Dalam kehidupan, ada dua prinsip yang membuat orang menjadi miskin dan
hina, juga ada dua prinsip yang membuat orang menjadi kaya dan
terhormat. Apa yang dimaksud dengan dua prinsip untuk menjadi miskin dan hina?
Pertama, ketika melihat orang berada dalam kesulitan, namun tidak mau memberi bantuan, juga tidak mau beramal untuk menolong kaum miskin.
Kedua, bukan saja diri sendiri tidak mau beramal, malah timbul kecemburuan, berupaya untuk mencegah orang lain bersumbangsih, kedua prinsip ini akan membuat seseorang menjadi miskin dan hina.
Dua prinsip untuk menjadi kaya dan terhormat adalah: ketika melihat orang lain beramal dan bersumbangsih, dalam hati sendiri timbul rasa suka cita dan mulut memberi pujian; bukan saja melihat orang lain beramal timbul rasa suka cita dan memberikan pujian, diri sendiri juga bisa beramal dengan tindakan nyata. Dengan kata lain adalah ikut bersuka cita melihat kebajikan orang.
Ikut bersuka cita melihat kebajikan orang, itu akan membuat orang yang beramal menjadi orang kaya yang semakin kaya, selain kaya materi, juga kaya cinta kasih, membuat setiap orang bersuka cita bertemu dengannya dan tanpa tertahankan akan memberikan pujian padanya.
Orang demikian akan memberi pengaruh dan menjadi teladan bagi orang lain, boleh dikatakan telah menanam benih kekayaan dan kehormatan.
Pendek kata, “kaya” adalah bisa bersumbangsih, “terhormat” adalah bisa memberi pujian pada orang dalam menunaikan hal baik. “Miskin” adalah tidak mau beramal, “hina” adalah menutupi akar kebajikan orang lain.
Miskin dan hina atau kaya dan terhormat memiliki dua prinsip, ini sepertinya terdengar sangat mudah, namun mengandung prinsip kebenaran yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Pertama, ketika melihat orang berada dalam kesulitan, namun tidak mau memberi bantuan, juga tidak mau beramal untuk menolong kaum miskin.
Kedua, bukan saja diri sendiri tidak mau beramal, malah timbul kecemburuan, berupaya untuk mencegah orang lain bersumbangsih, kedua prinsip ini akan membuat seseorang menjadi miskin dan hina.
Dua prinsip untuk menjadi kaya dan terhormat adalah: ketika melihat orang lain beramal dan bersumbangsih, dalam hati sendiri timbul rasa suka cita dan mulut memberi pujian; bukan saja melihat orang lain beramal timbul rasa suka cita dan memberikan pujian, diri sendiri juga bisa beramal dengan tindakan nyata. Dengan kata lain adalah ikut bersuka cita melihat kebajikan orang.
Ikut bersuka cita melihat kebajikan orang, itu akan membuat orang yang beramal menjadi orang kaya yang semakin kaya, selain kaya materi, juga kaya cinta kasih, membuat setiap orang bersuka cita bertemu dengannya dan tanpa tertahankan akan memberikan pujian padanya.
Orang demikian akan memberi pengaruh dan menjadi teladan bagi orang lain, boleh dikatakan telah menanam benih kekayaan dan kehormatan.
Pendek kata, “kaya” adalah bisa bersumbangsih, “terhormat” adalah bisa memberi pujian pada orang dalam menunaikan hal baik. “Miskin” adalah tidak mau beramal, “hina” adalah menutupi akar kebajikan orang lain.
Miskin dan hina atau kaya dan terhormat memiliki dua prinsip, ini sepertinya terdengar sangat mudah, namun mengandung prinsip kebenaran yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar