Bertahun-tahun lampau ada seorang ayah yang mengajarkan pada anaknya yang baru berumur 9 tahun bagaimana cara membuat sepatu.
Suatu hari pisau yang di pakai untuk memotong bagian-bagian dari sepatu tersebut jatuh dari meja dan terpental mengarah ke wajah si anak dan melukai mata anaknya, bahkan mengakibatkan kebutaan permanen.
Dalam kesedihannya, sang ayah memasukkan ia ke sekolah khusus untuk orang buta dan di sana anak itu belajar membaca dengan menggunakan balok-balok kayu yang diukir dalam bentuk-bentuk huruf latin.
Karena balok-balok itu besar, berat dan sulit untuk di pegang, si anak pun berpikir bahwa pasti ada cara lain yang jauh lebih mudah agar orang buta dapat membaca dengan lancar dan efektif.
Selama bertahun-tahun, ia mencoba mencari ide dan ingin mengembangkan cara membaca bagi orang buta dengan membuat titik-titik pada lembaran kertas.
Dalam membuat titik-titik lubang pada kertas itu ia menggunakan pisau yang ada di ruang kerja ayahnya dan pisau itu juga yang sebetulnya melukai matanya.
Akhirnya anak itu pun berhasil menghasilkan sebuah alat bantu membaca yang sangat ringan dan sangat mudah di gunakan oleh setiap orang buta untuk belajar membaca dan sekaligus untuk membuat tulisan-tulisan khusus untuk orang-orang buta.
Nama anak tersebut adalah Louis Braille. Karya Braile telah menjadi berkat luar biasa bagi banyak orang-orang buta di dunia ini dan karyanya telah di pakai untuk penulisan buku-buku dari berbagai aspek pengetahuan yang ada di dunia ini.
”Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu"
Louis Braille tidak mau menyalahkan keadaan atau pun TUHAN, sehingga Louis
Braille tidak mau menyerah kalah terhadap tragedi yang menimpa dirinya.
Di dalam semua penderitaan dan masalah selalu ada peluang untuk menjadi lebih baik daripada menyerah dan dikalahkan tragedi.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Suatu hari pisau yang di pakai untuk memotong bagian-bagian dari sepatu tersebut jatuh dari meja dan terpental mengarah ke wajah si anak dan melukai mata anaknya, bahkan mengakibatkan kebutaan permanen.
Dalam kesedihannya, sang ayah memasukkan ia ke sekolah khusus untuk orang buta dan di sana anak itu belajar membaca dengan menggunakan balok-balok kayu yang diukir dalam bentuk-bentuk huruf latin.
Karena balok-balok itu besar, berat dan sulit untuk di pegang, si anak pun berpikir bahwa pasti ada cara lain yang jauh lebih mudah agar orang buta dapat membaca dengan lancar dan efektif.
Selama bertahun-tahun, ia mencoba mencari ide dan ingin mengembangkan cara membaca bagi orang buta dengan membuat titik-titik pada lembaran kertas.
Dalam membuat titik-titik lubang pada kertas itu ia menggunakan pisau yang ada di ruang kerja ayahnya dan pisau itu juga yang sebetulnya melukai matanya.
Akhirnya anak itu pun berhasil menghasilkan sebuah alat bantu membaca yang sangat ringan dan sangat mudah di gunakan oleh setiap orang buta untuk belajar membaca dan sekaligus untuk membuat tulisan-tulisan khusus untuk orang-orang buta.
Nama anak tersebut adalah Louis Braille. Karya Braile telah menjadi berkat luar biasa bagi banyak orang-orang buta di dunia ini dan karyanya telah di pakai untuk penulisan buku-buku dari berbagai aspek pengetahuan yang ada di dunia ini.
”Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu"
Di dalam semua penderitaan dan masalah selalu ada peluang untuk menjadi lebih baik daripada menyerah dan dikalahkan tragedi.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar