Zaman dulu di daratan China ada seorang pemuda yang bernama “Wan Nian (万年) ” melihat kekacauan perhitungan musim pada saat itu, muncullah
niat untuk memperbaiki cara perhitungan musim agar lebih akurat.
Suatu hari, Pemuda tersebut lelah bekerja dan duduk di bawah pohon untuk istirahat.
Dia kemudian terinspirasi oleh Bayangan Pohon yang bergerak sehingga menciptakan suatu alat untuk memantau pergerakan bayangan matahari agar dapat mengetahui dan mengukur waktu dalam satu hari.
Kemudian, tetesan air dari tebing juga menginspirasikan dia untuk
menciptakan alat bertingkat lima yang bernama “Wu Ceng Lou Hu (五层漏壶)”
untuk mengukur waktu.Suatu hari, Pemuda tersebut lelah bekerja dan duduk di bawah pohon untuk istirahat.
Dia kemudian terinspirasi oleh Bayangan Pohon yang bergerak sehingga menciptakan suatu alat untuk memantau pergerakan bayangan matahari agar dapat mengetahui dan mengukur waktu dalam satu hari.
Dengan Alat-alat yang diciptakannya, dia menemukan bahwa masing-masing Musim akan berulang kembali setiap 360-an hari.
Raja pada saat itu bernama “Zu Yi (祖乙)” juga sering dipusingkan dengan masalah situasi perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Pemuda “Wan Nian” kemudian membawa alat-alat ciptaannya untuk menemui sang Raja. Raja Zu Yi sangat gembira mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang perhitungan perubahan musim yang ditemukan oleh Wan Nian dan meminta Wan Nian untuk tinggal di Istana.
Sang Raja membangun sebuah bangunan yang bernama “Ri Yue Ge” atau “Pavilion Matahari Bulan” untuk mengetahui hukum alam tentang hari dan bulan. Dapat mengetahui lebih akurat waktu Fajar dan Senja setiap harinya, menciptakan Kalender untuk kepentingan dan kesejahteraan Rakyatnya.
Suatu hari, Sang Raja pergi ke Pavilion Matahari Bulan (Ri Yue Ge) untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan pembuatan Kalender, beliau melihat sebuah puisi yang terukir di sisi pavilion Matahari Bulan :
"Matahari terbit dan Tenggelam selama tiga ratus enam puluh, dan terus menerus berulang.
Rumput dan pohon layu mekar terbagi menjadi empat musim, terdapat 12 kali bulan purnama."Mengetahui Wan Nian sudah berhasil, Sang Raja langsung pergi menemui Wan Nian yang berada di Pavilion tersebut. Wan Nian menunjukkan perbintangan dan berkata kepada Raja Zu Yi, “sekarang 12 bulan sudah penuh, satu tahun sudah selesai, Musim Semi yang kembali lagi.
Wan Nian kemudian meminta Raja Zu Yi untuk menentukan Hari Raya yang dimaksud tersebut. Raja Zu Yi kemudian berkata,“Sekarang adalah Musim Semi yang juga merupakan Musim pertama dalam satu Tahun, maka kita sebut saja Hari Raya Musim Semi”.
Demi untuk memperingati jasa Wan Nian, maka raja memberi nama penanggalan tersebut sebagai "Penanggalan Wan Nian", dan menganugerahkan Wan Nian sebagai dewa panjang umur bulan dan matahari.
Belakangan ini, saat tahun baru orang-orang akan menggantung gambar dewa panjang umur, dan konon katanya adalah untuk memperingati Wan Nian, maka hari raya tersebut lantas dinamakan festival musim semi. Itulah asal usul pertama munculnya Hari Raya Musim Semi atau Tahun Baru Imlek yang kita kenal sampai saat ini.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar