|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 26 Februari 2013

Festival Cap Go Me/ Festival lampion

 

Festival Lampion (hanzi sederhana: 元宵节, hanzi tradisional: 元宵節, pinyin: yuanxiaojie) adalah festival dengan hiasan lentera yang dirayakan setiap tahunnya pada hari ke-15 bulan pertama kalender Tionghoa yang menandai berakhirnya perayaan tahun baru Imlek.

Festival ini biasanya dirayakan secara luas di Taiwan, Hongkong dan sebagian besar daerah di Tiongkok.


Yuanxiao secara umum dianggap pesta lentera rakyat dan pesta lentera ini sebenarnya berasal dari dinasti Han. Arti kata Yuanxiao sebenarnya adalah bulan purnama di bulan pertama dan arti kata Yuanxiao adalah perayaan menyambut bulan purnama dibulan  pertama.

Jika dikaitkan dengan Dongfang Shuo, sebenarnya itu adalah legenda rakyat. Pada saat musim dingin, Dongfang Shuo ke kebun istana untuk memetik bunga Mei. Ia melihat satu gadis pelayan istana hendak melompat ke dalam sumur. Dong terkejut dan menarik gadis itu, kemudia ia bertanya nama gadis itu dan mengapa mau bunuh diri. Gadis memberi tahu bahwa namanya adalah Yuan Xiao 元宵 itu merasa sejak masuk istana, ia setiap bulan 12 menjelang perayaan Imlek tidak bisa pulang rumah untuk berkumpul dengan orangtuanya dan menunjukkan sikap bakti. Dong berjanji akan menolong gadis itu.

Ketika Dong memikirkan cara menolong gadis itu, tiba-tiba ia mendapat ide. Iapun bergegas ke jalan utama ibukota Chang An, kemudian memasang meja untuk meramal dengan cara buzhan dan menggunakan qian( cat: perlemparan bambu dan berisi tulisan hasil ramalan, yang disini terkenal dengan sebutan ciamsi ). Tentunya seorang tokoh terkenal seperti Dong membuka praktek meramal membuat orang berbondong-bondong datang meminta ramalannya.


Anehnya setiap ramalan yang diambil oleh semua orang isinya adalah "Tanggal 16 bulan 1, tubuh terbakar".

Rakyat Chang An menjadi geger dan bertanya bagaimana cara mengatasinya
kepada Dong. Dong berkata," Pada tanggal 13 malam, Dewa Api akan mengirimkan dewi
berbaju merah sebagai utusannya untuk melakukan penyelidikan akan perilaku manusia yang buruk. 


Dewi itu yang bertugas membakar kota Chang An atas perilaku kamu-kamu yang buruk dengan mengekang bawahan." Dong kemudian berkata lagi,"Saya akan menyerahkan apa yang telah saya catat atas perkataan Mereka kepada kalian, kalian harus menyerahkan
kepada kaisar dan kaisar harus berpikir bagaimana caranya mengatasi bencana ini."
Setelah itu Dong langsung melemparkan selembar kertas merah dan rakyat mengambilnya.

Rakyat kota Chang An berbondong-bondong menyerahkan tulisan itu kepada kaisar Han Wudi. Kaisar menerima kertas itu dan ia terkejut membaca tulisan yang berisi," Kota Chang An dalam bencana, api membakar istana, api tanggal 15, menyala membara di malam Xiao."

Kaisar kemudian mencari Dong yang terkenal banyak akal dan berpengetahuan luas untuk mencari jalan keluar dari bencana yang akan xzmenimpanya.

Dong menjawab," Dewa api amat suka dengan tang yuan 汤圆( cat:onde atau ronde dan kemudian disebut Yuan Xiao ), bukankah di istana ada gadis bernama Yuanxiao sering membuat onde untuk baginda ? Tanggal 14 malam baginda bisa memerintahkan Yuanxiao untuk membuat onde kemudian baginda melakukan penghormatan kepada dewa Api dengan onde sebagai bentuk penghormatan itu, dan baginda memerintahkan seluruh keluarga di ibukota untuk membuat onde dan bersama-sama melakukan penghormatan
kepada dewa Api. 


Kemudian pada tanggal 15 malam, baginda memerintahkan seluruh rakyat ibukota agar memasang lampion, menyalakan petasan, kembang api, sehingga ibukota terlihat bagaikan terbakar dan hal ini bisa mengelabui kaisar Pualam ( cat: kaisar Pualam adalah kaisar
Dewata memerintah di alam langit, dimana banyak orang yang salah kaprah dengan beranggapan bahwa kaisar Pualam adalah Tuhan ).Selain itu kaisar memerintahkan agar seluruh rakyat yang berada di luar gerbang kota untuk masuk ke dalam kota dan menyaksikan lampion-lampion, bergabung dalam kerumunan masyarakat banyak sehingga
bisa mengatasi bencana".

Kaisar kemudian memerintahkan semua hal yang dianjurkan oleh Dong. Pada tanggal 15 malam, keluarga Yuanxiao datang ke ibukota dan mereka terkejut melihat ada lentera yang bertuliskan Yuanxiao, mereka berteriak memanggil Yuan Xiao, akhirnya satu keluarga bisa berkumpul.

Tentu saja bencana yang diramalkan oleh Dong tidak terjadi, karena murni rekayasa Dong, kota Chang An tidak terjadi bencana dan rakyat amat senang melihat keramaian pada malam itu, sehingga memerintahkan setiap tanggal 15 bulan 1 perayaan tersebut dilaksanakan.

Secara jelas hal ini bukan kejadian sesungguhnya pada masa dinasti Han tapi cerita ini bisa dikatakan timbul pada jaman dinasti Song atau setelah dinasti Song. Kaitan perayaan dengan Dong Fangshuo sebenarnya terlalu mengada-ada karena pada masa kaisar Han Wendi ( 202 B.C -157.B.C ) sudah diadakan. Legenda asal usul pesta lampion ada
beberapa, antara lain dikaitkan dengan kaisar Han Mingdi (28 AD-75AD ) dengan agama Buddha.

Juga dikaitkan dengan kemarahan kaisar Langit akibat burung kaisar Langit yang terjatuh dan terluka kemudian dibunuh oleh pemburu yang tidak memiliki belas kasihan dan kaisar langit memerintahkan para tentara langit untuk membakar umat manusia pada tanggal 15 bulan 1. 


Putri kaisar langit terkejut dan memberitahukan kejadian ini kepada manusia, manusia bingung bagaimana mengatasi bencana ini. Akhirnya ada satu orang yang mengusulkan agar pada tanggal 14, 15 dan 16 menyalakan lampion, memasang petasan dan kembang api, sehingga terlihat kebakaran dimana-mana.

Selain itu ada kisah yang mengharukan yaitu kisah bibi Zi, dimana kisah ini adalah suatu pelajaran moral bagi kita untuk menghargai orang miskin dan berbaik budi. Walau miskin tapi bibi Zi selalu ringan tangan mau membantu orang dan tidak mau melakukan hal-hal tercela, beliau tegar dalam kemiskinan dan tetap mau berbuat baik bagi sesama.


Ketika pada tanggal 15, beliau meninggal dunia dan rakyat sekitarnya merasakan jasa baiknya dan untuk mengenang semua perilaku beliau selama hidupnya melakukan suatu tradisi mengenang bibi Zi. Mereka membuat boneka dari rumput atau kain dan menaruhnya di samping dapur, kemudian ibu rumah tangga seolah-olah menyambut beliau dan
menggenggam tangan boneka, memperlakukannya bagaikan saudara sendiri, berkata hal yang baik, mengenang semua perilaku beliau, berjanji akan mengikuti jejaknya yang hidupnya penuh dengan kebaikan dan kejujuran, dan banyak yang meneteskan air mata menghibur boneka bibi Zi.

Sedangkan yang lebih bersifat merayakan suatu kejadian dalam perkembangan sejarah Tiongkok adalah perintah kaisar Han Wendi untuk merayakan keberhasilan kaisar Han Wendi dalam memadamkan pemberontakan dari keluarga ibusuri Lv.

Inti dari cerita Dong adalah para majikan memberi kebebasan bagi bawahannya untuk bersama-sama menikmati penutupan dari serangkaian acara penyambutan tahun baru yang sebenarnya telah dimulai pada tanggal 16 bulan 12. Juga kesempatan para gadis untuk berkenalan dengan para pemuda tanpa dikekang atau mendapat pengawasan orangtua dan mencari calon pasangan hidup tanpa kekangan. Juga hari Yuanxiao merupakan hari untuk merajut kasih antar insan.

Makna dari cerita kaisar Langit adalah kita jangan berlaku kejam kepada binatang yang terluka serta upaya manusia mengatasi hukuman dari Langit atas kesalahan manusia. Dalam banyak legenda orang Tiongkok terlihat bahwa manusia bisa berupaya mencegah bencana itu dengan akal budi dan bukan pasrah saja. Ini yang membedakan dengan
legenda dari satu bangsa lain.

Tradisi dari bibi Zi sudah mengajarkan kita untuk mengenang orang yang berbuat baik, menghargai kaum miskin setara dengan dirinya, mendorong diri kita untuk berbuat baik.

Secara umum, tradisi orang Tionghoa penuh dengan ajaran moralitas yang patut dihargai. Sayangnya karena adanya benturan budaya dalam menilai suatu budaya, hal-hal indah itu dikubur dan selalu melihat menurut kacamata mereka sendiri tanpa pernah berpikir bahwa kacamata mereka juga terkadang bersifat subyektif karena tidak mau menggali dari sudut
sejarah budaya atau keyakinan mereka.

Sudut pandang lain akan asal usul Yuan Xiao sebenarnya terkait dengan pandangan Daosim terhadap alam. Yaitu alam langit, bumi dan air. Dimana Yuanxiao disebut Shang Yuan dalam istilah Daosim. Tian Guan adalah pejabat langit atau penguasa langit yang memberikan kebahagiaan kepada umat manusia, Di Guan atau penguasa bumi adalah
yang menghapuskan semua dosa, Shui Guan adalah penguasa air yang menghapuskan semua bencana. Konsep ini dibuat oleh Zhang Daoling 张道陵( 34 A.D - 156 A.D).


Kosmologi mengenai YANG atau positif, dimana posisi positif berkaitan dengan awal kehidupan manusia, yang penuh dengan berkah. Penyambutan proses awal yang baru penuh dengan berkah dan tidak melakukan kesalahan yang telah dilakukan pada tahun yang lalu.

Sedangkan ada lagi kaitanya dengan konsep Tai Yi atau Satu yang Agung, dimana menurut saya adalah pengaruh dari Ruism. Dan saat itulah kaisar Han Wudi melakukan ritual kepada Tai Yi.



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.  

Tidak ada komentar:
Write komentar