Dulu ada seorang bernama Sen Cing Ku, keluarganya amat miskin, namun
dia suka membantu orang yang kesusahan.
Dia sering berkata, “Kalau kita mau menunggu sampai kita punya uang, sudah sukses baru membantu orang, takutnya seumur hidup saya tidak akan punya kesempatan untuk membantu orang. Lebih baik sekarang ada berapa bantu berapa. Dengan usaha keras juga tidak mengapa.”
Makanya setiap kali melihat orang menderita, walaupun dia tidak mampu juga mencari jalan keluar untuk membantu orang lain. Ataupun dirinya berhutang pada orang juga tidak masalah.
Suatu hari, sewaktu dia pulang dari kerjanya, dia mendengar tetangganya sedang sakit dan mengeluh. Dia bertanya pada istrinya, “Tetangga kita sakit ya ?” Istrinya menjawab, “Ya, karena tidak ada uang makanya lapar sampai sakit. Udah 3 hari ini tidak ada asap yang mengepul dari dapur.
Sen Cing Ku langsung menghela napas dan berkata, “Kenapa tidak mengantarkan nasi kita kepada mereka ?” Istrinya menjawab, “Sedang masa susah ini, gentong beras kita Cuma tinggal beberapa kilo saja, setelah lewat 2 hari ini maka kita juga akan sama seperti tetangga kita, tak ada makanan untuk dimakan, mana ada kesempatan untuk membantu mereka ?”
Sen Cing Ku berkata, “Kalau memang takdir kita mati kelaparan, paling tidak kita lebih lama 2 – 3 hari dari tetangga kita.”
Setelah mendengar ucapan suaminya, istrinya menjadi tergugah oleh kebaikan suaminya, sehingga dengan senang hati dia menyerahkan semua nasi kepada tetangganya. Sedangkan mereka sendiri tidak ada nasi untuk dimasak.
Pada malam itu, Sen Cing Ku bermimpi berjumpa dengan seorang Dewa. Dewa itu berkata, “Nasib kamu sebenarnya ditakdirkan untuk miskin. Namun walaupun miskin, kamu masih bisa terpikirkan untuk menolong orang lain, sampai melupakan diri sendiri, makanya Tuhan mengizinkan kamu lulus ujian negara, dan menjadi pejabat negara. Akhirnya Sen Cing Ku benar-benar lulus ujian dan menjadi pejabat. Anak cucunya semua hidup bahagia dan kaya raya.
Ada pepatah Cina yang mengatakan,“Yuan shui bu jiu jin huo, Yuan qin bu ru jin lin ( 远 水 不 救 近 火 , 远 亲 不 如 近 邻 )," Air yang jauh tak dapat memadamkan api yang dekat dan Kerabat yang jauh tak dapat dibandingkan dengan tetangga yang dekat.
Makanya yang terpenting adalah hubungan yang baik antara sesama tetangga dekat sangat penting dan harus bisa saling akur karena kepada merekalah Anda bisa meminta pertolongan pertama.
Kita semua
tahu bahwa di dunia ini ada banyak orang yang kaya, namun jika berjumpa dengan orang
yang miskin, pasti bilang tidak ada uang atau takut ditipu. Namun
jikalau berjumpa marabahaya, berapa banyak uang pun bisa dikeluarkannya.
Waktu mau beramal tidak ada uang, namun pada saat penting, tidak ada uang juga bisa didapatkan. Tuhan melihat dari hati kita, bukan melihat dari berapa banyak perbuatan baik yang telah kita lakukan. Seperti Sen Cing Ku yang hanya beramal beberapa kilo beras, namun bisa mendapatkan balasan yang amat baik.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Dia sering berkata, “Kalau kita mau menunggu sampai kita punya uang, sudah sukses baru membantu orang, takutnya seumur hidup saya tidak akan punya kesempatan untuk membantu orang. Lebih baik sekarang ada berapa bantu berapa. Dengan usaha keras juga tidak mengapa.”
Makanya setiap kali melihat orang menderita, walaupun dia tidak mampu juga mencari jalan keluar untuk membantu orang lain. Ataupun dirinya berhutang pada orang juga tidak masalah.
Suatu hari, sewaktu dia pulang dari kerjanya, dia mendengar tetangganya sedang sakit dan mengeluh. Dia bertanya pada istrinya, “Tetangga kita sakit ya ?” Istrinya menjawab, “Ya, karena tidak ada uang makanya lapar sampai sakit. Udah 3 hari ini tidak ada asap yang mengepul dari dapur.
Sen Cing Ku langsung menghela napas dan berkata, “Kenapa tidak mengantarkan nasi kita kepada mereka ?” Istrinya menjawab, “Sedang masa susah ini, gentong beras kita Cuma tinggal beberapa kilo saja, setelah lewat 2 hari ini maka kita juga akan sama seperti tetangga kita, tak ada makanan untuk dimakan, mana ada kesempatan untuk membantu mereka ?”
Sen Cing Ku berkata, “Kalau memang takdir kita mati kelaparan, paling tidak kita lebih lama 2 – 3 hari dari tetangga kita.”
Setelah mendengar ucapan suaminya, istrinya menjadi tergugah oleh kebaikan suaminya, sehingga dengan senang hati dia menyerahkan semua nasi kepada tetangganya. Sedangkan mereka sendiri tidak ada nasi untuk dimasak.
Pada malam itu, Sen Cing Ku bermimpi berjumpa dengan seorang Dewa. Dewa itu berkata, “Nasib kamu sebenarnya ditakdirkan untuk miskin. Namun walaupun miskin, kamu masih bisa terpikirkan untuk menolong orang lain, sampai melupakan diri sendiri, makanya Tuhan mengizinkan kamu lulus ujian negara, dan menjadi pejabat negara. Akhirnya Sen Cing Ku benar-benar lulus ujian dan menjadi pejabat. Anak cucunya semua hidup bahagia dan kaya raya.
Ada pepatah Cina yang mengatakan,“Yuan shui bu jiu jin huo, Yuan qin bu ru jin lin ( 远 水 不 救 近 火 , 远 亲 不 如 近 邻 )," Air yang jauh tak dapat memadamkan api yang dekat dan Kerabat yang jauh tak dapat dibandingkan dengan tetangga yang dekat.
Makanya yang terpenting adalah hubungan yang baik antara sesama tetangga dekat sangat penting dan harus bisa saling akur karena kepada merekalah Anda bisa meminta pertolongan pertama.
Waktu mau beramal tidak ada uang, namun pada saat penting, tidak ada uang juga bisa didapatkan. Tuhan melihat dari hati kita, bukan melihat dari berapa banyak perbuatan baik yang telah kita lakukan. Seperti Sen Cing Ku yang hanya beramal beberapa kilo beras, namun bisa mendapatkan balasan yang amat baik.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar