Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sebentar lagi kita akan merayakan Tahun Baru Imlek yang tahun ini jatuh pada tanggal 10 February 2013.
Tentunya kita telah mulai mengadakan berbagai persiapan menjelang perayaan tahun baru Imlek ini.
Perayaan Tahun Baru Imlek adalah merupakan pesta terpanjang dan paling penting dalam kalender Cina. Festival Musim Semi yang dimulai pada tanggal 1 bulan pertama penanggalan Imlek atau sering juga disebut dalam istilah mandarin “Zhen Yue Chu Yi ” merupakan hari pertama dalam satu Tahun dan dirayakan sebagai Tahun Baru Imlek atau juga dikenal sebagai istilah “Chun Jie” dalam bahasa Mandarin dan akan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek.
Istilah “Chun Jie” atau “Hari Raya Musim Semi” dipakai karena pada hari itu juga merupakan awal mulainya musim Semi dalam satu Tahun. Musim Semi merupakan salah satu musim dari 4 musim di Negara-negara yang terletak di bagian Utara Bumi ini.
Tentunya tanpa mengetahui budaya Cina dan agama, sangat sulit bagi orang asing untuk memahami perayaan Tahun Baru Imlek yang akan berlangsung selama 15 hari.
Hal ini tentunya diperlukan sekitar tiga minggu untuk mempersiapkan hari-hari festival dan 15 hari untuk merayakannya, tetapi tuntutan kehidupan modern sekarang ini kebanyakan orang tidak bisa ikut merayakannya karena tidak mempunyai waktu yang lama untuk libur.
Untuk memahami lebih lanjut tentang perayaan Tahun Baru Imlek, kita perlu tahu beberapa latar belakang budaya Cina. Tahun Baru Imlek adalah perayaan perubahan yang lama pergi dan yang baru datang !" yang juga bermakna kesempatan untuk meninggalkan masalah dari tahun sebelumnya dan memulai di tahun yang baru.
Menurut tradisi, Ribuan tahun yang lalu Cina termasuk masyarakat pertanian. Setiap tahun, pemerintah akan mengumumkan kalender tahunan bagi petani. Kalender itu berisi informasi tentang matahari, bulan dan cuaca yang baik bagi orang untuk mengetahui kapan harus panen, kapan untuk bekerja menanam di tanah mereka, istirahat dan berdoa.
Jelas, para petani tahu bahwa mereka mengandalkan langit untuk kehidupan mereka. Langit terhubung ke surga dan surga berhubungan dengan agama. Kegiatan utama dari agama adalah untuk berdoa kepada Dewa baik di kuil atau di rumah untuk meminta keberuntungan, kekayaan, kesehatan, kebijaksanaan, karir, umur panjang, kedamaian dan kebahagiaan.
Maka Imlek sebenarnya merupakan upacara syukuran petani di daratan Cina atas keberhasilan mereka, setelah melewati kerja yang keras sehingga mereka bisa panen. Penanggalan petani ini kemudian menjadi kebiasaan dari generasi ke generasi dalam merayakan tahun baru musim semi.
Festival Musim Semi juga sebuah awal yang baru untuk tahun baru, sehingga dianggap sebagai pertanda tahun baru Imlek. Pada
hari-hari sebelum perayaan Tahun Baru, keluarga Cina akan membersihkan rumah
mereka secara menyeluruh.
Dalam Tradisi, Bulan 12 (腊月) tanggal 24 menurut penanggalan Imlek merupakan hari yang tepat untuk membersihkan rumah dari debu-debu dan memperbaharui perabot rumah tangga yang sudah rusak maupun mengecat ulang rumah supaya tampak lebih segar dan bersih.
Menurut Catatan Lv Shi Chun Qiu (吕氏春秋), semenjak jaman masanya Yao dan Shun sudah memiliki tradisi membersihkan rumah saat menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek.
Ada sebuah pepatah Kanton yang mengatakan, "Cuci kotoran pada nin ya baat" (年廿八,洗邋遢), namun prakteknya tidak terbatas pada 'ya' nin baat (年廿八, hari 28 bulan 12). Hal ini diyakini pembersihan akan menyapu nasib buruk dari tahun sebelumnya dan membuat rumah mereka siap untuk menerima keberuntungan.
Secara tradisional, seorang pria Cina bekerja di luar untuk mencari nafkah hidup dan istrinya mengurus semua perawatan di dalam rumah. Dalam adat dan tradisi tentang perayaan tahun baru Cina sangat bervariasi.
