Di Guangxi, kota Nanning ada sebuah sumur. Air sumur tersebut sangat
jernih dan mani, serta dapat melepaskan dahaga di musim panas dan
menghangatkan di musim dingin.
Orang dari luar kota yang tidak pernah meminum air sumur tersebut jika
sakit dapat mengobati penyakit. Ada sebuah legenda untuk sumur tua itu.
Dahulu pada dinasti Song utara, panglima Diqing diperintah untuk
berperang melawan pemberontak. Ketika melewati kota Nanning, ada seorang
prajurit bernama Lei Bolong jatuh sakit.
Karena masa peperangan kekurangan obat. Semakin lama penyakit Lei
Bolong semakin parah, Diqing takut penyakit Lei Bolong menular kepada
prajurit yang lain oleh sebab itu dia mengusir Lei Bolong dari barak
militer.
Lei Bolong dengan susah payah merangkak, akhirnya dia sampai di sebuah
padang rumput. Karena terlalu lemah tidak bertenaga akhirnya dia hanya
bisa terbaring di padang rumput.
Di padang rumput dia melihat sepasang burung gagak yang tidak dapat
terbang. Pasangan burung itu sangat terkejut melihat Lei Bolong. Mereka
bercicit tanpa henti. Lei Bolong sangat kasihan melihat burung gagak
ini, dia lalu menangkap 2 ekor ulat serta menyuapi mereka berdua.
Dewa petir melihat kebaikan hati Lei Bolong merasa tersentuh. Dia
sangat simpati kepada Lei Bolong. Lalu dengan mengibaskan tangannya dia
mengibaskan air surgawi ke tempat Lei Bolong. Segera air surgawi yang
terjatuh dari langit berubah menjadi sebuah kolam air kecil yang jernih.
Pada saat itu, Lei Bolong siuman dari pingsan. Dia merasa sangat haus,
dan dengan sekuat tenaga dia merangkak ke kolam, lalu mengambil airnya
dan meminumnya dengan lahap.
Sangat ajaib, begitu dia meminum air tersebut, dia merasa badannya
menjadi ringan dan terasa agak nyaman. Setelah beberapa saat dia kembali
meminum seteguk lagi, dia menyadari seluruh penyakitnya telah sembuh.
Lei Bolong sangat gembira, dengan tergesa-gesa di kembali ke barak
militer.
Para prajurit yang telah beberapa hari kekurangan air, satu persatu
jatuh sakit. Panglima Diqing sedang panik memikirkan masalah ini.
Hingga kemudian dia melihat kedatangan Lei Bolong. Dia sangat kaget,
melihat Lei Bolong sudah sehat.
Lei Bolong kemudian menceritakan peristiwa yang dilaluinya, bahwa
setelah meminum air di kolam penyakitnya segera sembuh, Diqing merasa
heran, lalu memerintahkan Lei Bolong membawa dirinya serta beberapa
prajurit ke tempat kolam berada.
Diqing menyuruh prajuritnya mengangkat seember air pulang ke barak, dan
menyuruh prajurit yang sakit meminum air tersebut. Benar saja, begitu
para prajurit yang sakit meminum air tersebut langsung sembuh. Panglima
Diqing sangat gembira lalu dia menyuruh prajuritnya segera menggali
sebuah sumur di kolam tersebut, dan memerintahkan seluruh prajuritnya
meminum air tersebut untuk mencegah terserang penyakit.
Setelah mereka berhasil membasmi pemberontak, Diqing menghadiahkan
gelar kehormatan kepada Lei Bolong. Untuk memperingati kejadian ini,
penduduk di Nanning memberi gelar sumur tersebut sebagai “Sumur Obat”
(Erabaru)Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar