|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 08 Juni 2012

Bersikap Bijak Menilai Karakter Manusia

 

Kata moral mengacu pada baik buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara mengungkapkannya. Tolak ukur untuk menilai baik buruknya seseorang disebut norma. Prinsip moral yang amat penting adalah melakukan yang baik dan menolak yang buruk

Orang bijak cenderung tidak bimbang, karena tahu menilai suatu hal dengan melakukan analisa dan perenungan.
Kegunaan dari menilai adalah untuk membedakan betul-salah, asli-palsu, baik-buruk. Hasil penilaian membimbing kita pada satu tindakan untuk bisa mengembangkan yang baik dan menghancurkan yang tidak baik.

Orang baik-hati tidak cemas, karena ia memiliki cinta dalam hatinya, sehingga tidak perlu takut melukai hati orang lain. Ia cenderung disukai orang karena kebaikan hatinya.

Seorang pemberani cenderung tidak takut, karena ia memiliki prinsip dalam melaksanakan tindakan. Prinsip inilah yang memotori mereka untuk melakukan sesuatu yang menurutnya betul.

Bijak, cinta-kasih dan berani adalah "nilai" yang ada di dalam diri seorang manusia. Jika kita merasa kita kurang bijak, kurang cinta-kasih dan kurang berani mengambil satu tindakan, maka sudah seharusnya kita belajar lebih giat untuk mengembangkannya.

Seperti kata Konfucius, " Ketika kita melihat orang-orang dengan karakter yang bertentangan dengan kita, kita seharusnya melihat dan menilai karakter diri kita sendiri."

Di dalam hati seorang yang baik ada kebajikan juga ada keegoisan, hati seorang yang buruk ada keegoisan juga ada kebajikan. Seseorang dikatakan mutlak baik atau dikatakan orang itu mutlak bejat, jika kedua pandangan tersebut terlalu menyederhanakan masalah dalam menilai karakter manusia. 

Seharusnya kita tetap mempertahankan sikap obyektif, jangan bereaksi berlebihan terhadap kelakuan orang lain. Anda akan menemukan bahwa banyak orang yang barangkali mempunyai cacat kecil dalam karakternya, akan tetapi mereka tidaklah sebejat yang anda bayangkan. 

Orang yang memiliki pikiran bahwa “Pada dasarnya semua manusia adalah baik” sepertinya terlihat terlalu polos, barangkali tidak mampu eksis di masyarakat, akan tetapi orang yang berprinsip “Pada dasarnya semua manusia adalah egois dan buruk”, juga agak terlalu pesimistis, salah-salah akan menjalani sebuah kehidupan yang menyendiri tanpa bantuan orang lain. 

Sesungguhnya, bagaimanakah masyarakat yang sebenarnya itu? Di dalam masyarakat ini, ada orang baik juga ada orang jahat, dalam lubuk hati orang baik terdapat kebajikan juga terdapat rasa ego, dalam lubuk hati orang jahat terdapat ego juga kebajikan. 

Orang yang percaya konsep baik-buruk yang dibagi secara hitam-putih begini, pada tatanan hubungan antar manusia terkadang mudah mengalami hambatan. Misalkan saja, anda adalah orang seperti tersebut di atas tadi, ketika melihat ada teman baik anda melakukan perbuatan egois yang menyusahkan orang lain, maka anda akan agak sulit memaafkannya (umpama saja ia karena tidak hati-hati membocorkan rahasia anda, menjadikan anda kambing hitam dan lain sebagainya).

Karena di dalam lubuk hati anda, orang tersebut sudah bukan lagi “orang baik”, melainkan adalah seorang “jahat” sehingga anda sudah tidak ingin lagi bersahabat dengan orang itu.  Situasi yang lebih runyam lagi ialah jikalau standar orang baik yang anda patok adalah sedemikian tingginya. Anda bisa menemukan, dunia ini sama sekali tak ada manusia yang patut dipercayai, karena setiap orang pasti memiliki sisi egois dan buruk, gejala semacam ini bisa disebut sebagai “noda dari spirit / mental”.

Pada kenyataannya, dikala kawan anda memunculkan kelemahan karakter manusiawinya, diharap anda jangan bereaksi berlebihan.  Pada umumnya, orang bereaksi berlebihan adalah karena ia sangat kekurangan rasa aman, takut dilukai, Sesungguhnya anda semestinya secara rasional dan tenang melihat permasalahan ini dan tetap melanjutkan kontak dengan kawan anda. Boleh jadi semuanya itu hanyalah salah paham, maka kalian bisa tetap melanjutkan persahabatan. Walaupun ia betul-betul agak egois, sebenarnya ia juga hanyalah hendak melindungi diri, apakah ini juga salah?

Untuk itu, manusia hendaknya mengolah diri sebaik-baiknya agar kodratnya yang baik mampu dipancarkan kepada sesama kita. Pendidikan yang mencerdaskan hati mampu menghilangkan kejahatan yang disebabkan oleh tindakan manusia. Yang harus anda lakukan ialah bukan menggolongkannya sebagai orang jahat, musuh, lalu untuk selamanya tidak berhubungan lagi dengannya, yang harus anda pelajari ialah secara rasional dan kepala dingin menyikapi permasalahan ini, memahami karakter kawan.

Namun, tentu saja di lubuk hati juga harus menimbang sikon ini, maka dengan demikian anda bisa memperkirakan, ketika suatu hari anda menjumpai sikon seperti itu, bagaimana kawan anda akan bereaksi. Ketika ia memohon sesuatu, anda juga bisa berdasarkan pertimbangan ini hendak membantu kawan sampai ke taraf apa.
  
Jikalau anda mampu tidak bereaksi berlebihan, kesalah-pahaman dalam pergaulan atau melukai ringan (hati) orang lain bisa saja diabaikan, maka anda akan menemukan sebetulnya  banyak orang tidaklah begitu jahat, masih bisa berteman dengan mereka (walau mereka tentu memiliki sisi yang egois). Tetapi, apabila ada orang yang bertubi-tubi melukai anda dan anda memastikannya sebagai musuh, selain itu hendak tidak berhubungan lagi selamanya, hal ini masih masuk akal. 

Tidak ada komentar:
Write komentar