Waktu sebulan sebenarnya tidak cukup panjang bagi seorang ibu rumah tangga untuk membersihkan seluruh rumah dan menyapu setiap kesialan dan membuat jalan agar keberuntungan bisa masuk dengan baik. Jendela dan pintu akan dihiasi kertas warna merah yang disebut dengan Chun Lian( 春联) dengan tema populer tentang "keberuntungan" atau "kebahagiaan" atau "kekayaan" dan "panjang umur", juga mempersiapkan baju baru dan hadiah untuk semua anggota keluarga dan makanan untuk berbagai perayaan.
Persiapan untuk merayakan festival Tahun Baru Cina sebenarnya dimulai sekitar hari ke-8 bulan lunar ke-12. Pada hari kedelapan bulan lunar sebelum Tahun Baru Imlek, bubur tradisional yang dikenal sebagai làbāzhōu (腊八粥) yang disajikan untuk mengingat "sebuah festival kuno, yang disebut Là, yang terjadi tak lama setelah titik balik matahari musim dingin".
Làyuè (腊月) adalah istilah yang sering dikaitkan dengan Tahun Baru Cina karena mengacu pada pengorbanan yang diselenggarakan untuk menghormati para Dewa di bulan lunar kedua belas, maka daging asap Tahun Baru Cina dikenal sebagai làròu (腊肉).
Bubur disiapkan oleh para wanita dari rumah tangga pada cahaya pertama, dengan mangkuk pertama ditawarkan kepada leluhur keluarga dan para Dewa dalam keluarga. Setiap anggota keluarga kemudian disajikan mangkuk, sisanya dibagikan kepada kerabat dan teman-teman.
Kue Tahun Baru atau Nian Gao [年糕] memiliki bunyi yang sama dengan Nia
Gao [年糕] yang artinya adalah Tahun yang Tinggi (tinggi jabatannya,
tinggi penghasilannya serta tinggi tingkat sosialnya) sehingga sangat
disenangi oleh Masyarakat Tionghoa untuk menghidangkannya dalam rangka
merayakan Tahun Baru Imlek.
Rumah dihiasi dengan kertas merah yang bertulisan sepasang kalimat yang berbentuk puisi yang ditempelkan
di samping kiri dan kanan pintu, tiang, Jendela maupun dinding.
Kalimat-kalimat yang tertulis di Chun Lian adalah kalimat-kalimat yang penuh dengan harapan dan hikmat yang menguntungkan. Kertas yang dipakai untuk menuliskan Chun Lian biasanya berwarna merah dengan tulisan warna Emas maupun HItam diatasnya.
Menggantungkan Gambar maupun Lukisan-lukisan yang bertema Tahun Baru
Imlek dan juga keberuntungan juga merupakan suatu Tradisi dalam
merayakan Tahun Baru Imlek. Gambar ataupun Lukisan yang sering dijumpai
seperti Gambar Dewa Rezeki(财神), Dewa Fu Lu Shou (福禄寿三星图), Lukisan Musim
Semi “Yin Cun Jie Fu (迎春接福)”, Lukisan Panen “Wu Gu Feng Deng (五谷丰登)” dan
Lukisan-lukisan Shio.
Membeli pakaian baru, sepatu, dan memangkas rambut juga melambangkan awal tahun yang baru. Melunasi semua hutang-hutang sebelum malam tahun baru, membalas hutang budi juga mengirim hadiah dan beras pada rekan bisnis dan anggota keluarga.
Membersihkan Rupang dan Altar Dewa
Di keluarga yang terdapat rupang Buddhisme atau Taoisme, suatu hal yang lazim dilakukan tiap tahun untuk membersihkan secara menyeluruh rupang Dewa dan tempat altar. Dekorasi altar yang dihiasi dengan dekorasi dari tahun sebelumnya diturunkan dan dibakar seminggu sebelum tahun baru dimulai, untuk digantikan dengan dekorasi yang baru.
Membakar kertas Zao Jun atau Dewa dapur, yang berfungsi sebagai penjaga dapur keluarga. Hal ini dilakukan agar Dewa Dapur dapat melaporkan kepada Kaisar Langit setiap perbuatan baik atau buruk yang dilakukan setiap keluarga. Sehingga keluarga sering menawarkan makanan manis (seperti permen) untuk "menyuap" Dewa dapur agar melaporkan hal-hal yang baik tentang keluarga itu.
Sembahyang Leluhur
Sebelum acara makan malam malam bersama keluarga, diadakan upacara sembahyangan yang dikenal sebagai upacara Sembahyang Tutup Tahun.
Sembahyang ini khusus diadakan untuk menghormati dan memuliakan leluhur, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur.
Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao.
Makan Malam Bersama ( Chuxi 除夕)
Malam tahun baru imlek tanggal 30 bulan 12 Imlek yang dikenal sebagai Chúxī ( 除夕) berarti "malam pergantian tahun" yang merupakan acara terbesar dari setiap malam Tahun Baru karena berkumpulnya semua anggota keluarga.
Anggota keluarga yang bekerja dan memiliki kesibukan di daerah lain, akan pulang ke rumahnya untuk berkumpul bersama keluarganya. Biasanya, Rumah dimana orang tuanya tinggal merupakan tempat berkumpul.
Pada malam itu juga, semua anggota keluarga akan makan bersama dan saling bercerita atau mengobral santai menyambut datangnya Tahun Baru Imlek yang penuh harapan ini.seluruh keluarga akan kumpul untuk makan bersama.
Hidangan yang terdiri dari sayur yang disajikan cukup banyak dan mengandung arti tersendiri, seperti Kiau Choi yang melambangkan panjang umur, ayam rebus disajikan utuh melambangkan kemakmuran untuk keluarga.
Sedangkan bakso ikan, bakso udang dan bakso daging melambangkan San Yuan atau tiga jabatan yaitu Cuang Yuen, Hue Yuen dan Cie Yuen. Tiga lambang tersebut adalah lambang yang sangat dihormati masyarakat Tionghoa pada zaman kekaisaran dahulu.
Di China utara, adalah kebiasaan untuk membuat pangsit ( Jiaozi ,饺子, jiǎozi) setelah makan malam untuk makan di sekitar tengah malam. Pangsit melambangkan kekayaan karena bentuknya menyerupai uang emas Cina kuno dan makan Kiau Se akan mendatangkan rejeki, malah di antara pangsit tersebut salah satunya diisi dengan koin.
Bagi yang mendapatkan koin tersebut konon akan mendapatkan rejeki besar, di meja juga disiapkan ikan yang dihias dan akan dimakan yang maknanya Nien nien yeu yi atau setiap tahun ada lebihnya.
Sebaliknya, di Selatan ada kebiasaan untuk membuat kue ketan tahun baru ( niangao ,年糕, niángāo) dan mengirim potongan-potongan itu sebagai hadiah kepada kerabat dan teman-teman dalam beberapa hari mendatang selama tahun baru.
Niángāo [Pinyin] secara harfiah berarti "kue tahun baru" dengan makna homofon dari "semakin tahun akan semakin makmur".
Tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek merupakan salah satu Tradisi
yang dilakukan dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Setelah makan malam
bersama, semua anggota keluarga berkumpul dan mengobrol dengan santai
menunggu detik-detik pergantian Tahun dengan suka ria, biasanya ada beberapa keluarga yang pergi ke kuil atau vihara untuk berdoa supaya tahun baru makmur dengan
menyalakan dupa pertama tahun ini. Keluarga akan mengakhiri malam dengan petasan.
Terdapat 2 arti dalam Tradisi tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek, yaitu :
Secara tradisional, petasan yang pernah dinyalakan untuk menakut-nakuti
roh jahat dengan pintu rumah tertutup yang akan dibuka kembali
pagi hari dalam sebuah ritual yang disebut "membuka pintu
keberuntungan" (kāicáimén,开财门).
Menyalakan Petasan dapat menimbulkan suara keras “ping ping piang piang” yang merupakan suatu kegiatan hiburan dan dapat menambahkan suasana ramai serta meriah dalam merayakan Tahun Baru Imlek.
Arti dari petasan adalah untuk mengusir nasib-nasib buruk tahun sebelumnya dan mengharapkan masa depan yang lebih cerah dan bahagia.
Pada Tahun Baru Imlek yang berbahagia ini, setiap orang akan bangun pagi
dan memakai pakaian baru, anak-anak akan menyapa orang tua mereka dengan harapan di tahun baru ini mereka selalu sehat dan bahagia, dan mereka akan menerima uang
dalam amplop kertas merah. Kemudian mereka akan berkunjung ke rumah-rumah Saudara dan
teman-teman untuk mengucapkan kata-kata penuh harapan.
Dalam kegiatan Pai Nian, biasanya yang generasi yang lebih muda akan melakukan kunjungan ke keluarga ataupun saudara-saudaranya yang lebih tua untuk memberikan hormat.
Pantangan Dalam Imlek
Orang-orang Cina memiliki banyak tabu selama perayaan Imlek, seperti kata-kata buruk yang berhubungan dengan "kematian", "rusak", "membunuh", "hantu" dan "sakit" atau "penyakit" yang dilarang diucapkan dalam percakapan.
Orang Cina akan menganggap tidak beruntung, jika tempat beras kosong karena mereka berpikir bahwa mereka tidak akan memiliki apa-apa untuk dimakan pada tahun depan. Memakan obat-obatan juga dilarang pada hari itu, karena orang akan menderita sakit sepanjang tahun dan minum obat terus-menerus.
Sapu dan panci yang berdebu juga disingkirkan pada hari pertama, agar keberuntungan yang baru tiba tidak dapat keluar. Tradisi Tahun Baru Cina adalah untuk mendamaikan, melupakan semua dendam dan sungguh-sungguh berharap kedamaian dan kebahagiaan untuk semua orang.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tentunya kita telah mulai mengadakan berbagai persiapan menjelang perayaan tahun baru Imlek ini.
Perayaan Tahun Baru Imlek adalah merupakan pesta terpanjang dan paling penting dalam kalender Cina. Festival Musim Semi yang dimulai pada tanggal 1 bulan pertama penanggalan Imlek atau sering juga disebut dalam istilah mandarin “Zhen Yue Chu Yi ” merupakan hari pertama dalam satu Tahun dan dirayakan sebagai Tahun Baru Imlek atau juga dikenal sebagai istilah “Chun Jie” dalam bahasa Mandarin dan akan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek.
Istilah “Chun Jie” atau “Hari Raya Musim Semi” dipakai karena pada hari itu juga merupakan awal mulainya musim Semi dalam satu Tahun. Musim Semi merupakan salah satu musim dari 4 musim di Negara-negara yang terletak di bagian Utara Bumi ini.
Tentunya tanpa mengetahui budaya Cina dan agama, sangat sulit bagi orang asing untuk memahami perayaan Tahun Baru Imlek yang akan berlangsung selama 15 hari.
Hal ini tentunya diperlukan sekitar tiga minggu untuk mempersiapkan hari-hari festival dan 15 hari untuk merayakannya, tetapi tuntutan kehidupan modern sekarang ini kebanyakan orang tidak bisa ikut merayakannya karena tidak mempunyai waktu yang lama untuk libur.
Untuk memahami lebih lanjut tentang perayaan Tahun Baru Imlek, kita perlu tahu beberapa latar belakang budaya Cina. Tahun Baru Imlek adalah perayaan perubahan yang lama pergi dan yang baru datang !" yang juga bermakna kesempatan untuk meninggalkan masalah dari tahun sebelumnya dan memulai di tahun yang baru.
Menurut tradisi, Ribuan tahun yang lalu Cina termasuk masyarakat pertanian. Setiap tahun, pemerintah akan mengumumkan kalender tahunan bagi petani. Kalender itu berisi informasi tentang matahari, bulan dan cuaca yang baik bagi orang untuk mengetahui kapan harus panen, kapan untuk bekerja menanam di tanah mereka, istirahat dan berdoa.
Jelas, para petani tahu bahwa mereka mengandalkan langit untuk kehidupan mereka. Langit terhubung ke surga dan surga berhubungan dengan agama. Kegiatan utama dari agama adalah untuk berdoa kepada Dewa baik di kuil atau di rumah untuk meminta keberuntungan, kekayaan, kesehatan, kebijaksanaan, karir, umur panjang, kedamaian dan kebahagiaan.
Maka Imlek sebenarnya merupakan upacara syukuran petani di daratan Cina atas keberhasilan mereka, setelah melewati kerja yang keras sehingga mereka bisa panen. Penanggalan petani ini kemudian menjadi kebiasaan dari generasi ke generasi dalam merayakan tahun baru musim semi.
Membersihkan Rumah dari debu (“Shau Chen [扫尘]”)
Dalam Tradisi, Bulan 12 (腊月) tanggal 24 menurut penanggalan Imlek merupakan hari yang tepat untuk membersihkan rumah dari debu-debu dan memperbaharui perabot rumah tangga yang sudah rusak maupun mengecat ulang rumah supaya tampak lebih segar dan bersih.
Menurut Catatan Lv Shi Chun Qiu (吕氏春秋), semenjak jaman masanya Yao dan Shun sudah memiliki tradisi membersihkan rumah saat menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek.
Ada sebuah pepatah Kanton yang mengatakan, "Cuci kotoran pada nin ya baat" (年廿八,洗邋遢), namun prakteknya tidak terbatas pada 'ya' nin baat (年廿八, hari 28 bulan 12). Hal ini diyakini pembersihan akan menyapu nasib buruk dari tahun sebelumnya dan membuat rumah mereka siap untuk menerima keberuntungan.
Secara tradisional, seorang pria Cina bekerja di luar untuk mencari nafkah hidup dan istrinya mengurus semua perawatan di dalam rumah. Dalam adat dan tradisi tentang perayaan tahun baru Cina sangat bervariasi.
Waktu sebulan sebenarnya tidak cukup panjang bagi seorang ibu rumah tangga untuk membersihkan seluruh rumah dan menyapu setiap kesialan dan membuat jalan agar keberuntungan bisa masuk dengan baik. Jendela dan pintu akan dihiasi kertas warna merah yang disebut dengan Chun Lian( 春联) dengan tema populer tentang "keberuntungan" atau "kebahagiaan" atau "kekayaan" dan "panjang umur", juga mempersiapkan baju baru dan hadiah untuk semua anggota keluarga dan makanan untuk berbagai perayaan.
Persiapan untuk merayakan festival Tahun Baru Cina sebenarnya dimulai sekitar hari ke-8 bulan lunar ke-12. Pada hari kedelapan bulan lunar sebelum Tahun Baru Imlek, bubur tradisional yang dikenal sebagai làbāzhōu (腊八粥) yang disajikan untuk mengingat "sebuah festival kuno, yang disebut Là, yang terjadi tak lama setelah titik balik matahari musim dingin".
Làyuè (腊月) adalah istilah yang sering dikaitkan dengan Tahun Baru Cina karena mengacu pada pengorbanan yang diselenggarakan untuk menghormati para Dewa di bulan lunar kedua belas, maka daging asap Tahun Baru Cina dikenal sebagai làròu (腊肉).
Bubur disiapkan oleh para wanita dari rumah tangga pada cahaya pertama, dengan mangkuk pertama ditawarkan kepada leluhur keluarga dan para Dewa dalam keluarga. Setiap anggota keluarga kemudian disajikan mangkuk, sisanya dibagikan kepada kerabat dan teman-teman.
Membuat Kue Tahun Baru (“Nian Gao [年糕]”)
Chun Lian |
Menempelkan Puisi Tahun Baru Imlek “Chun Lian (春联)
Kalimat-kalimat yang tertulis di Chun Lian adalah kalimat-kalimat yang penuh dengan harapan dan hikmat yang menguntungkan. Kertas yang dipakai untuk menuliskan Chun Lian biasanya berwarna merah dengan tulisan warna Emas maupun HItam diatasnya.
Lukisan Tahun Baru (“Nian Hua[年画]“)
Membeli pakaian baru, sepatu, dan memangkas rambut juga melambangkan awal tahun yang baru. Melunasi semua hutang-hutang sebelum malam tahun baru, membalas hutang budi juga mengirim hadiah dan beras pada rekan bisnis dan anggota keluarga.
Membersihkan Rupang dan Altar Dewa
Di keluarga yang terdapat rupang Buddhisme atau Taoisme, suatu hal yang lazim dilakukan tiap tahun untuk membersihkan secara menyeluruh rupang Dewa dan tempat altar. Dekorasi altar yang dihiasi dengan dekorasi dari tahun sebelumnya diturunkan dan dibakar seminggu sebelum tahun baru dimulai, untuk digantikan dengan dekorasi yang baru.
Membakar kertas Zao Jun atau Dewa dapur, yang berfungsi sebagai penjaga dapur keluarga. Hal ini dilakukan agar Dewa Dapur dapat melaporkan kepada Kaisar Langit setiap perbuatan baik atau buruk yang dilakukan setiap keluarga. Sehingga keluarga sering menawarkan makanan manis (seperti permen) untuk "menyuap" Dewa dapur agar melaporkan hal-hal yang baik tentang keluarga itu.
Sembahyang Leluhur
Sebelum acara makan malam malam bersama keluarga, diadakan upacara sembahyangan yang dikenal sebagai upacara Sembahyang Tutup Tahun.
Sembahyang ini khusus diadakan untuk menghormati dan memuliakan leluhur, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur.
Upacara ini merupakan wujud dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao.
Makan Malam Bersama ( Chuxi 除夕)
Chuxi |
Anggota keluarga yang bekerja dan memiliki kesibukan di daerah lain, akan pulang ke rumahnya untuk berkumpul bersama keluarganya. Biasanya, Rumah dimana orang tuanya tinggal merupakan tempat berkumpul.
Pada malam itu juga, semua anggota keluarga akan makan bersama dan saling bercerita atau mengobral santai menyambut datangnya Tahun Baru Imlek yang penuh harapan ini.seluruh keluarga akan kumpul untuk makan bersama.
Hidangan yang terdiri dari sayur yang disajikan cukup banyak dan mengandung arti tersendiri, seperti Kiau Choi yang melambangkan panjang umur, ayam rebus disajikan utuh melambangkan kemakmuran untuk keluarga.
Sedangkan bakso ikan, bakso udang dan bakso daging melambangkan San Yuan atau tiga jabatan yaitu Cuang Yuen, Hue Yuen dan Cie Yuen. Tiga lambang tersebut adalah lambang yang sangat dihormati masyarakat Tionghoa pada zaman kekaisaran dahulu.
Di China utara, adalah kebiasaan untuk membuat pangsit ( Jiaozi ,饺子, jiǎozi) setelah makan malam untuk makan di sekitar tengah malam. Pangsit melambangkan kekayaan karena bentuknya menyerupai uang emas Cina kuno dan makan Kiau Se akan mendatangkan rejeki, malah di antara pangsit tersebut salah satunya diisi dengan koin.
Bagi yang mendapatkan koin tersebut konon akan mendapatkan rejeki besar, di meja juga disiapkan ikan yang dihias dan akan dimakan yang maknanya Nien nien yeu yi atau setiap tahun ada lebihnya.
Sebaliknya, di Selatan ada kebiasaan untuk membuat kue ketan tahun baru ( niangao ,年糕, niángāo) dan mengirim potongan-potongan itu sebagai hadiah kepada kerabat dan teman-teman dalam beberapa hari mendatang selama tahun baru.
Niángāo [Pinyin] secara harfiah berarti "kue tahun baru" dengan makna homofon dari "semakin tahun akan semakin makmur".
Malam Tahun Baru Imlek Tidak Tidur (“Shou Sui 守岁”)
Terdapat 2 arti dalam Tradisi tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek, yaitu :
- Untuk yang sudah lanjut usia, “Shou Sui” atau tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek menandakan mereka sudah melewati Tahun yang lama dan harus bersyukur serta menghargai waktu yang akan datang.
- Untuk Pemuda dan anak-anak, Tujuan “Shou Sui” atau tidak tidur pada malam Tahun Baru Imlek adalah untuk mendoakan supaya orang tuanya panjang umur.
Petasan (“Bao Zhu [爆竹]”)
Menyalakan Petasan dapat menimbulkan suara keras “ping ping piang piang” yang merupakan suatu kegiatan hiburan dan dapat menambahkan suasana ramai serta meriah dalam merayakan Tahun Baru Imlek.
Arti dari petasan adalah untuk mengusir nasib-nasib buruk tahun sebelumnya dan mengharapkan masa depan yang lebih cerah dan bahagia.
Saling mengunjungi (“Pai Nian [拜年]”)
Dalam kegiatan Pai Nian, biasanya yang generasi yang lebih muda akan melakukan kunjungan ke keluarga ataupun saudara-saudaranya yang lebih tua untuk memberikan hormat.
Pantangan Dalam Imlek
Orang-orang Cina memiliki banyak tabu selama perayaan Imlek, seperti kata-kata buruk yang berhubungan dengan "kematian", "rusak", "membunuh", "hantu" dan "sakit" atau "penyakit" yang dilarang diucapkan dalam percakapan.
Orang Cina akan menganggap tidak beruntung, jika tempat beras kosong karena mereka berpikir bahwa mereka tidak akan memiliki apa-apa untuk dimakan pada tahun depan. Memakan obat-obatan juga dilarang pada hari itu, karena orang akan menderita sakit sepanjang tahun dan minum obat terus-menerus.
Sapu dan panci yang berdebu juga disingkirkan pada hari pertama, agar keberuntungan yang baru tiba tidak dapat keluar. Tradisi Tahun Baru Cina adalah untuk mendamaikan, melupakan semua dendam dan sungguh-sungguh berharap kedamaian dan kebahagiaan untuk semua orang.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar