唐朝有個人名叫鄭義宗的,娶妻盧氏,曾經略略讀過一些經書為史傳 ,頗明道理。平日她事奉公婆,溫順有禮,照顧細心,堪為婦道的模 範。
有一天夜裏來了數十位盜賊,搶劫她家,所有的人都嚇得逃竄躲藏起 來,只有她婆婆年老力衰逃不走,盧氏一片孝心,不忍離去,便冒著 生命的危險陪侍、護佑在婆婆身邊,賊人拿刀威脅她,她仍不肯離去 ,甚至用力把她捶打得遍體鱗傷幾乎死去,她還拼著命保護婆婆。
待後來賊人離去後,家人心有餘悸,問她為何獨獨不恐懼?盧氏不愧 讀過書,明義理,她說:「人之所以跟禽獸差別的地方,就在於有仁 有義。爭平常若鄰里鄉人有什麼急難,尚且都會爭相去救助,更何況 是自己的婆婆,又怎麼能夠委棄不顧呢當時若不盡心護救,萬一婆婆 有個三長兩短,自己又怎麼忍心獨自活命呢!」盧氏這番至情至性、深 明天義的話語,聽得婆婆忍不住淚流滿面,感動萬分的說:「果真是 「孝從難處知真孝,歲寒然後知松柏之後凋啊!」」盧氏一念的至孝 ,也從此流傳民間。
Pada zaman dinasti Tang, ada seorang yang bernama Cheng Yi Chung, mempunyai istri yang bermarga Lu. Istrinya hobby membaca sedikit kitab suci dan kisah - kisah orang terkenal, dan sangat memahami akan Tao Li. Sehari - harinya dia melayani mertuanya dengan penuh ramah tamah dan sopan santun, menjaga anak dan menjadi seorang menantu yang teladan.
Pada suatu hari, saat tengah malam datang puluhan perampok untuk merampok ke rumahnya. Semua orang ketakutan sampai bersembunyi. Ibu mertuanya yang sudah tua, tak bisa berjalan dan dia sebagai menantu Lu yang begitu berbakti, tak tega untuk meninggalkannya sendirian.
Lalu tanpa mempedulikan keselamatan dirinya, dia keluar untuk menemani dan melindungi di samping mertuanya. Perampok memegang pisau untuk menakutinya, tapi dia tetap saja tak rela untuk beranjak pergi.
Malahan dengan sekuat tenaganya dia melawan dan mendorong perampok itu, sehingga membuat seluruh badannya terluka dan hampir mati, tapi dia masih tetap saja mengadu nyawanya untuk melindungi ibu mertuanya.
Setelah para perampok pergi, keluarganya begitu heran sekali dan bertanya mengapa dia bisa tidak takut ?
Wanita bermarga Lu ini tidak malu untuk menyimak Tao Li yang terkandung di dalam kitab suci yang dibacanya, lalu dia berkata, ”Oleh karena Manusia ada memiliki belas asih dan loyalitas, maka dalam kehidupan sehari – hari kalaulah ada tetangga maupun orang kampung yang berada dalam kesulitan dan hal yang mendesak, hendaklah saling berebutan untuk memberikan pertolongan, apalagi terhadap ibu mertua sendiri, bagaimana boleh menelantarkannya tanpa menjaganya.”
Pada saat itu, kalaulah tidak mengoptimalkan hati dalam memberikan perlindungan, dan ibu mertua ada terjadi kecelakaan, bagaimana hati bisa tega untuk membiarkan diri sendiri dalam menikmati kehidupan diri sendiri.”
Perkataannya yang penuh dengan perasaan, yang begitu memahami akan Tao Li, membuat ibu mertuanya yang mendengarkannya sampai tidak tahan menahan air mata. Mertuanya sangat terharu dan berkata, “Benar - benar berbakti adalah berdasarkan dari hal yang sulit dan untuk benar - benar memahami akan bakti yang sesungguhnya, setelah dingin salju berlalu barulah tahu akan gugurnya pohon cemara.”
Wanita Lu yang sedemikian berbaktinya itu kemudian menyebar luas ke kalangan masyarakat sampai sekarang.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
有一天夜裏來了數十位盜賊,搶劫她家,所有的人都嚇得逃竄躲藏起
待後來賊人離去後,家人心有餘悸,問她為何獨獨不恐懼?盧氏不愧
Pada zaman dinasti Tang, ada seorang yang bernama Cheng Yi Chung, mempunyai istri yang bermarga Lu. Istrinya hobby membaca sedikit kitab suci dan kisah - kisah orang terkenal, dan sangat memahami akan Tao Li. Sehari - harinya dia melayani mertuanya dengan penuh ramah tamah dan sopan santun, menjaga anak dan menjadi seorang menantu yang teladan.
Pada suatu hari, saat tengah malam datang puluhan perampok untuk merampok ke rumahnya. Semua orang ketakutan sampai bersembunyi. Ibu mertuanya yang sudah tua, tak bisa berjalan dan dia sebagai menantu Lu yang begitu berbakti, tak tega untuk meninggalkannya sendirian.
Lalu tanpa mempedulikan keselamatan dirinya, dia keluar untuk menemani dan melindungi di samping mertuanya. Perampok memegang pisau untuk menakutinya, tapi dia tetap saja tak rela untuk beranjak pergi.
Malahan dengan sekuat tenaganya dia melawan dan mendorong perampok itu, sehingga membuat seluruh badannya terluka dan hampir mati, tapi dia masih tetap saja mengadu nyawanya untuk melindungi ibu mertuanya.
Setelah para perampok pergi, keluarganya begitu heran sekali dan bertanya mengapa dia bisa tidak takut ?
Wanita bermarga Lu ini tidak malu untuk menyimak Tao Li yang terkandung di dalam kitab suci yang dibacanya, lalu dia berkata, ”Oleh karena Manusia ada memiliki belas asih dan loyalitas, maka dalam kehidupan sehari – hari kalaulah ada tetangga maupun orang kampung yang berada dalam kesulitan dan hal yang mendesak, hendaklah saling berebutan untuk memberikan pertolongan, apalagi terhadap ibu mertua sendiri, bagaimana boleh menelantarkannya tanpa menjaganya.”
Pada saat itu, kalaulah tidak mengoptimalkan hati dalam memberikan perlindungan, dan ibu mertua ada terjadi kecelakaan, bagaimana hati bisa tega untuk membiarkan diri sendiri dalam menikmati kehidupan diri sendiri.”
Perkataannya yang penuh dengan perasaan, yang begitu memahami akan Tao Li, membuat ibu mertuanya yang mendengarkannya sampai tidak tahan menahan air mata. Mertuanya sangat terharu dan berkata, “Benar - benar berbakti adalah berdasarkan dari hal yang sulit dan untuk benar - benar memahami akan bakti yang sesungguhnya, setelah dingin salju berlalu barulah tahu akan gugurnya pohon cemara.”
Wanita Lu yang sedemikian berbaktinya itu kemudian menyebar luas ke kalangan masyarakat sampai sekarang.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar