Masa dinasti Ming, Tahun Wan Li, di Yang Cou ada seorang pedagang kaya,
pada saat akhir hayatnya, memberitahukan pada anaknya, “ Pada hidup saya
ini bisa menjadi seorang kaya, semuanya berkat timbangan ini.
Timbangan ini dibuat dari kayu spesial. Didalamnya ada rongga, dan diisi air. Jikalau mau menjual, maka saya akan menggeser airnya ke depan, saat mau membeli, maka saya akan menggeser airnya kebelakang.
Dengan demikian pada saat menjual bisa untung sedikit, dan pada saat membeli bisa hemat sedikit. Makanya saya bisa demikian kaya.” Anaknya mendengar hal ini, hatinya sangat tidak sedih.
Namun tidak berani membantah kata-kata ayahnya. Pada saat ayahnya meninggal dunia, dia membakar juga timbangan tersebut.
Dan rupanya dari asap pembakaran tersebut, muncullah seekor naga yang melesat ke angkasa.
Melewati masa 3 bulan, ke-2 anaknya meninggal dunia. Dengan penuh ketidakpuasan dia berkata, “Dahulu ayah saya korupsi dan tidak adil dalam berdagang, sama sekali tidak ada masalah. Sekarang dengan adil, jujur saya berdagang, malahan kedua anak saya meninggal, jikalau Tuhan bisa membedakan mana benar dan salah, mengapa bisa demikian ?”
Pada saat hatinya muncul demikian, tiba-tiba merasa pusing dan terduduk di bangku, dan melihat ada seorang dewa di depannya, dan berkata padanya, “ayahmu tidak adil dalam berdagang, menipu orang lain menguntungkan diri sendiri, dia bisa kaya karena memang sudah digariskan oleh karmanya.
Namun karena perbuatannya ini, sungguh bertolak belakang dengan aturan langit, dan berbuat dosa pada Tuhan, makanya Tuhan menurunkan bencana, 2 bintang kemalangan lahir di keluarga kalian.
Menunggu saatnya tiba untuk membangkrutkan usaha keluarga kalian.
Dengan api membakar seluruh harta keluarga. Sebagai balasan karma jahat.
Tahun ini kamu bisa merubah kejahatan menjadi kebaikan, berdagang dengan jujur, melakukan segalanya dengan adil,
Tuhan memutuskan tidak menurunkan bencana, makanya ke-2 bintang kemalangan ditarik kembali, kamu jangan salah duga; Tuhan bisa mengutus yang terbaik sebagai anak dan cucumu.
Tidak lama kemudian, di keluargamu akan terlahir 2 orang anak yang bisa menjaga keluargamu, bahkan bisa menambah kekayaan anda, namun kamu harus terus melakukan kebaikan. Tidak boleh ada hati yang mendendam.”
Pedagang itu sadar kembali, ingat dalam hati, sejak itu sepenuh hati berbuat amal, 3 tahun kemudian, membuahkan hasil yakni terlahir 2 orang anak, setelah besar berpendidikan tinggi, harta kekayaan bertambah, anak cucu juga banyak.
Kejadian ini diceritakan oleh Cang Kong Chen, “Saya adalah tetangga dari pedagang itu, sehingga setiap kejadiannya benar-benar saya ingat dengan jelas.”
Perlu diketahui, rezeki sudah ditakdirkan, adalah hasil usaha sendiri, jikalau ditakdirkan, maka pasti ada rezeki, makanya jangan berpikir bahwa rezeki bisa didapatkan dengan cara merampas orang lain.
Semua hal di dunia ini telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, jikalau tidak mengerti berbuat amal pahala, pada saat rezeki habis, maka balasan jahat akan dipikul sendiri.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Timbangan ini dibuat dari kayu spesial. Didalamnya ada rongga, dan diisi air. Jikalau mau menjual, maka saya akan menggeser airnya ke depan, saat mau membeli, maka saya akan menggeser airnya kebelakang.
Dengan demikian pada saat menjual bisa untung sedikit, dan pada saat membeli bisa hemat sedikit. Makanya saya bisa demikian kaya.” Anaknya mendengar hal ini, hatinya sangat tidak sedih.
Namun tidak berani membantah kata-kata ayahnya. Pada saat ayahnya meninggal dunia, dia membakar juga timbangan tersebut.
Dan rupanya dari asap pembakaran tersebut, muncullah seekor naga yang melesat ke angkasa.
Melewati masa 3 bulan, ke-2 anaknya meninggal dunia. Dengan penuh ketidakpuasan dia berkata, “Dahulu ayah saya korupsi dan tidak adil dalam berdagang, sama sekali tidak ada masalah. Sekarang dengan adil, jujur saya berdagang, malahan kedua anak saya meninggal, jikalau Tuhan bisa membedakan mana benar dan salah, mengapa bisa demikian ?”
Pada saat hatinya muncul demikian, tiba-tiba merasa pusing dan terduduk di bangku, dan melihat ada seorang dewa di depannya, dan berkata padanya, “ayahmu tidak adil dalam berdagang, menipu orang lain menguntungkan diri sendiri, dia bisa kaya karena memang sudah digariskan oleh karmanya.
Namun karena perbuatannya ini, sungguh bertolak belakang dengan aturan langit, dan berbuat dosa pada Tuhan, makanya Tuhan menurunkan bencana, 2 bintang kemalangan lahir di keluarga kalian.
Menunggu saatnya tiba untuk membangkrutkan usaha keluarga kalian.
Dengan api membakar seluruh harta keluarga. Sebagai balasan karma jahat.
Tahun ini kamu bisa merubah kejahatan menjadi kebaikan, berdagang dengan jujur, melakukan segalanya dengan adil,
Tuhan memutuskan tidak menurunkan bencana, makanya ke-2 bintang kemalangan ditarik kembali, kamu jangan salah duga; Tuhan bisa mengutus yang terbaik sebagai anak dan cucumu.
Tidak lama kemudian, di keluargamu akan terlahir 2 orang anak yang bisa menjaga keluargamu, bahkan bisa menambah kekayaan anda, namun kamu harus terus melakukan kebaikan. Tidak boleh ada hati yang mendendam.”
Pedagang itu sadar kembali, ingat dalam hati, sejak itu sepenuh hati berbuat amal, 3 tahun kemudian, membuahkan hasil yakni terlahir 2 orang anak, setelah besar berpendidikan tinggi, harta kekayaan bertambah, anak cucu juga banyak.
Kejadian ini diceritakan oleh Cang Kong Chen, “Saya adalah tetangga dari pedagang itu, sehingga setiap kejadiannya benar-benar saya ingat dengan jelas.”
Perlu diketahui, rezeki sudah ditakdirkan, adalah hasil usaha sendiri, jikalau ditakdirkan, maka pasti ada rezeki, makanya jangan berpikir bahwa rezeki bisa didapatkan dengan cara merampas orang lain.
Semua hal di dunia ini telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, jikalau tidak mengerti berbuat amal pahala, pada saat rezeki habis, maka balasan jahat akan dipikul sendiri.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar