Pada masa Negara Berperang, China terbagi dalam 6 negara. Negara Chin menyerang negara Wei, sehingga Raja negara Wei terbunuh.
Semua pendukung Raja Wei juga dibunuh, dan hanya tersisa seorang putra dari Raja Wei yang berhasil melarikan diri.
Karena tentara tak berhasil menemukannya, maka Raja Chin segera mengumumkan kepada seluruh rakyat Wei , “Bagi yang bisa menemukan Putra Raja Wei, maka akan dihadiahkan 1000 keping emas, jika ada yang menyembunyikan Putra Mahkota dan tidak melaporkannya, maka akan dihukum mati, bahkan 10 keturunan keluarga dan kerabatnya juga akan dibabat habis.”
Pada waktu diserang, Ibu Pengasuh berhasil membawa Putra Mahkota melarikan diri. Ada orang yang berkata kepadanya, “Kamu seharusnya tahu dimana persembunyian Putra Mahkota. Sekarang hadiah dari Raja Chin amat banyak, kamu katakan saja keberadaan Putra Mahkota."
Ibu Pengasuh dengan marah menjawab, “Saya mana tahu keberadaan Putra Mahkota, jikalau tahu pun, saya tidak akan mengatakannya. Mati ya mati, saya takut apa? Saya bertanggung jawab dalam memelihara seorang anak, dan menyembunyikannya supaya dia bisa hidup, jika memberitahukan keberadaannya, bukankah ini disebut telah berdosa kepada atasan, hanya karena tamak dan takut mati.
Saya dengar bahwa seseorang yang setia tidak akan berkhianat kepada atasannya, juga tidak takut mati. Tugas dan tanggung jawab saya memelihara seorang anak adalah supaya dia bisa tumbuh besar, bukan supaya dia mati.
Jika hari ini hanya karena saya serakah untuk memiliki harta kekayaan dan melepaskan sifat satria dan setia saya, bukankah saya telah berkhianat kepada Raja. Saya pasti tidak akan melakukannya hanya karena sayang pada nyawa sendiri, lalu membiarkan Putra Mahkota mati.” Ucapannya ini telah membuat semua orang-orang yang mendengarnya menjadi tergugah hatinya.
Ibu Pengasuh selalu membawa Putra Mahkota untuk bersembunyi dimana-mana, sampai mereka berhasil lari pada suatu daerah yang bernama Hu Pien, tetapi akhirnya berhasil ditemukan oleh tentara Chin.
Sewaktu Tentara Chin mau menusukkan pedangnya pada Putra mahkota, Ibu pengasuh yang satria dan setia itu dengan penuh keberanian rela mengorbankan badannya sendiri untuk melindungi Putra Mahkota dari tusukan pedang.
Walau sampai ditusuk pedang 12 kali, namun tidak ada satu tusukan pedang yang berhasil masuk ke badan Putra Mahkota. Walau pada akhirnya, Putra Mahkota terbunuh juga.
Walaupun Raja Chin amat ganas, namun melihat pengorbanan Ibu Pengasuh Putra Mahkota yang Satria dan Setia itu telah membuat hatinya tergugah, bukan saja 100% hormat kepadanya, tapi dia juga melaksanakan upacara pemakaman yang penuh penghormatan kepadanya, dan mengangkat abang dari Ibu Pengasuh tersebut sebagai pejabat negara untuk balasan atas kesalahannya terhadap Ibu Pengasuh yang Setia tersebut.
Seorang Ibu Pengasuh yang tidak berpendidikan, namun dirinya memiliki sifat satria dan kesetiaannya yang begitu tinggi, suatu sifat yang patut untuk kita teladani bersama.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Semua pendukung Raja Wei juga dibunuh, dan hanya tersisa seorang putra dari Raja Wei yang berhasil melarikan diri.
Karena tentara tak berhasil menemukannya, maka Raja Chin segera mengumumkan kepada seluruh rakyat Wei , “Bagi yang bisa menemukan Putra Raja Wei, maka akan dihadiahkan 1000 keping emas, jika ada yang menyembunyikan Putra Mahkota dan tidak melaporkannya, maka akan dihukum mati, bahkan 10 keturunan keluarga dan kerabatnya juga akan dibabat habis.”
Pada waktu diserang, Ibu Pengasuh berhasil membawa Putra Mahkota melarikan diri. Ada orang yang berkata kepadanya, “Kamu seharusnya tahu dimana persembunyian Putra Mahkota. Sekarang hadiah dari Raja Chin amat banyak, kamu katakan saja keberadaan Putra Mahkota."
Ibu Pengasuh dengan marah menjawab, “Saya mana tahu keberadaan Putra Mahkota, jikalau tahu pun, saya tidak akan mengatakannya. Mati ya mati, saya takut apa? Saya bertanggung jawab dalam memelihara seorang anak, dan menyembunyikannya supaya dia bisa hidup, jika memberitahukan keberadaannya, bukankah ini disebut telah berdosa kepada atasan, hanya karena tamak dan takut mati.
Saya dengar bahwa seseorang yang setia tidak akan berkhianat kepada atasannya, juga tidak takut mati. Tugas dan tanggung jawab saya memelihara seorang anak adalah supaya dia bisa tumbuh besar, bukan supaya dia mati.
Jika hari ini hanya karena saya serakah untuk memiliki harta kekayaan dan melepaskan sifat satria dan setia saya, bukankah saya telah berkhianat kepada Raja. Saya pasti tidak akan melakukannya hanya karena sayang pada nyawa sendiri, lalu membiarkan Putra Mahkota mati.” Ucapannya ini telah membuat semua orang-orang yang mendengarnya menjadi tergugah hatinya.
Ibu Pengasuh selalu membawa Putra Mahkota untuk bersembunyi dimana-mana, sampai mereka berhasil lari pada suatu daerah yang bernama Hu Pien, tetapi akhirnya berhasil ditemukan oleh tentara Chin.
Sewaktu Tentara Chin mau menusukkan pedangnya pada Putra mahkota, Ibu pengasuh yang satria dan setia itu dengan penuh keberanian rela mengorbankan badannya sendiri untuk melindungi Putra Mahkota dari tusukan pedang.
Walau sampai ditusuk pedang 12 kali, namun tidak ada satu tusukan pedang yang berhasil masuk ke badan Putra Mahkota. Walau pada akhirnya, Putra Mahkota terbunuh juga.
Walaupun Raja Chin amat ganas, namun melihat pengorbanan Ibu Pengasuh Putra Mahkota yang Satria dan Setia itu telah membuat hatinya tergugah, bukan saja 100% hormat kepadanya, tapi dia juga melaksanakan upacara pemakaman yang penuh penghormatan kepadanya, dan mengangkat abang dari Ibu Pengasuh tersebut sebagai pejabat negara untuk balasan atas kesalahannya terhadap Ibu Pengasuh yang Setia tersebut.
Seorang Ibu Pengasuh yang tidak berpendidikan, namun dirinya memiliki sifat satria dan kesetiaannya yang begitu tinggi, suatu sifat yang patut untuk kita teladani bersama.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar