Orang dahulu selalu berkata “gentlemen hidup mandiri”
artinya menjalani hidup dengan jujur, walaupun dalam keadaan sendiri
atau di dalam bermasyarakat, hidup tanpa kamuflase, hidup tanpa
bayang-bayang gelap, didalam hatinya selalu teringat kepada Tuhan,
terikat kepada norma-norma hukum, maka orang tersebut dapat hidup lebih
bahagia.
Ada seorang pencuri ingin mewariskan
ilmu mencurinya kepada anak-anaknya, dia berharap supaya kelak mereka
mempunyai masa depan yang lebih baik.
Pada suatu hari, dia membawa anaknya yang paling bungsu mencuri di
rumah seseorang, dia berkata kepada anaknya, “Untuk menjadi seorang
pencuri yang profesional, harus melihat situasi, engkau berjaga diluar,
jika melihat ada gerakan, engkau harus segera mengabari saya, dengan
demikian kita bisa lari menyelamatkan diri.
Ketika dia berada dikamar pemilik rumah membongkar laci dan lemari
mencari barang berharga, tiba-tiba dia mendengar teriakan anak bungsunya
berkata, “Papa, ada yang melihat kita!” dia segera bergegas lari
keluar, menarik tangan anaknya berlari dengan cepat meninggalkan rumah
tersebut.
Setelah berlari beberapa saat dia merasa sudah aman, dia bertanya
kepada anaknya, “Tadi kamu lihat siapa ya?” anaknya dengan polos
menjawab, “Papa! Bulan sedang memelototi matanya yang terang, terus
memandang kearah kita!”
Jawaban anaknya yang polos dan naif, menunjukkan sebuah kebenaran
kepada kita, setiap perbuatan kita di dunia ini mana yang tak terlihat
oleh orang lain? Mungkin manusia tidak dapat melihat, tetapi matahari,
bulan, bima sakti menyaksikan dan mendengar setiap perbuatan dan
perkataan kita.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar