Manusia bekerja, bergaul dan hidup di masyarakat. Tentu saja terkadang terjadi pergesekan,
akan timbul salah paham kemudian menjadi dendam.
Tetapi jangan lupa di kantong dendam kita sendiri selalu diisi dengan ketulusan juga dada yang lapang.
Dengan tulus meminta maaf dan dengan lapang dada bersalaman tangan, lebih banyak memikirkan orang lain, lupakan rasa dendam akan menghadapi lebih sedikit rintangan dan akan mendapat lebih banyak memiliki kesempatan untuk menjadi sukses.
Xiao Lie dan Xiao Wang adalah kolega, juga teman akrab. Pada suatu hari mereka berdua duduk dan ngobrol, tangan Xiao Lie yang iseng mengambil satu lembar kertas sambil mengobrol tangannya mulai mencoret kertas itu dengan iseng.
Tetapi jangan lupa di kantong dendam kita sendiri selalu diisi dengan ketulusan juga dada yang lapang.
Dengan tulus meminta maaf dan dengan lapang dada bersalaman tangan, lebih banyak memikirkan orang lain, lupakan rasa dendam akan menghadapi lebih sedikit rintangan dan akan mendapat lebih banyak memiliki kesempatan untuk menjadi sukses.
Xiao Lie dan Xiao Wang adalah kolega, juga teman akrab. Pada suatu hari mereka berdua duduk dan ngobrol, tangan Xiao Lie yang iseng mengambil satu lembar kertas sambil mengobrol tangannya mulai mencoret kertas itu dengan iseng.
Setelah itu mereka berdua berpisah, Xiao Wang tanpa sengaja
melihat kertas yang di coret oleh Xiao Lie, didalam kertas itu terdapat tulisan
namanya, tetapi diatas namanya ada huruf “X”.
Pada saat ini Xiao Wang sangat
marah, dia lalu memanggil Xiao Lie dengan marah bertanya kepadanya, “Apa
maksudmu di atas nama saya di tulis huruf X, “X” berarti hukuman mati, apakah
engkau tidak tahu?”
Xiao Lie tergopoh-gopoh menjawab, “Saya hanya iseng, tanpa
sengaja mencoret ini, engkau jangan salah paham.”
Walau bagaimanapun Xiao Lie
menjelaskan, Xiao Wang tidak peduli terus saja marah, sampai akhirnya mengatakan
memutuskan hubungan dengan Xiao Lie, Xiao Lie tidak bisa berbuat apapun,
akhirnya mereka berdua menjadi musuh.
Mesir kuno adalah sebuah legenda, dimana ada
seorang pahlawan. Pada suatu hari dia sedang dalam perjalanan melewati jalan
pegunungan yang berliku-liku, tiba-tiba kakinya tersenggol sebuah kantong yang
menghalangi jalannya.
Pahlawan ini lalu menginjak kantong, kantong ini bukan
saja tidak pecah malah menjadi semakin besar, semakin lama semakin besar,
pahlawan ini menjadi emosi lalu mengambil sebuah kayu yang terdapat dipinggir
jalan, memukul kantongan ini. Kantongan ini semakin besar akhirnya menutup
seluruh jalan, pahlawan yang kecapekan ini tidak bisa berbuat apa-apa, akhir dia terduduk kelelahan.
Pada saat ini dari hutan keluar seorang suci, orang suci ini berkata kepada
pahlawan ini, “Temanku, jangan menyentuh kantong itu. Lupakan dia,
menghindarlah jauh-jauh darinya karena dia disebut “kantong dendam”. Jika engkau tidak
menyakitnya maka dia akan berubah menjadi kecil seperti semula, tetapi jika engkau
menyentuh atau menyakitnya, dia akan semakin besar menghalangi jalanmu dan seterusnya
dia akan menganggap engkau seperti musuhnya yang tidak akan dilepaskan.”
Tidak ada komentar:
Write komentar