Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Satu perkataan bijak bagai sebuah kehangatan di
musim dingin, kata-kata jahat yang melukai orang bagaikan udara dingin
di bulan Juni.” Bukankah demikian?
Setiap kali teringat kepada orang-orang yang berbaik hati tanpa menuntut imbalan, dalam hati saya selalu penuh dengan rasa hormat. Didalam kehidupan ini jikalau kekurangan orang-orang seperti ini, maka dunia ini akan sama sekali berbeda.
Setiap kali teringat kepada orang-orang yang berbaik hati tanpa menuntut imbalan, dalam hati saya selalu penuh dengan rasa hormat. Didalam kehidupan ini jikalau kekurangan orang-orang seperti ini, maka dunia ini akan sama sekali berbeda.
Kadangkala sebuah ucapan selamat yang datang dari jauh, semangat yang
diberikan kepada kita oleh seorang kerabat atau teman, bahkan sebuah
senyuman yang dilontarkan oleh orang di jalanan, akan membuat orang
merasakan bahwa dunia ini penuh harapan, dan kehangatan ini akan
tersebar dari diri sendiri kepada orang berikutnya.
Dikatakan akan mengubah dunia ini, jika dikatakan sulit memang sulit,
jika dikatakan mudah juga tidak terlalu sulit. Suasana hati diri
sendiri, ekspresi, tutur kata dan perilaku semua ini secara langsung
maupun tidak langsung, memengaruhi orang lain, dan pengaruh ini juga
akan memantul kembali memengaruhi diri sendiri….
Tentunya bumi akan tetap ber-putar walaupun kekurangan salah seorang
dari kita, matahari juga akan tetap terbit dan terbenam setiap hari.
Tetapi jika dilihat dari sudut pandang lain, setiap manusia mempunyai
peran yang sangat penting. Jangan dikatakan dulu dalam suatu keluarga
bagaimana dia terhadap orang tuanya, atau bagaimana dia terhadap
anaknya, atau dalam suatu pekerjaan bagaimana dia terhadap pemilik dan
bawahan serta pelanggannya, hanya diantara para tetangga kita, bahkan
diantara orang lewat yang bertemu secara tidak sengaja, semua ini juga
hal yang luar biasa.
Walaupun sudah berselang beberapa tahun, masih teringat suatu peristiwa
ketika saya baru tiba di Amerika untuk menuntut ilmu. Ketika itu suatu
akhir pekan di musim dingin, sedang turun salju lebat yang ketebalannya
hampir tujuh centi. Akan tetapi saya harus menyelesaikan sampel di
laboratorium, apa daya di sekeliling tempat tinggal saya telah tertumpuk
salju tebal, mobil juga tidak bisa saya pakai.
Tidak ada cara lain lagi terpaksa mencari sebuah mantel yang paling
tebal dalam lemari, dikenakan dan keluar rumah. Jarang sekali ada
kendaraan di jalanan, lebih-lebih pejalan kaki. Perjalanan itu biasanya
ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit, tetapi karena angin sangat
kencang, dan masih turun salju, maka berjalan ke depan sangat berat.
Berjalan hingga hampir tengah perjalanan, merasakan perjalanan ini
sangat sulit untuk diteruskan, tetapi hati ini tidak rela untuk pulang.
Tepat pada saat itu, ada sebuah mobil yang melaju menuju ke arahku,
namun saya tidak memperhatikannya, tetap terus berjalan dengan
menundukkan kepala. Tak disangka, setelah melewati saya, mobil itu
berputar balik dan berhenti di samping saya. Pengemudi mobil bertanya
apakah saya bersedia menumpang mobilnya. Setelah mengucapkan terima
kasih, saya naik ke dalam mobilnya. Pemilik mobil seorang gadis Amerika.
Dia mengatakan bahwa dia bertugas sebagai wartawan dari koran
universitasnya, maka meski cuaca seburuk apapun harus keluar rumah untuk
mengadakan wawancara.
Setelah mengantar saya ke laboratorium, dia bertanya kepada saya
bagaimana pulang nanti. Saya menjawab masih belum terpikir oleh saya.
Dia bertanya lagi kepada saya, berapa lama saya mengerjakan eksperimen,
saya katakan paling sedikit membutuhkan waktu 10 - 20 menit. Dia lalu
berkata bahwa dia akan menunggu saya di dalam mobilnya, menunggu saya
selesai mengerjakan eksperimen lalu akan mengantarkan saya pulang.
Saya berkata bukankah akan sangat merepotkannya. Dia menjawab tidak
apa-apa, dan kebetulan dia ada bahan wawancara yang harus direvisi, jadi
bisa dikerjakan di dalam mobil. Karena itu saya pergi mengerjakan
eksperimen saya. Akhirnya, saya diantar pulang olehnya. Universitas
tempat saya belajar sangat lah luas, sesudahnya saya tidak pernah
berjumpa dengannya lagi.
Setelah beberapa tahun kemudian, suatu kali ketika saya berlibur ke
pantai bersama istri saya, karena kurang berhati-hati mobil saya
terperosok ke dalam pasir di pinggir pantai. Bukan hanya mobil tidak
bisa keluar, semakin mobil berusaha keluar dari sana, ban mobil semakin
masuk kedalam pasir, akhirnya setengah ban mobil terpendam di pasir,
dalam ketidak-berdayaan saya hanya bisa menantikan pertolongan dari
orang yang baik hati.
Kemudian datang seorang Amerika yang mengemudikan sebuah mobil jeep. Dia
menghentikan mobilnya di samping, lalu menghampiri saya untuk
memberikan pertolongan. Karena mobil saya terperosok terlalu dalam, maka
dia harus menggali pasir hingga terlihat dasar ban, Dia lalu mengambil
sebuah rantai sangat besar di dalam mobilnya, satu sisi rantai diikatkan
pada mobil saya, sisi lain dikaitkan pada mobilnya.
Sibuk untuk beberapa saat lamanya, mobil saya baru bisa ditarik kembali
ke jalan. Dari awal hingga selesai membutuhkan waktu sekitar 20 menit,
saya hanya bisa berdiri di sampingnya tanpa membantu apa-apa, sedangkan
orang itu sibuk hingga keringat memenuhi tubuh. Saya mengeluarkan
sedikit uang sebagai tanda terima kasih kepadanya, namun dia menolak
menerima dan meninggalkan kami begitu saja.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar