Pada dinasti Ming, di Sia Yi terdapat seorang sarjana yang bernama Chen She En. Dia
mempunyai 2 orang saudara, abangnya bernama Siau Lien dan adiknya yang kecil bernama Siau Fu.
Mereka berdua merupakan orang budiman yang mempelajari Tao, hanya adiknya yang sering - sering bermain - main dan bersenang - senang di tempat pelacuran, sampai tengah malam barulah pulang ke rumah.
Siau Lien sering kali menasehati dan memperingatinya, tetapi tak ada gunanya sama sekali, lalu She En berkata pada abangnya, “Abang berbuat demikian terhadap adik, hanya akan merusak hubungan antar saudara yang telah terjalin dengan baik, padahal sesungguhnya tidak ada gunanya sama sekali, biarkan saya yang memikirkan suatu cara untuk menasehatinya !”
Oleh sebab itu, setiap malam She En yang menjaga pintu dan membukakan pintu untuk menunggu kepulangan adiknya. Setiap kali adiknya pulang, maka dia yang membukakan pintu untuk adiknya, malahan dengan ramahnya dia bertanya pada adiknya, “Apakah kamu kedinginan di luaran ? Laparkah kamu ? Kalaulah adiknya dingin dan lapar, maka dia akan turun tangan langsung untuk menyiapkan baju dan makanan untuk adiknya.
Tutur katanya juga penuh dengan ramah tamah dan tak pernah bertanya pada adiknya apa yang telah dia lakukan di luaran. Keadaan tersebut berlangsung lama, sehingga secara pelan-pelan adiknya menjadi sadar dan menyesali dan perilakunya.
Pada suatu malam, seperti biasanya sewaktu adiknya pulang masuk ke dalam rumah, maka She En tetap begitu perhatian terhadapnya, sehingga adiknya tak dapat lagi untuk menahan rasa harunya dan memeluk abangnya sambil berkata, “Abang ! Dahulu saya berbuat salah, kelak saya tak mau lagi berkeluyuran di luar rumah lagi, saya sungguh bersalah pada abang.”
Semenjak dari itu, benar saja adiknya telah merubah dirinya, jalinan perasaan antar saudara semakin saling mengasihi dan semakin akrab.
Mereka berdua merupakan orang budiman yang mempelajari Tao, hanya adiknya yang sering - sering bermain - main dan bersenang - senang di tempat pelacuran, sampai tengah malam barulah pulang ke rumah.
Siau Lien sering kali menasehati dan memperingatinya, tetapi tak ada gunanya sama sekali, lalu She En berkata pada abangnya, “Abang berbuat demikian terhadap adik, hanya akan merusak hubungan antar saudara yang telah terjalin dengan baik, padahal sesungguhnya tidak ada gunanya sama sekali, biarkan saya yang memikirkan suatu cara untuk menasehatinya !”
Oleh sebab itu, setiap malam She En yang menjaga pintu dan membukakan pintu untuk menunggu kepulangan adiknya. Setiap kali adiknya pulang, maka dia yang membukakan pintu untuk adiknya, malahan dengan ramahnya dia bertanya pada adiknya, “Apakah kamu kedinginan di luaran ? Laparkah kamu ? Kalaulah adiknya dingin dan lapar, maka dia akan turun tangan langsung untuk menyiapkan baju dan makanan untuk adiknya.
Tutur katanya juga penuh dengan ramah tamah dan tak pernah bertanya pada adiknya apa yang telah dia lakukan di luaran. Keadaan tersebut berlangsung lama, sehingga secara pelan-pelan adiknya menjadi sadar dan menyesali dan perilakunya.
Pada suatu malam, seperti biasanya sewaktu adiknya pulang masuk ke dalam rumah, maka She En tetap begitu perhatian terhadapnya, sehingga adiknya tak dapat lagi untuk menahan rasa harunya dan memeluk abangnya sambil berkata, “Abang ! Dahulu saya berbuat salah, kelak saya tak mau lagi berkeluyuran di luar rumah lagi, saya sungguh bersalah pada abang.”
Semenjak dari itu, benar saja adiknya telah merubah dirinya, jalinan perasaan antar saudara semakin saling mengasihi dan semakin akrab.
Hendaklah diketahui, bahwa perasaan saudara adalah yang
paling sukar untuk didapati, kalaulah kita dapat baik - baik dalam menghadapi
atau menasehati setiap saudara atau famili yang ada di samping kita dan segala orang yang berjodoh dengan cinta kasih, maka
lama kelamaan apa yang kita perbuat tentunya secara perlahan akan dapat mengharukan hati mereka.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar