Pada masa Dinasti Han, sekitar 2000 tahun lalu, diselah utara Gunung Hua yin, hidup satu keluarga bermarga Yang.
Pekerjaan mereka petani dan hanya memiliki seorang anak yang sangat mereka cintai sehingga mereka menamakannya Harta (bao).
Yang Bao tidak hanya pandai, baik hati, dan cerdas tetapi juga sangat tampan dengan alis lebat dan mata cemerlang. Orang tuanya mencukur semua rambutnya, dan hanya menyisakan dua ikat rambut di bagian atas kepalanya. Semua orang sangat sependapat kalau Yang Bao sangat manis.
Yang Bao mencintai alam. Dia menghabiskan banyak waktu bermain di Hutan Gununh Huayin. Suatu hari, saat berumur Sembilan tahun, seperti biasa dia sedang bermain di luar.
Tiba-tiba Yang Bao mendengar tangisan dari atas. Ketika mendongak, ia melihat seekor burung hantu pemburu baru saja menangkap seekor burung kecil di angkasa.
Burung hantu sangat terkejut ketika mengetahui ada orang yang melihat perburuannya sehingga menjatuhkan tangkapannya. Burung kecil berbaring tidak berdaya.
Yang Bao cepat-cepat datang dan mengangkat burung kecil itu lalu membersihkannya dari semut. Burung kecil itu lalu dibawanya pulang dan di rawat dalam sangkar bambu. Yang Bao mencintai burung kecilnya.
Dia memberinya makan kelopak bunga krisan dan merawat lukanya hingga cukup kuat untuk terbang. Ia lalu membawanya ke hutan dan membiarkannya pergi.
“ Kamu bebas sekarang! Hati-hati dengan burung hantu! Selamat tinggal!”
Suatu ketika pada malam hari, di dalam lelapnya, Yang Bao bermimpi aneh. Seorang anak laki-laki berpakaian coklat datang untuk berterima kasih padanya, karena nyawanya telah diselamatkan.
Dia memberi Yang Bao empat gelang giok putih yang sangat berharga dan berkata, “ Saya adalah utusan Ratu Surga, oleh karena Anda telah menyelamatkan nyawa saya. maka saya ingin menunjukkan rasa terima-kasih dengan memberi Anda empat gelang giok yang murni ini dengan harapan anak-cucu anda akan sebersih giok murni dan mempunyai jabatan tinggi di pemerintahan.”
Tetapi Yang Bao tidak bersedia menerima hadiah tersebut. Namun, anak laki-laki itu tetap memaksanya, sehingga dia akhirnya menerima gelang-gelang itu.
Begitu ia menerimanya, dia terbangun, “ Sungguh mimpi yang aneh,” pikirnya sambil menggelengkan kepala. Semua anak, cucu, buyut, dan cicit Yang Bao berhati sebersih giok murni. Dan, semua empat generasi keturunannya mempunyai jabatan penting di pemerintahan.
Tanamlah kebajikan sejak kecil. Dengan begitu saat dewasa kita dapat merasakan indahnya kehidupan.
Welas Asih Dewi Kwan Im :
Yang paling banyak menciptakan dosa adalah "mulut" demi keserakahan dan makanan, menciptakan dosa membunuh, juga demi memperoleh sesuatu, kemudian berhitungan dengan orang lain, membicarakan gosip.
Disaat emosi memarahi orang dan bumi. disaat kehilangan kontrol perasaan, apapun berani di bicarakan dan dilakukan, tapi saat hati sudah tenang, maka anda akan menyadari bahwa tadi benar-benar tidak seperti manusia, lebih tidak mirip Buddha, tetapi seperti hantu dan iblis.
Jadi harus belajar membina jiwa besar untuk mencapai ketenangan dan kerukunan. Saat emosi, cobalah bercermin, lihatlah seperti apa bentuk wajah Anda? Kita harus belajar membina suasana hati agar hati ini tenang dan senantiasa gembira, dengan adanya ketenangan baru kearifan bisa muncul dan tidak melakukan kesalahan. ( Admin Kebajikan)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Pekerjaan mereka petani dan hanya memiliki seorang anak yang sangat mereka cintai sehingga mereka menamakannya Harta (bao).
Yang Bao tidak hanya pandai, baik hati, dan cerdas tetapi juga sangat tampan dengan alis lebat dan mata cemerlang. Orang tuanya mencukur semua rambutnya, dan hanya menyisakan dua ikat rambut di bagian atas kepalanya. Semua orang sangat sependapat kalau Yang Bao sangat manis.
Yang Bao mencintai alam. Dia menghabiskan banyak waktu bermain di Hutan Gununh Huayin. Suatu hari, saat berumur Sembilan tahun, seperti biasa dia sedang bermain di luar.
Tiba-tiba Yang Bao mendengar tangisan dari atas. Ketika mendongak, ia melihat seekor burung hantu pemburu baru saja menangkap seekor burung kecil di angkasa.
Burung hantu sangat terkejut ketika mengetahui ada orang yang melihat perburuannya sehingga menjatuhkan tangkapannya. Burung kecil berbaring tidak berdaya.
Yang Bao cepat-cepat datang dan mengangkat burung kecil itu lalu membersihkannya dari semut. Burung kecil itu lalu dibawanya pulang dan di rawat dalam sangkar bambu. Yang Bao mencintai burung kecilnya.
Dia memberinya makan kelopak bunga krisan dan merawat lukanya hingga cukup kuat untuk terbang. Ia lalu membawanya ke hutan dan membiarkannya pergi.
“ Kamu bebas sekarang! Hati-hati dengan burung hantu! Selamat tinggal!”
Suatu ketika pada malam hari, di dalam lelapnya, Yang Bao bermimpi aneh. Seorang anak laki-laki berpakaian coklat datang untuk berterima kasih padanya, karena nyawanya telah diselamatkan.
Dia memberi Yang Bao empat gelang giok putih yang sangat berharga dan berkata, “ Saya adalah utusan Ratu Surga, oleh karena Anda telah menyelamatkan nyawa saya. maka saya ingin menunjukkan rasa terima-kasih dengan memberi Anda empat gelang giok yang murni ini dengan harapan anak-cucu anda akan sebersih giok murni dan mempunyai jabatan tinggi di pemerintahan.”
Tetapi Yang Bao tidak bersedia menerima hadiah tersebut. Namun, anak laki-laki itu tetap memaksanya, sehingga dia akhirnya menerima gelang-gelang itu.
Begitu ia menerimanya, dia terbangun, “ Sungguh mimpi yang aneh,” pikirnya sambil menggelengkan kepala. Semua anak, cucu, buyut, dan cicit Yang Bao berhati sebersih giok murni. Dan, semua empat generasi keturunannya mempunyai jabatan penting di pemerintahan.
Tanamlah kebajikan sejak kecil. Dengan begitu saat dewasa kita dapat merasakan indahnya kehidupan.
Welas Asih Dewi Kwan Im :
Yang paling banyak menciptakan dosa adalah "mulut" demi keserakahan dan makanan, menciptakan dosa membunuh, juga demi memperoleh sesuatu, kemudian berhitungan dengan orang lain, membicarakan gosip.
Disaat emosi memarahi orang dan bumi. disaat kehilangan kontrol perasaan, apapun berani di bicarakan dan dilakukan, tapi saat hati sudah tenang, maka anda akan menyadari bahwa tadi benar-benar tidak seperti manusia, lebih tidak mirip Buddha, tetapi seperti hantu dan iblis.
Jadi harus belajar membina jiwa besar untuk mencapai ketenangan dan kerukunan. Saat emosi, cobalah bercermin, lihatlah seperti apa bentuk wajah Anda? Kita harus belajar membina suasana hati agar hati ini tenang dan senantiasa gembira, dengan adanya ketenangan baru kearifan bisa muncul dan tidak melakukan kesalahan. ( Admin Kebajikan)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar