Di akhir jaman Dinasti Qin,
tersebutlah seorang jenderal yang bernama Zhang Han. Dia berhasil
mengalahkan Xiang Liang, salah satu jenderal utama Zhao, di Ding Tao dan
membunuhnya saat Xiang Liang hendak melarikan diri.
Zhang Han merasa di atas angin. Dia segera memerintahkan dua orang kepercayaannya, Wang Li dan She Jian untuk menyerang kota yang terdekat, Lu Ju.
Maka mereka berdua segera berangkat memimpin pasukan besar untuk mengepung kota Lu ju. Mendengar berita buruk ini, Raja Zhao memutuskan untuk mengirim Xiang Yu untuk membantu pasukan kota Lu Ju. Xiang Yu, yang ingin membalas dendam akan kematian Pamannya, Xiang Liang, langsung mempersiapkan diri dan berangkat.
Sesudah selesai menyeberangi Sungai Zhang, Xiang Yu memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan kapal-kapal mereka dan menenggelamkannya ke dasar sungai. Tidak hanya itu, dia juga memerintahkan untuk merusak semua periuk-periuk untuk memasak dan membakarnya hingga jadi abu. Xiang Yu merasa belumlah cukup. Sehingga disuruhlah mereka untuk membakar tenda tempat mereka menginap. Kemudian, tiap orang diberi bekal makanan yang hanya cukup untuk 3 hari saja.
Kemudian, di depan pasukannya, dia berkata dengan lantang,” Sekarang tidak ada lagi jalan mundur, yang ada hanyalah “berperang dan menang” atau “mati sia-sia”. Saya selalu memilih jalan seorang pemenang dan saya harap kalian juga!”
Akhirnya peperangan untuk menyelamatkan Lu Ju pun dimulai. Setelah 9 kali penyerangan terhadap pasukan Wang Li dan She Jian, akhirnya pasukan Qin pun mundur. Dan Xiang Yu berhasil membuktikan kata-katanya.
Kisah heroik Xiang Yu pun terdengar sampai ke pusat kerajaan Zhao. Raja Zhao segera mengundang Xiang Yu dan mengangkatnya menjadi jenderal utama Kerajaan Zhao dan penasihat pribadi beliau.
Kisah dibalik Pepatah Cina, “Po Fu Chen Zhou ( 破釜沉舟 ),” ini untuk menggambarkan sifat seseorang yang teguh dalam melakukan sesuatu, tak perduli ada halangan apa pun, jatuh bangun beberapa kali pun, ia tetap maju dan tidak pernah mundur. Tujuannya hanya satu yaitu, “SUKSES”.
Terkadang banyak orang yang berpendapat bahwa menjadi seseorang harus fleksibel, jangan ngotot terhadap sesuatu, harus cari jalan alternatif yang gampang dan efektif. Tak dirasa, alasan-alasan itu sebenarnya hanya akan menjadikan seseorang itu gampang menyerah. Bertemu sedikit kesulitan, lebih baik berhenti. Bertemu tekanan, lebih baik menurut.
"Po Fu Chen Zhou" itu adalah mutlak. Tak perduli pekerjaan sesusah apa pun, sesulit apa pun, gagal berapa kali pun, seseorang itu harus tetap maju dan belajar dengan semangat "Po Fu Chen Zhou" ini. Mulailah dari hal-hal yang kecil, hingga menjadi hal-hal yang besar.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Zhang Han merasa di atas angin. Dia segera memerintahkan dua orang kepercayaannya, Wang Li dan She Jian untuk menyerang kota yang terdekat, Lu Ju.
Maka mereka berdua segera berangkat memimpin pasukan besar untuk mengepung kota Lu ju. Mendengar berita buruk ini, Raja Zhao memutuskan untuk mengirim Xiang Yu untuk membantu pasukan kota Lu Ju. Xiang Yu, yang ingin membalas dendam akan kematian Pamannya, Xiang Liang, langsung mempersiapkan diri dan berangkat.
Sesudah selesai menyeberangi Sungai Zhang, Xiang Yu memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan kapal-kapal mereka dan menenggelamkannya ke dasar sungai. Tidak hanya itu, dia juga memerintahkan untuk merusak semua periuk-periuk untuk memasak dan membakarnya hingga jadi abu. Xiang Yu merasa belumlah cukup. Sehingga disuruhlah mereka untuk membakar tenda tempat mereka menginap. Kemudian, tiap orang diberi bekal makanan yang hanya cukup untuk 3 hari saja.
Kemudian, di depan pasukannya, dia berkata dengan lantang,” Sekarang tidak ada lagi jalan mundur, yang ada hanyalah “berperang dan menang” atau “mati sia-sia”. Saya selalu memilih jalan seorang pemenang dan saya harap kalian juga!”
Akhirnya peperangan untuk menyelamatkan Lu Ju pun dimulai. Setelah 9 kali penyerangan terhadap pasukan Wang Li dan She Jian, akhirnya pasukan Qin pun mundur. Dan Xiang Yu berhasil membuktikan kata-katanya.
Kisah heroik Xiang Yu pun terdengar sampai ke pusat kerajaan Zhao. Raja Zhao segera mengundang Xiang Yu dan mengangkatnya menjadi jenderal utama Kerajaan Zhao dan penasihat pribadi beliau.
Kisah dibalik Pepatah Cina, “Po Fu Chen Zhou ( 破釜沉舟 ),” ini untuk menggambarkan sifat seseorang yang teguh dalam melakukan sesuatu, tak perduli ada halangan apa pun, jatuh bangun beberapa kali pun, ia tetap maju dan tidak pernah mundur. Tujuannya hanya satu yaitu, “SUKSES”.
Terkadang banyak orang yang berpendapat bahwa menjadi seseorang harus fleksibel, jangan ngotot terhadap sesuatu, harus cari jalan alternatif yang gampang dan efektif. Tak dirasa, alasan-alasan itu sebenarnya hanya akan menjadikan seseorang itu gampang menyerah. Bertemu sedikit kesulitan, lebih baik berhenti. Bertemu tekanan, lebih baik menurut.
"Po Fu Chen Zhou" itu adalah mutlak. Tak perduli pekerjaan sesusah apa pun, sesulit apa pun, gagal berapa kali pun, seseorang itu harus tetap maju dan belajar dengan semangat "Po Fu Chen Zhou" ini. Mulailah dari hal-hal yang kecil, hingga menjadi hal-hal yang besar.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar