Sajak Bunga Plum, adalah sebuah
Sajak 8 Bait pada Dinasti Song, berisikan Ramalan
kejadian masa kini di Negeri Tiongkok yang telah diramalkan sejak
zaman Dinasti Song tersebut, terutama sajak pada bait ke 8, 9
dan 10 berikut ini :
Sajak ke-8
Peristiwa di dunia ibarat main catur,
sejak awal sudah terlihat mana yang terpuruk.
Bersatu padu untuk tujuan bersama
namun bencana besar masih saja terjadi.
Macan tutul telah mati namun masih
meninggalkan kulitnya serangkap.
Pemandangan musim gugur terbaik ada di Chang'an
Sajak ke-9
Naga api bangkit dari tidur menyebabkan musibah di Gerbang Yan.
Tembok asli mengalami musibah Zhao yang menanggungnya.
Satu halaman bunga aneh, musim semi ada pemiliknya.
Angin badai sepanjang malam namun tak perlu dikhawatirkan.
Sajak ke-10
Beberapa kuntum bunga plum,
langit dan bumi jadi musim semi
Bila ingin mengetahui perihal Bo dan Fu,
tanyalah penyebab dahulu.
Dalam daerah yang luas dengan sendiri,
akan ada hari damai.
akan ada hari damai.
Segala tempat dianggap sebagai rumah,
siapa tuan rumah dan siapa tamunya.
Penjelasan Sajak ke-8 :
"Peristiwa di dunia ibarat permainan catur saja, sejak awal sudah terlihat pihak mana yang terpuruk."
Dalam
sejarah peristiwa yang terjadi di dunia seperti sebuah permainan catur,
yang dimaksud di sini adalah masa perang dingin pertentangan antara
aliansi negara-negara komunis internasional dengan kebebasan sistem
demokrasi negara Barat. Setelah tahun 1990, negara komunis berubah
warna, ini terhadap seluruh komunisme dapat dikatakan, adalah babak
terakhir dari suatu permainan catur. Aliansi negara komunis secara total
tercerai berai, kebanyakan negara melepaskan sistem komunis, bagi
komunis ini adalah bencana besar.
"Macan tutul telah mati namun masih meninggalkan kulitnya serangkap"
"Pemandangan musim gugur terbaik ada di Chang'an"
Penjelasan Sajak ke-9 :
"Naga api bangkit dari tidur menyebabkan musibah di Gerbang Yan"
"Naga
api" adalah naga merah yang jahat. Kata ini secara terpendam
mengisyaratkan "peristiwa berdarah 4 Juni di Lapangan Tiananmen", pada
tahun 1989, saat mahasiawa dan masyarakat mengajukan permohonan di
Lapangan Tiananmen, mengalami pembunuhan yang keji.
"Tembok asli mengalami musibah Zhao yang menanggungnya"
"Tembok
asli" pengertian umum adalah negara Tiongkok yang memiliki sejarah yang
terus-menerus selama 5.000 tahun, telah mengalami bencana ini. "Zhao
yang menanggungnya" menunjukkan Zhao Ziyang, karena peristiwa 4 Juni
ditindas. Beberapa kata di bawah ini, bila tidak memandangnya dari
bagian utama seluruh sajak, tidak akan mengetahui masalah kultivasi,
sangat sulit menjelaskannya secara rasional. Sebenarnya, beberapa kata
di bawah ini secara jelas mengungkapkan bagian utama dari ramalan ini.
Bila kita lihat sajak kalimat pertama, "Sejak jutaan tahun yang lalu,
untuk pertama kali pintu langit terbuka. Dalam daerah yang luas dengan
sendiri akan ada hari damai", makna sesungguhnya menjadi jelas.
"Satu halaman bunga aneh, musim semi ada pemiliknya"
Sebelum
tanggal 20 Juli 1999, Falun Gong menyebar di seluruh daratan Tiongkok,
di mana-mana adalah pengikut Dafa yang memakai lambang Falun Gong, di
mana-mana dapat terlihat gambar Falun. Ini yang disebut "satu halaman
bunga aneh". "Musim semi ada pemiliknya", adalah menunjukkan suatu hari
pada musim semi tahun tertentu, pengikut Falun Gong yang mengalami
penindasan akan secara terbuka dan penuh martabat bertemu dengan
Gurunya.
"Angin badai sepanjang malam namun tak perlu dikhawatirkan"
Komunis
Tiongkok menggunakan cara-cara pada zaman revolusi kebudayaan menindas
pengikut Falun Gong secara besar-besaran, ini tidak dapat dipahami
orang, ini yang disebut "angin badai sepanjang malam". Namun keteguhan
dan semangat penentangan yang terus-menerus yang diperlihatkan oleh
Falun Gong adalah sangat luar biasa, sebenarnya jarang terlihat dalam
sejarah. Hanya berdasarkan semangat ini saja, sudah dapat dipercaya
mereka akhirnya akan memperoleh kemenangan. Jika menggunakan kacamata
sejarah untuk melihatnya, biar betapa gilanya kejahatan, betapa ganasnya
dingin pada musim dingin akhirnya akan lewat, adalah "tak perlu
dikhawatirkan".
Penjelasan Sajak ke-10 :
"Beberapa kuntum bunga plum, langit dan bumi jadi musim semi"
Kalimat
ini adalah tulisan memperkeras atau memperhidup isinya, seluruh topik
sajak adalah datang dari sini, oleh sebab itu disebut "sajak bunga
plum". Pengikut Falun Gong yang telah melewati ujian yang keras menyebar
ke seluruh dunia, menyebar ke seluruh daratan Tiongkok seperti bunga
plum yang bangga di salju dan es menampakkan kedatangan musim semi. Itu
adalah saatnya Fa meluruskan manusia. Segala benda dan makhluk menyambut
kedatangan musim semi, menciptakan ketertiban dari kekacauan. Kalimat
ini juga bersahutan dengan kalimat pada sajak pertama "berapa banyak
orang yang pergi, berapa banyak orang yang datang", dengan kata lain ada
berapa banyak orang yang dapat mencapai kesempurnaan dan kembali?
"Bila ingin mengetahui perihal Bo dan Fu, tanyalah penyebab dahulu"
Bo
dan Fu adalah dua ramalan dalam kitab Yi Jing. "Bo" dan "Fu" adalah dua
istilah dari lambang nujum. Saat "Bo" mencapai titik klimaks. "Fu"
pasti akan terjadi, ini juga berarti bahwa sesuatu hal akan berbalik
saat mencapai klimaks. Sejarah ibarat sebuah roda yang berputar, ada
sebab mulanya tentu ada akibatnya. Sejarah umat manusia semua telah
diatur untuk pelurusan Fa kali ini.
"Daerah yang luas dengan sendiri akan ada hari damai"
Dalam alam semesta yang luas tak terhingga ini secara alami akan datang hari damai.
"Segala tempat dianggap sebagai rumah, siapa tuan rumah dan siapa tamunya"
Tidak ada komentar:
Write komentar