Gaya
hidup dewasa ini dipenuhi dengan kesibukan-kesibukan, namun sebagian orang berada dalam
masalah kejiwaan. Sebenarnya bila menguasai prinsip, maka dengan sendirinya
dapat melihat dengan jelas akan banyak hal yaitu :
1, Mengubah sikap.
Kita
tidak bisa mengubah masalah yang telah terjadi, tetapi kita bisa
mengubah sikap kita untuk menghadapi masalah itu. Luka yang diderita
oleh seseorang dari sebuah masalah yang terjadi tidak akan lebih parah
dari pandangan dia terhadap masalah yang telah terjadi itu. Masalah itu
sendiri tidak penting, yang paling penting adalah pandangan orang
tersebut terhadap masalah ini.
2. Menikmati atau mengagumi proses, agar setiap hari menjadi menarik.
Kehidupan
ini adalah sebuah proses, bukan sebuah hasil, jika Anda tidak bisa
menikmati atau mengagumi proses, hasilnya akan bagaimana semua orang
sudah tahu. Kehidupan ibarat tanda kurung, kurung yang sebelah kiri
adalah kelahiran, kurung yang sebelah kanan adalah kematian. Pekerjaan
yang hendak kita lakukan adalah mengisi diantara tanda kurung kiri dan
kanan itu, harus memperjuangkan mengisi penuh tanda kurung itu dengan
kehidupan yang menarik dan hati yang bersahaja.
3. Hidup pada saat ini.
Ada
orang yang bertanya kepada seorang biksu agama Buddha tentang arti dari
hidup pada saat ini? Biksu itu menjawab, makan adalah makan, tidur
adalah tidur, inilah yang disebut hidup pada saat ini. Hidup pada saat
ini adalah membuat semua orang bergembira pada saat sekarang ini. Jika
sekarang ini Anda tidak bergembira, maka itu bukan hidup pada saat ini.
Tentunya,
hidup pada saat ini bukan berarti hari ini ada arak lalu mabuk pada
hari ini, tetapi meskipun hari ini ada arak Anda tidak mabuk agar esok
tidak ada kerisauan. Hidup dalam proses dengan waktu yang akan datang
sebagai panduan.
Hidup
pada saat ini, harus belajar untuk menemukan setiap hal baik yang
terjadi pada diri sendiri, harus yakin pada kehidupan sendiri yang
sedang membentang dengan cara yang paling baik. Jika Anda tidak bisa
hidup pada saat ini, maka Anda akan kehilangan saat ini.
4. Perasaan independen.
Perasaan
independen adalah jangan membiarkan sumber kebahagian diri sendiri
didirikan diatas perilaku orang lain. Ada orang yang selalu
mengkhawatirkan masa depan, selalu bermuram hati. Jangan menyusahkan
diri sendiri padahal tidak ada gangguan apa-apa. Jika hal yang Anda
kawatirkan itu tidak bisa Anda kendalikan, maka biarkan terjadi dengan
wajar. Kita hanya bisa memikirkan hal-hal dalam kemampuan diri sendiri.
Jika dalam kemampuan diri sendiri maka berusahalah sekuat tenaga, jika
tidak dalam kemampuan diri sendiri maka biarkanlah.
5. Belajar untuk bersyukur.
Di Barat mempunyai Hari Thanksgiving,
pada hari itu semua orang akan bersyukur dan berterima kasih pada orang
lain yang pernah memberikan bantuan. Kebanyakan orang akan mengirimkan
sebuah SMS kepada semua orang atas dukungan dan kasih sayang mereka,
berterima kasih kepada mereka atas bantuan yang pernah mereka berikan.
Anda mengirimkan sebuah SMS, maka orang lain pasti akan membalas, dengan demikian akan terjadi reaksi berantai, maka Hari Thanksgiving tersebut
akan dilewatkan dengan sangat menyenangkan bagi semua orang, hubungan
antar manusia akan berubah menjadi lebih harmonis. Bersyukur bisa
membuat perasaan hati seseorang menjadi baik. Ada sebuah pepatah dari
Barat yang mengatakan: Dengan perasaan kasih makan sayuran, lebih nikmat
dari pada makan daging sapi dengan perasaan dendam.
6. Surga atau neraka timbul dari hati.
Ada
sebuah cerita yang sangat menarik. Tuhan membawa seseorang pergi ke
neraka, dia menemukan orang-orang yang berada di neraka semuanya kurus
kering. Mereka menggunakan sendok khusus, tapi pegangan dari sendok itu
sangat panjang dan kepala sendok sangat kecil, bukan hanya diri sendiri
sama sekali tidak bisa makan, bubur yang disendok pun berserakan diatas
lantai. Akhirnya bubur dalam kuali habis tumpah semua, mereka lalu
saling menyalahkan dan dendam satu dengan yang lain.
Tuhan
juga membawa orang tersebut pergi ke surga, orang tersebut menemukan
semua orang di surga bersukaria dan mereka semua orang bertubuh padat.
Mereka menggunakan sendok yang berbentuk sama seperti yang ada di
neraka, juga makan bubur yang sama, tetapi mereka saling menyuapkan
bubur yang telah di sendok kepada orang lain. Dia menyuapkan bubur
kepada orang itu, dan orang itu menyuapkan bubur kepada dia, akhirnya
semua orang bisa menikmati bubur itu.
Kisah
cerita tersebut menjelaskan harus bisa belajar melayani dengan baik
kepada orang-orang yang berada disamping kita. Jika Anda menganggap
orang lain sebagai iblis, maka Anda akan hidup didalam neraka.
Jika Anda menganggap orang lain sebagai malaikat, maka Anda akan hidup didalam surga. Jika Anda bisa mengubah orang lain menjadi iblis, maka Anda sedang menciptakan neraka. Jika Anda bisa mengubah orang lain menjadi malaikat, maka Anda sedang menciptakan surga. Bagaimana baru bisa mengubah orang lain menjadi malaikat? Harus bisa belajar bersyukur, mengagumi, memberi dan bertoleransi.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Jika Anda menganggap orang lain sebagai malaikat, maka Anda akan hidup didalam surga. Jika Anda bisa mengubah orang lain menjadi iblis, maka Anda sedang menciptakan neraka. Jika Anda bisa mengubah orang lain menjadi malaikat, maka Anda sedang menciptakan surga. Bagaimana baru bisa mengubah orang lain menjadi malaikat? Harus bisa belajar bersyukur, mengagumi, memberi dan bertoleransi.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar