|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 21 Agustus 2013

Nilai Kebajikan Dalam Lukisan Tiongkok

 

Lukisan Cina adalah konten budaya yang kaya dan juga salah satu tradisi seni tertua dalam sejarah. Lukisannya menyampaikan persepsi tokoh, kesadaran lingkungan dan inspirasi, yang disebut "konseptualisasi artistik." 

Ketika menggambarkan manusia, benda, lanskap dan tokoh  dapat menyampaikan pesan tertentu yang menyentuh perasaan orang dengan penggambaran sinar dari kehidupan tingkat tinggi yang gagah dan menawan.  

Belas kasih dari kehidupan tingkat tinggi dan kemuliaanya adalah sumber dari karya pelukis dalam kreatifitasnya dan menjadi daya tarik dari para peninjaunya. 

Orang akan lebih percaya bahwa  perbuatan baik dan buruk akan mendapat balasan dan mereka menjadi lebih mengenali pemecahan pencarian dalam kultivasi.

Tiga jenis utama dari konseptualisasi artistik ditemukan dalam lukisan Cina :

1. Persepsi keterbukaan, luasnya, kecerahan, dan kemurahan hati.
2. Sebuah ekspresi keluhuran, keanggunan, dan kejujuran.
3. Pengajuan kedamaian, ketenangan, profoundity dan kejujuran.

Ketiga gaya artistik adalah fundamental sepanjang sejarah dan lukisan hanya dianggap sebagai lukisan seni Cina yang benar artistik, jika mencapai salah satu dari tiga standar.

Selain itu, apakah sebuah lukisan dapat memancarkan makna seperti kesetiaan dan kesucian, atau kesederhanaan dan kemurnian, sehingga baru akan dianggap sebagai lukisan artistik yang benar dan berharga bagi orang lain.


Lukisan dari Dewa, Buddha, alam semesta, karakter individu yang besar umumnya dinyatakan sentimen atas. Selain itu, gambar-gambar bunga plum, anggrek, bambu, dan krisan merupakan integritas dan dihargai sebagai subyek seni sejati. 

Lukisan dari kaisar pertama dari Dinasti Tang, Li Shimin, oleh Seniman Dinasti Tang Yan Liben ( 閻立本 ), “Kebenaran Taizong” dan  kabinetnya “Dua puluh empat pejabat kabinet Lingyan dengan kontribusi yang mengagumkan” seperti hidup yang memberinya reputasi dari “Perwujudan sempurna dari lukisan.” 

Lukisannya “Daerah Barat” yang menjelaskan karakter dan kejadian dari  kelompok, minoritas mencerminkan keramah-tamahan dan keharmonisan hubungan yang ada diantara etnik yang berbeda pada Dinasti Tang. 

Lukisan lain darinya adalah “Nasihat Wei Zheng” menceritakan tentang pejabat Wei Zheng memberikan saran terbuka dan jujur kepada Kaisar Taizong. Semua lukisan ini menyanjung kebesaran dan kemakmuran dari Dinasti Tang dan memperlihatkan semangat yang meningkat pesat menyebabkan orang kembali pada hal-hal yang mereka dambakan.

Pemakaian “metafora untuk kebaikan” adalah salah satu karakteristik budaya Tiongkok. Ini menggambarkan garis lurus antara objek tertentu dengan kabaikan manusia. Seperti bambu melambangkan “kesucian” kuncup bunga plum melambangkan “Kekuatan dari karakter, ”bunga serunai melambangkan “keberanian moral,” dan lain-lain dalam menghargai berbagai kebaikan hati manusia.

Seniman dari Dinasti Yuan Wang Mian menyemangati dirinya dengan menggambarkan dirinya bagai kuncup bunga plum dari mekarnya bunga plum dalam keseluruhan hidupnya. Sebagai tambahan dari komposisi artistiknya, dia menulis sajak, yang ikut menambah arti dari lukisannya. 

Pelukis Tiongkok menaruh perhatian sangat ketat terhadap arti dari konotasi dibelakang gambar yang terlukis. Ketika penonton membayangkan pelukisnya, penonton akan mengerti jalan pikiran pelukis tanpa  perlu penjelasan. Ini mensyaratkan para seniman tidak hanya punya teknik yang baik dan komposisi yang sempurna, tetapi juga harus punya moral karakter yang tinggi.

Dalam literatur kuno tentang lukisan Tiongkok tertulis, “Bagi mereka yang ingin belajar melukis pertama harus punya karakter moral yang baik, kemudian lukisannya akan menjadi alami memancarkan hawa yang dihormati. Karakter seseorang adalah bukti dari tulisannya ini juga berlaku bagi lukisan.”  

Dengan demikian karakter moral dan latar belakang budaya diyakini secara langsung memberi dampak pada lukisan. Dan untuk mendapatkan lukisan yang bagus, diyakini bahwa orang itu harus orang yang baik. 

Konsepsi artistik dari lukisan Tiongkok memungkinkan para peninjau meningkatkan keterbatasan bayangan dari penampilan objek dan penampilan cerita pada lukisan dan memasuki waktu dan ruang yang tak terukur melewati kehidupan fisik, sejarah dan alam semesta.

Seni dan materi lain, tidak bisa dipisahkan dari arahan prinsip. Membiasakan prinsip kebenaran dalam keseharian dan menyebarkan prinsip belas kasih dengan berbagai cara tidak hanya tanggung jawab dari pada seniman, tetapi tanggung jawab dari kita semua.



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar