|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 15 Agustus 2013

Memulangkan Dompet, Membawa Pahala Yang Tak Terduga

 

Apa yang Anda lakukan apabila menemukan dompet orang lain? Bila didalamnya terdapat identitas, kita bisa menghubungi pemilik dompet, atau menunggu sang pemilik datang mencari lagi.

Hal ini sama seperti kalau kita juga ketinggalan dompet, kita pasti datang lagi ke tempat yang sekiranya tadi kita lewati, berharap mendapatkan kembali dompet kita yang hilang.

Sedikit perbuatan baik ini, kadang bisa membawa pahala tak terduga.

Pada dinasti Ming dimasa Jiajing, di kota Jiangsu Wujiang ada seorang pria yang bernama Si Fu dan istrinya. Pasangan suami-istri ini mempunyai dua mesin pembuat kain sutra, sehingga mereka mengandalkan mesin ini sebagai pendapatan mereka

Pada suatu hari Si Fu dalam perjalanan pulang setelah menjual sutra, ditengah perjalanan dia menemukan sebuah dompet kecil yang didalamnya hanya ada sedikit uang. Didalam hatinya dia berpikir, “Uang ini pasti pemiliknya pengusaha modal kecil dan seluruh keluarganya pasti mengandalkan uang ini, jika uang ini hilang pasti mereka akan menderita.”

Oleh sebab itu dia berhenti ditempat ini untuk menunggu pemiliknya datang mencari, setelah seharian menunggu dan menahan lapar akhirnya pemiliknya datang. Pemiliknya adalah seorang pemuda, setelah menyelidiki dan memastikan dompet tersebut miliknya Si Fu mengembalikan kepadanya. 

Pemuda ini sangat berterima kasih, sehingga dia mengambil separuh dari uang tersebut untuk diberikan kepada Si Fu sebagai imbalan. Tapi Si Fu menolak menerima uang itu, pemuda itu lalu memberi buah dan mengundang Si Fu untuk makan, tetapi Si Fu tetap menolaknya. Setelah mengucapkan terima kasih, tanpa menyebut namanya Si Fu pun pergi. 

Setelah sampai di rumah dia menceritakan hal ini kepada istrinya, istrinya berkata, “Sungguh suatu perbuatan terpuji.” Suami istri ini bukan bahagia mendapatkan dompet itu, tapi merasa bergembira karena dapat mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya.

Sejak saat itu, Si Fu setiap tahun memelihara ulat sutra selalu mendapatkan untung, tetapi pada suatu tahun di kota mereka tidak ada daun murbei untuk ulat sutranya. Beberapa penduduk kota mereka berunding untuk naik perahu, menyeberangi danau ke kota lain untuk membeli daun murbei. 

Ketika mereka sedang berada dalam perahu dan belum sampai ke tempat tujuan, hari telah mulai gelap. Mereka lalu mencari pantai terdekat untuk berhenti dan memasak makan malam. Si Fu naik ke daratan untuk mencari kayu bakar, dalam perjalanannya dia bertemu dengan pemuda yang dahulu kehilangan dompetnya. 

Pemuda yang bernama Zhu En itu memanggil Si Fu, mereka berdua lalu mengobrol. Si Fu berkata, “Karena kami kekurangan daun Murbei, maka harus pergi mencari ke kota lain.” 

Zhu En berkata, “Daun murbei di taman saya sangat banyak, tidak habis dipakai sendiri, jika Abang mau ambil saja, murbei ini sepertinya memang tumbuh untuk abang. Dan pertemuan kita berdua juga memang sudah takdir.” Mereka berdua akhirnya seperti dua bersaudara.

Istri Zhu En menyediakan makan malam untuk menjamu penolong mereka, dia bermaksud untuk memotong ayam sebagai lauk, tetapi Si Fu berkata, “Makan sayur saja sudah cukup, jangan membunuh ayam tersebut !” Si Fu melarang istri Zhu En memotong ayam.

Zhu En menyiapkan tempat tidur bagi Si Fu bermalam dengan membuka pintu rumahnya sebagai papan tempat tidur dengan disanggah oleh dua buah kursi. Pada malam hari, tiba-tiba Si Fu mendengar suara ayam yang menjerit. Oleh sebab itu dia bergegas bangun untuk melihat apa yang terjadi, begitu dia bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar dia mendengar suara yang sangat keras, seperti suara benda keras yang terjatuh. 

Zhu En terbangun mendengar suara keras itu, dia bergegas memasang lampu dan dia melihat pintu yang dibuat tempat tidur untuk Si Fu telah hancur, kursi berserakan, rupanya ada lemari besar tua setinggi langit-langit yang ternyata kakinya rapuh jatuh menimpa tempat tidur tersebut.

Si Fu menyuruh mereka jangan memotong ayam tersebut, akhirnya ayam tersebut yang membalas budi untuk menyelamatkan nyawanya.

Sejak saat itu, Si Fu dan istrinya semakin giat membantu orang lain dan beramal, perbuatan apa saja yang bisa membantu orang lain pasti mereka lakukan. Tidak sampai 10 tahun usaha mereka semakin maju, mereka semakin kaya dan semakin banyak membantu orang lain.


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar