|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 14 Desember 2012

Bencana Adalah Sandaran Dari keberuntungan, Dalam Keberuntungan Terpendam Bencana

 

Ada suatu perkataan dari Laozi ( 老子), “Bencana adalah sandaran dari keberuntungan, dalam keberuntungan terpendam bencana.” 

Kalimat ini sungguh benar !  Seandainya jika kita hidup berdampingan secara damai dengan makhluk hidup lainnya.

karena bagaimanapun mereka juga merupakan satu bagian dari ekologi dan merupakan salah satu mata rantai dalam alam. Tempat yang rindang, nyaman, sepi juga leluasa, sudah cukup nyaman, bagaimanapun juga kita boleh serakah dan tak mengenal puas.

Sesungguhnya, kekurangan di dunia ini terlalu banyak, bagaimana bisa terhitung? Dalam buku You Meng Ying karya Zhang Chao, tertulis ada sepuluh penyesalan yang didiskusikan untuk mengurai kerisauan. Dia mengatakan dengan rincian,
1. menyesalkan buku mudah berayap, 
2. menyesalkan malam musim panas bernyamuk, 
3. menyesalkan balkon mudah bocor, 
4. menyesalkan daun bunga seruni banyak layu, 
5. menyesalkan pohon pinus bersemut besar, 
6. menyesalkan daun bambu mudah rontok, 
7. menyesalkan bunga Guihua (Sweet Osmanthus) dan teratai mudah rontok, 
8. menyesalkan ara panjat dan lobak menyembunyikan ular, 
9. menyesalkan rak bunga berduri, 
10. menyesalkan ikan gembung beracun.” 

Guru saja masih demikian, apalagi kami yang sebagai orang awam, bagaimana bisa terhindari? Yang paling penting adalah memahami dan menerima segala kekurangan itu.

Khusus mengagumi dua kalimat dalam syair Wang Wei, seorang pujangga zaman Dinasti Tang, “Berjalan hingga tempat tiada air, duduk dan memandang awan muncul.” Dalam syair itu menampakkan ketenangan dan kenyamanan, kalem dan bebas, membuat semua orang mendambakannya. 


Kehidupan itu adalah sepotong perjalanan, setiap masa berkemungkinan terjadi kekurangan ‘tiada air’, tetapi jika bisa menggunakan taraf seperti kata-kata dalam syair menghadapi kesulitan, kalau bisa demikian, maka setiap saat akan mendapatkan keindahan ‘awan muncul’, maka dalam kehidupan juga memiliki perbalikan, memiliki vitalitas.
 

Ketika berada dalam jalan buntu jangan putus harapan, karena situasi itu adalah awal mula suatu harapan.




Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.  

Tidak ada komentar:
Write komentar