|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 17 Oktober 2012

Jika Milik Sendiri Tidak Akan Hilang

 

Di sebuah desa di Tiongkok utara, tinggal seorang keluarga kaya, yang mempekerjakan seorang pegawai. Ayah dari pegawai tersebut semasa masih hidupnya juga bekerja di keluarga orang kaya ini, seumur hidupnya setia melayani dan mengumpulkan pahala bagi anak keturunannya.
 
Suatu malam pada bulan 12, pegawai itu bermimpi. Dalam mimpi, ia bertemu dengan ayahnya yang telah meninggal dan memberitahu kepadanya untuk menyapu kotoran kuda di kandang kuda pada keesokan sore. Dia akan menemukan sebuah kantong berwarna biru, dalam kantong berisi 10 keping uang emas. 

Dalam mimpi, sang ayah berulang kali berpesan kepadanya, dari 10 keping uang emas tersebut hanya 1 keping miliknya, sisa 9 keping uang emas adalah milik keluarga kaya itu, harus dikembalikan kepada pemiliknya, jangan diambil karena itu bukan miliknya.

Pegawai tersebut menuruti pesan sang ayah, sore hari itu dia pergi ke kandang kuda si hartawan untuk menyapu. Ketika dia menyapu, dia benar-benar menemukan sebuah kantong berwarna biru, di dalamnya berisi 10 keping uang emas. Pegawai tersebut sejak kecil tidak pernah melihat uang emas sebanyak itu, hatinya menjadi tergerak. 


Dia berpikir dengan 10 keping uang emas tersebut sudah cukup untuk dinikmati seumur hidup, semasa hidupnya sekarang ini sudah tidak perlu lagi bekerja di tempat orang, sejak saat ini dia akan hidup berkecukupan.

Pegawai itu merasa bahwa uang emas dia lah yang menemukan, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan si hartawan, lalu dia memutuskan untuk memiliki sendiri 10 keping uang emas itu.

Selesai makan malam, pegawai itu akan membawa 10 keping uang emas itu pulang ke rumah. Lalu dia mencari si hartawan dan berkata: “Tahun baru imlek hampir tiba, sebenarnya masih ingin bekerja beberapa hari lagi di tempat majikan. Tetapi, istri saya akan melahirkan, ingin pulang lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan.” Si hartawan itu seorang yang baik hati, dengan gembira ia mengizinkan.

Rumah pegawai tersebut hanya berjarak 8 km dari rumah sang majikan, hanya 1 jam perjalanan. Karena itu, dia tidak kuatir membawa 10 keping uang emas itu pulang ke rumahnya saat petang.

Sebenarnya, pegawai itu hanya berhak memiliki 1 keping uang emas, karena sebesar itulah De (pahala) yang dikumpulkan oleh leluhurnya, sisanya merupakan akumulasi De (pahala) dari leluhur sang majikan. Namun karena si pegawai itu mengambil seluruhnya, membuat pejabat yang mengatur pembagian rezeki di atas Langit menjadi sangat gusar. Karena itu, dia menjelma menjadi seorang perampok, menunggu di tengah perjalanan yang tidak jauh dari desa, dia ingin memberikan pelajaran kepada pegawai itu.

Dengan gembira pegawai itu berjalan pulang. Ketika tiba di tempat yang tidak jauh dari desa, mendadak muncul seorang pria bertubuh tinggi dan kekar. Pria itu menghampirinya, dengan sekali pukul dia tersungkur di tanah. Pria itu mengancamnya dengan pisau: “Keluarkan semua uang emas yang kau bawa, maka saya ampuni nyawamu!”

Pegawai itu sangat ketakutan, dari saku dia mengeluarkan 9 keping uang emas dan berkata “9 keping, hanya 9 keping.”

Pria itu menghardik “Omong kosong, masih ada.” Demi menyelamatkan nyawanya, si pegawai itu terpaksa mengeluarkan kepingan emas yang ke-10. Setelah mendapatkan 10 keping uang emas, pria itu menendang tubuh si pegawai dengan keras, lalu meninggalkannya begitu saja.

Melihat pria itu sudah pergi jauh, si pegawai itu baru berani berdiri. Sungguh bagaikan dalam mimpi, dengan pikiran kacau dia pulang ke rumah. Begitu sampai dirumah, dia hanya mengatakan pada istrinya dia sangat lelah, selanjutnya dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Istrinya berpikir, bekerja sehari penuh tentu tidaklah mudah, dia cepat-cepat melayani suaminya untuk beristirahat.

Pejabat Langit yang mengatur rezeki, sangat berhati-hati dan bersungguh-sungguh terhadap pekerjaannya, terhadap tugas yang diberikan, dia pasti menyelesaikan dengan sempurna.

Kemudian si pejabat Langit itu menjelma menjadi seorang kakek tua datang ke rumah si hartawan, kakek itu berkata kepada si hartawan “Saya tahu, ayah Anda telah lama meninggal. Sewaktu masih hidup, saya salah seorang rekan dagang ayahmu. Ayahmu telah meninggalkan 10 keping uang emas, dan menyuruh saya memberikannya pada Anda. 9 keping uang emas milik Anda, sedangkan1 keping uang emas untuk pegawai Anda. Tidak boleh diambil semua, yang 1 keping harus Anda berikan kepada pegawai Anda.” Selesai berbicara, si kakek tua mengeluarkan 10 keping uang emas dari dalam saku dan diletakkan diatas meja, lalu mendadak menghilang.

Si hartawan itu terkejut, namun kemudian dia mengerti bahwa hari ini telah menjumpai Dewa rezeki. Kata-kata dari Dewa, dia tidak berani untuk melanggarnya, dia berencana segera memberikan sendiri satu keping uang emas itu kepada pegawainya.

Satu jam kemudian, si hartawan sampai dirumah si pegawai itu. Si hartawan berkata “Anda telah bersusah payah membantu saya selama satu tahun ini. Istrimu juga akan melahirkan anak, saya kuatir Anda membutuhkan banyak biaya, maka saya membawakan satu keping uang emas untuk Anda dan mengucapkan Selamat Tahun Baru.”

Sekeping uang emas itu diletakkan di atas meja. Istri pegawai itu tidak mengerti apa yang terjadi, dan tercengang dibuatnya. Sedangkan pegawai itu juga melongo, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Satu-satunya yang dipikirkan dalam hatinya adalah jika uang itu milik sendiri, maka tidak akan hilang, jika bukan milik sendiri ingin mendapatkan pun tidak akan bisa. (Yi Dishui / The Epoch Times )



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel. 

Tidak ada komentar:
Write komentar