

Semua tamu sangat menghargai bangsawan Han Qi untuk pengampunannya yang besar.  

Tidak ada komentar:
Write komentar