|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 21 Agustus 2013

Makna Festival Zhong Yuan Jie (中元节) / Sembahyang Leluhur

 

Hari ini Cit Gwek Cap Go disebut juga Cit Gweek Phua yang dikenal sebagai Festival Zhong Yuan Jie atau "Festival Pertengahan Tahun", juga dikenal sebagai Festival Hantu Lapar yang diselenggarakan setiap tahunnya pada bulan ke 7 tanggal 15 dari kalender lunar cina. 
 
Pada hari itu, banyak keluarga yang akan memberikan penghormatan kepada keluarga almarhum mereka dan mengunjungi makam mereka, seolah-olah hubungan mereka yang sudah mati masih bersama mereka.

Adapun makna yang terkandung dalam sembahyang bulan ketujuh tanggal 15 tersebut, adalah sebagai lambang ketakwaan (Shun) manusia kepada Tuhan (Thian Min) dan bakti anak terhadap arwah ayah bundanya yang sudah meninggal dunia, termasuk pula terhadap arwah leluhurnya, arwah teman-teman, serta arwah umum yang sudah tidak ada sanak saudara yang menyembahyanginya lagi.
 
Hal ini karena dari sejak dulu telah diyakini bahwa setiap bulan tujuh ini, jiwa-jiwa atau roh yang belum lahir dan nenek moyang almarhum dan teman-teman akan dilepaskan dari alamnya untuk mengembara ke bumi selama 30 hari.  

Bagi kita yang masih hidup adalah suatu keharusan untuk mengenang orangtua, saudara dan leluhur yang telah tiada dengan mengirim doa buat mereka, khususnya orangtua dan leluhur karena tanpa mereka tentu tidak ada kita hari ini.

Banyak orang yang hanya berasumsi bahwa mereka telah masuk surga dan tidak perlu berdoa atau tidak perlu berbuat kebajikan lagi untuk mereka. Asumsi demikian sesungguhnya hanyalah alasan karena kemalasan dan ketidak-pedulian pada leluhur, semoga kita semua tidak pernah lengah terhadap leluhur kita.

Jiwa atau roh orang mati yang diabaikan oleh kerabat atau saudaranya mungkin akan melakukan tindakan kejahatan atau malapetaka, sehingga harus diambil langkah-langkah untuk menenangkan roh-roh tersebut sebelum mereka melampiaskan amarahnya dengan menawarkan para roh yang gentayangan itu makanan, membakar dupa dan uang kertas untuk memenuhi kebutuhan materinya, supaya para roh itu tidak dalam keadaan lapar, dengan demikian hal ini mungkin bisa menghindari dari malapetaka yang tak terduga.   

Selain itu juga hal ini untuk mengingatkan kita bahwa sebagai manusia harus bertenggang rasa, peduli dalam membantu sesama yang memang membutuhkan bantuan. Usai pelaksanaan sembahyang ini biasanya diiringi dengan pembagian sejumlah beras beserta sembako lainnya kepada masyarakat yang kurang mampu.



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar