Dulu, aku pernah sangat kagum pada manusia cerdas, sangat kaya, berhasil dalam karir dan hebat dalam dunianya.
Sekarang, aku mengganti kriteria kekagumanku, aku kagum dengan manusia yang hebat dimata TUHAN. Manusia yang sanggup taat dan setia melayani TUHAN, sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.
Dulu, aku memilih MARAH karena merasa harga diriku dijatuhkan ketika orang lain berlaku kasar padaku, menggunjingku dan menyakitiku dengan sindiran-sindiran.
Sekarang, aku memilih untuk BERSYUKUR dan BERTERIMAKASIH karena ku yakin ada KASIH yang datang, ketika aku mampu untuk memaafkan dan bersabar.
Dulu, aku memilih MENGEJAR dunia dan menumpuknya sebisaku. Ternyata
aku sadari kebutuhanku hanyalah makan dan minum untuk hari ini dan
bagaimana cara membuangnya dari perutku.
Sekarang, aku memilih untuk BERSYUKUR dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa
mengisi waktu hari ini, dengan penuh KASIH dan BERMANFAAT untuk sesama.
Dulu, aku berpikir bahwa aku bisa MEMBAHAGIAKAN orangtua, saudara dan teman-temanku kalau aku berhasil dengan duniaku. Ternyata, yang membuat diri mereka bahagia adalah bukan itu melainkan
sikap, tingkah dan sapaanku pada mereka.
Sekarang, aku memilih untuk
membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku.
Dulu, pusat pikiranku membuat rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku menjumpai teman dan saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepada-NYA.
Sekarang, yang menjadi pusat pikiran dan rencanaku adalah bagaimana mempersiapkan diri, terutama hatiku, agar aku selalu SIAP jika suatu saat namaku dipanggil olehNYA.
Tak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat menikmati teriknya matahari besok.
Tak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa aku masih bisa menghirup nafas esok hari.
Kalau hari ini dan esok hari aku bisa hidup, itu semata-mata karena Anugerah TUHAN.
Dulu, pusat pikiranku membuat rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku menjumpai teman dan saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepada-NYA.
Sekarang, yang menjadi pusat pikiran dan rencanaku adalah bagaimana mempersiapkan diri, terutama hatiku, agar aku selalu SIAP jika suatu saat namaku dipanggil olehNYA.
Tak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat menikmati teriknya matahari besok.
Tak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa aku masih bisa menghirup nafas esok hari.
Kalau hari ini dan esok hari aku bisa hidup, itu semata-mata karena Anugerah TUHAN.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar