Ada seorang kakek yang sangat baik, pada suatu hari di malam tahun
baru ketika dia sedang bersembahyang, dia melihat dibawah kolong meja
sembahyang bersembunyi seorang pencuri, anak kakek tersebut segera
menarik keluar pencuri itu dan ingin memukulnya.
Tetapi kakek itu melarang anaknya sambil mengatakan bahwa pria tersebut adalah salah seorang sanak familinya yang berasal dari kampung.
Tetapi kakek itu melarang anaknya sambil mengatakan bahwa pria tersebut adalah salah seorang sanak familinya yang berasal dari kampung.
Di hadapan anaknya, kakek sengaja mengajak pencuri tersebut
mengobrol menanyakan keadaan orangtuanya dan lain sebagainya. Setelah
anaknya meninggalkan mereka berdua, kakek itu lalu mengambil sebuah
bungkusan yang berisi makanan kaleng dan biskuit lalu diberikan kepada pencuri itu
untuk dibawa pulang merayakan tahun baru.
Tetapi begitu dia tiba di depan rumah kakek, dia melihat mayat tersebut dan berpikir bahwa dengan adanya mayat disana, pasti akan membawa masalah bagi sang kakek. Oleh sebab itu dia kemudian memindahkan mayat pengemis tersebut ke tempat lain, lalu dia menggantungkan ikan asin yang dibawanya di depan pintu kakek tersebut, karena perbuatannya ini telah membuat keluarga kakek itu terhindar dari bencana.
Cerita ini sangat sederhana, tetapi makna yang terkandung didalamnya sangat dalam. Pada awalnya karena toleransi kakek yang tidak mengharapkan balasan, tetapi kebaikan hatinya telah menciptakan pahala baik. Jika saat itu dia membiarkan anaknya memukul pencuri tersebut, maka akan menciptakan karma jahat, saling dendam yang tiada habisnya. Hanya dengan sebuah kebaikan hati menghadapi orang lain, maka akan mendapat balasan yang baik.
Seperti pencuri ini, dia juga adalah manusia tetapi karena berbagai alasan dan keadaan yang terpaksa sehingga membuatnya menjadi pencuri tetapi karena toleransi kakek itu sehingga membuat dia menyadari perbuatannya dan berubah menjadi baik.
Jika kita mempunyai kebaikan hati dan toleransi, tidak hanya terhadap orang yang mempunyai kepentingan dan menguntungkan kita, tetapi bisa berbaik hati kepada orang yang menyakiti kita ini adalah toleransi dan kebaikan hati yang benar-benar sejati.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar