Pada masa musim semi dan gugur, negara Chi menyerang negara Lu. Semua penduduk lari ketakutan. Salah satu penduduk yang lari adalah seorang nyonya yang sedang membopong seorang anak dan menggandeng seorang anak lagi.
Pada saat tentara Chi hampir mendekat, nyonya tersebut segera meletakkan anak yang dibopongnya, sedangkan anak yang digandengnya segera dibopongnya.
Tentara Chi heran dan segera mengejarnya untuk bertanya, “Mengapa kamu meninggalkan anak yang kamu bopong, siapa sebenarnya anak ini ?”
Nyonya itu menjawab, “Anak yang saya gandeng ini adalah anak dari abang saya.”
Tentara itu lalu bertanya, “Anak yang kamu tinggalkan itu siapa ?”
Nyonya itu dengan sedih berkata, “Anak itu adalah anak saya.”
Tentara Chi makin heran dan bertanya lagi, “Mengapa kamu begitu tega meninggalkan anakmu sendiri ?”
Nyonya itu menjawab, “karena suami saya masih ada, maka saya bisa melahirkan lagi, sedangkan abang saya sudah meninggal dan cuma meninggalkan satu-satunya hanya anak ini, makanya harus dijaga dengan baik, untuk meneruskan keturunan abang saya.
Tentara Chi setelah mendengar hal ini lalu menerangkan pada atasannya. Atasannya lalu berkata, “negara Lu benar-benar negara yang berbudaya, bahkan seorang nyonya biasa juga bisa mengerti Tata Krama ini, seharusnya kita tak boleh menyerang negara ini.”
Kemudian dia segera memerintahkan pasukan tentaranya untuk mundur. Kejadian ini juga dilaporkan pada Raja Chi sehingga Raja Chi segera mengangkat nyonya itu dan memberinya gelar bangsawan IKKU (Nyonya yang Ksatria).
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Pada saat tentara Chi hampir mendekat, nyonya tersebut segera meletakkan anak yang dibopongnya, sedangkan anak yang digandengnya segera dibopongnya.
Tentara Chi heran dan segera mengejarnya untuk bertanya, “Mengapa kamu meninggalkan anak yang kamu bopong, siapa sebenarnya anak ini ?”
Nyonya itu menjawab, “Anak yang saya gandeng ini adalah anak dari abang saya.”
Tentara itu lalu bertanya, “Anak yang kamu tinggalkan itu siapa ?”
Nyonya itu dengan sedih berkata, “Anak itu adalah anak saya.”
Tentara Chi makin heran dan bertanya lagi, “Mengapa kamu begitu tega meninggalkan anakmu sendiri ?”
Nyonya itu menjawab, “karena suami saya masih ada, maka saya bisa melahirkan lagi, sedangkan abang saya sudah meninggal dan cuma meninggalkan satu-satunya hanya anak ini, makanya harus dijaga dengan baik, untuk meneruskan keturunan abang saya.
Tentara Chi setelah mendengar hal ini lalu menerangkan pada atasannya. Atasannya lalu berkata, “negara Lu benar-benar negara yang berbudaya, bahkan seorang nyonya biasa juga bisa mengerti Tata Krama ini, seharusnya kita tak boleh menyerang negara ini.”
Kemudian dia segera memerintahkan pasukan tentaranya untuk mundur. Kejadian ini juga dilaporkan pada Raja Chi sehingga Raja Chi segera mengangkat nyonya itu dan memberinya gelar bangsawan IKKU (Nyonya yang Ksatria).
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar