Sesuatu di dalam kehidupan ini tidak perlu terlalu
diperhitungkan, tidak perlu sengaja diperhitungkan, cukup untuk Anda
hayati. Tidak perlu bergembira secara berlebihan karena telah
mendapatkan, dan sebaliknya juga tidak perlu bersedih karena telah
kehilangan.
Semuanya berimbang, masing-masing mempunyai makna tersendiri untuk kita petik dan kita hayati.
Apalah yang mau dibanggakan dan disedihkan. Walaupun kita telah memiliki seluruh dunia, kita juga hanya bisa makan tiga kali sehari, tidur di sebuah kasur. Walaupun Anda memiliki 100 ranjang, yang bisa Anda tiduri hanyalah satu ranjang. Walaupun Anda memiliki 1000 pasang sepatu, yang bisa Anda gunakan hanya satu pasang. Walaupun Anda bisa memesan 100 macam jenis makanan, tetapi berapa banyak yang bisa Anda makan? Paling-paling hanya bisa mengisi penuh satu lambung saja, bukankah begitu?
Ada orang yang mendapatkan lebih awal, ada orang yang mendapatkan belakangan, ada pula orang yang sama sekali tidak mendapatkan. Yang mendapatkan lebih awal mungkin akan kehilangan lebih awal pula, yang mendapatkan belakangan akan kehilangan belakangan, yang tidak mendapatkan tidak akan kehilangan. Jumlahnya adalah sama.
Manusia
datang ke dunia sebenarnya hanya untuk belajar melalui pengalaman
sendiri. Kekayaan dan kedudukan dari setiap orang ada perbedaan tinggi
dan rendahnya, tapi pengalaman tentang kegembiraan dan kebahagiaan tidak
ada perbedaan tinggi dan rendah.
Hanya saja kegembiraan dari orang kaya lebih rumit, sedangkan kegembiraan dari orang miskin lebih sederhana, hanya inilah perbedaannya. Orang yang bersamaan memiliki beberapa pria atau wanita, tidak akan lebih bahagia dari orang sederhana yang sendiri.
Di saat Anda gembira, kesedihan pun sedang mengintai di samping. Dan di saat Anda bersedih, kegembiraan pun akan datang bersama dengannya. Hingga akhirnya, Anda bisa menemukan, setiap jenis sudah dipadukan dengan baik, setiap macam kesengsaraan dan kegembiraan, setiap macam yang Anda dapatkan dan yang kehilangan, yang baik dan yang buruk, hingga akhirnya, Anda hitung dengan teliti, setelah dikurangi dan ditambahkan, jumlah angkanya akan sama.
Segala urusan yang berada di dalam dunia ini, selalu mengikuti suatu prinsip alam semesta, yakni "untuk mendapatkan Anda harus kehilangan". Cinta bisa memberi Anda kebahagiaan, tapi bersamaan itu cinta juga memberi kesengsaraan kepada Anda. Kekayaan bisa memberi Anda kenikmatan, tapi juga membawakan kerisauan. Keberhasilan membuat Anda senang, tetapi setelah mengalami kegagalan akan berubah menjadi suatu penderitaan yang begitu kuat hingga tak tertahankan.
Semuanya berimbang, masing-masing mempunyai makna tersendiri untuk kita petik dan kita hayati.
Apalah yang mau dibanggakan dan disedihkan. Walaupun kita telah memiliki seluruh dunia, kita juga hanya bisa makan tiga kali sehari, tidur di sebuah kasur. Walaupun Anda memiliki 100 ranjang, yang bisa Anda tiduri hanyalah satu ranjang. Walaupun Anda memiliki 1000 pasang sepatu, yang bisa Anda gunakan hanya satu pasang. Walaupun Anda bisa memesan 100 macam jenis makanan, tetapi berapa banyak yang bisa Anda makan? Paling-paling hanya bisa mengisi penuh satu lambung saja, bukankah begitu?
Ada orang yang mendapatkan lebih awal, ada orang yang mendapatkan belakangan, ada pula orang yang sama sekali tidak mendapatkan. Yang mendapatkan lebih awal mungkin akan kehilangan lebih awal pula, yang mendapatkan belakangan akan kehilangan belakangan, yang tidak mendapatkan tidak akan kehilangan. Jumlahnya adalah sama.
Mendapatkan atau memberikan dalam kehidupan seseorang tidak dapat
diputuskan hanya dari sisi permukaannya saja. Ada kalanya kita
sepertinya adalah pihak yang mendapatkan sesuatu, namun di lain pihak,
di suatu dimensi yang tak terlihat, kita justru telah kehilangan sesuatu
yang amat berharga hanya karena berusaha memperoleh sesuatu yang amat
sepele dan tidak berarti.
Jika Anda mendapatkan berapa banyak kegembiraan, maka ketika Anda kehilangan
juga akan mendapatkan berapa banyak kesedihan pula. Kematian akan
membuat setiap hal berubah menjadi adil, di dalam kematian, tidak ada
perbedaan antara orang kaya dan miskin, tidak bisa dikatakan bahwa orang
kaya matinya lebih enak, dan orang miskin matinya lebih sengsara.
Kematian bisa menampakkan keseluruhannya, dia selalu berupa angka penuh
yaitu sepuluh.
Ada
orang yang mendapatkan sepuluh angka penuh, saat dia meninggal, dia
harus kehilangan sepuluh angka juga, hal tersebut akan ‘sangat
menyengsarakan’, hal ini mutlak sangat adil. Ada
orang yang mendapatkan tiga bagian, ada orang yang mendapatkan tujuh
bagian. Yang mendapatkan angka tiga, hanya dengan tiga bagian
kebahagiaan, dia sudah bisa mendapatkan tujuh bagian kegembiraan. Yang
mendapatkan angka tujuh, dia memiliki tujuh bagian kebahagiaan, tapi
hanya mendapatkan tiga bagian kegembiraan.
Hanya saja kegembiraan dari orang kaya lebih rumit, sedangkan kegembiraan dari orang miskin lebih sederhana, hanya inilah perbedaannya. Orang yang bersamaan memiliki beberapa pria atau wanita, tidak akan lebih bahagia dari orang sederhana yang sendiri.
Di saat Anda gembira, kesedihan pun sedang mengintai di samping. Dan di saat Anda bersedih, kegembiraan pun akan datang bersama dengannya. Hingga akhirnya, Anda bisa menemukan, setiap jenis sudah dipadukan dengan baik, setiap macam kesengsaraan dan kegembiraan, setiap macam yang Anda dapatkan dan yang kehilangan, yang baik dan yang buruk, hingga akhirnya, Anda hitung dengan teliti, setelah dikurangi dan ditambahkan, jumlah angkanya akan sama.
Segala urusan yang berada di dalam dunia ini, selalu mengikuti suatu prinsip alam semesta, yakni "untuk mendapatkan Anda harus kehilangan". Cinta bisa memberi Anda kebahagiaan, tapi bersamaan itu cinta juga memberi kesengsaraan kepada Anda. Kekayaan bisa memberi Anda kenikmatan, tapi juga membawakan kerisauan. Keberhasilan membuat Anda senang, tetapi setelah mengalami kegagalan akan berubah menjadi suatu penderitaan yang begitu kuat hingga tak tertahankan.
Jika
Anda mendambakan sesuatu benda, dan telah mendapatkannya, hal itu
merupakan semacam kegembiraan. Namun sebaliknya, ketika Anda kehilangan
juga bisa merasakan penderitaan yang setimpal.
Ada
orang yang mendapatkan kekayaan, tetapi dia mungkin kehilangan
kesehatan, rumah tangga atau cinta kasih. Dan ada pula orang yang dalam
karier dia kurang berhasil, tetapi dalam kualitas hidup, kesehatan tubuh
atau kebebasan waktu mendapatkan keleluasaan yang lebih banyak. Ada
banyak hal yang kelihatannya tidak adil, tapi jika Anda pikir dengan
lebih teliti dan seksama, maka sebenarnya semua itu adil.
Ada
orang yang beranggapan orang kaya lebih bahagia, persepsi ini salah.
Kebahagiaan bisa didapatkan oleh orang miskin dengan menggunakan uang
beberapa ratus rupiah saja. Apabila mesti menunggu dia hingga berduit,
mungkin harus menggunakan uang beberapa puluh ribu bahkan beberapa ratus
ribu rupiah baru bisa mendapatkan kebahagiaan yang setara.
Ketika
cita rasa Anda makin berat, benda-benda itu semakin kurang dalam mulut
perasa Anda. Ketika uang Anda makin banyak, nilai dari uang itu semakin
kecil. Ketika perut Anda sangat lapar sekali, memberi Anda sebuah mantou
(roti kukus tanpa isi) pasti Anda merasakan sangat nikmat, tapi ketika
Anda sudah menghabiskan lima mantou, Anda pasti bisa merasakan makanan
itu tidak ada rasanya.
Orang
yang memiliki uang terlalu banyak takut dicuri dan takut dirampok.
Rumah (tempat tinggal) yang terlalu besar, takut tidak sang-gup untuk
membersihkan. Makan terlalu banyak takut gemuk, makan terlalu enak takut
mati. Anda boleh mengamati, orang kaya sekarang mengonsumsi apa saja.
Mulai makan sayuran, buah-buahan, ketela, akar-akaran, kacang-kacangan,
minum alang-alang dan sari gandum, akan tetapi jika kita telusuri lebih
lanjut sebenarnya makanan dan minuman ini dulu adalah makanan
orang-orang miskin atau makanan yang diberikan pada hewan.
Hal
ini membuat saya teringat akan sebuah cerita. Ada seekor rubah, melihat
di dalam pagar tumbuh sebatang pohon anggur, dahan-dahannya ditumbuhi
buah-buah anggur yang sangat menggiurkan, melihat ini rubah itu
mengeluarkan air liur, lalu dia mencari jalan untuk masuk ke dalam.
Akhirnya,
dia menemukan satu lubang kecil, karena lubang itu terlalu kecil,
badannya tidak cukup untuk masuk ke dalamnya. Maka, di luar pagar itu
dia (si rubah) berpuasa selama 6 hari. Setelah badannya jadi kurus
karena lapar, akhirnya dia pun bisa menerobos lubang itu untuk masuk ke
dalam, dengan bahagia dia menikmati anggur-anggur itu.
Tetapi
kemudian, dia menemukan sesudah makan anggur sampai kenyang badannya
bertambah besar, sehingga tidak memungkinkan dia menerobos lubang untuk
ke luar pagar. Oleh karena itu dia lalu berpuasa lagi selama 6 hari,
badannya dikuruskan lagi baru bisa keluar dari pagar. Karena itulah saya
katakan, jumlahnya adalah sama, bukankah begitu?
Tikus
adalah hewan yang tinggal di selokan. Seekor tikus yang tinggal di
pinggir sungai yang minum air sungai setiap hari, dan seekor tikus yang
minum air dari dalam selokan, tidak ada perbedaan. Kenyataannya, dalam
perut seekor tikus bisa menampung berapa banyak air? Minum air terlalu
banyak, selain akan terlalu kenyang, masih ada manfaat apa?
Tidak ada komentar:
Write komentar