|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 15 Agustus 2013

Sumber Air Yang Digunakan Orang Cina Kuno

 

Ada dua sumber air yang digunakan oleh orang kuno. Pertama adalah air yang berasal dari tanah. Umumnya orang kuno memanfaatkan air alam seperti air sumur, air sungai, atau mata air. 

Kedua adalah air dari langit, misalnya air hujan, embun, atau di negara empat musim berasal dari hujan es atau air dari salju. 

Di daerah pegunungan tinggi, seperti di propinsi Xin Jiang, Tiongkok, penduduk setempat menggunakan air salju dari gunung Diansan yang mengalir turun dan ditampung ke dalam sumur yang telah dipersiapkan. Ini merupakan air alami. 

Berbeda dengan air leding yang digunakan di masa kini. Air ini berasal dari waduk yang diolah dan disteriliasasi melalui berbagai cara. Air semacam ini tentu bukan air alami lagi. Oleh sebab itu, air yang digunakan untuk memasak obat ramuan herbal saat ini sudah tidak sama dengan air alami pada jaman dahulu. 

Selain dua sumber air diatas, orang kuno juga memanfaatkan air yang ditampung dari hasil curah hujan yang deras mendadak. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok air semacam ini disebut “Liao Shui”(air hujan mendadak). Keunggulan dari air jenis ini yakni memiliki rasa yang lebih hambar dan tidak bersifat memperberatkan unsur “lembab” pada penyakit, serta bermanfaat untuk menghilangkan “panas dalam.” 

Misalnya untuk mengatasi air seni yang kuning, panas, dan bervolume sedikit. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok air seni semacam ini dikategorikan memiliki unsur “lembab panas,”  maka menggunakan air hujan mendadak tersebut dapat memperbanyak dan memperlancar air seni.

Mungkin kita pernah menonton film serial dari Korea Selatan yang berjudul "The Way of Medicine" atau "Hur Jun." Ketika aktor utama Hur Jun berguru pada seorang tabib ternama, sang guru memintanya untuk menimba air. 

Ketika sang guru mengetahui air yang diberikan padanya bukan air yang ia minta, lantas ia menyiramkan air tersebut ke tubuh si aktor sambil berkata, air ini tidak dapat digunakan untuk obat. Tabib zaman dahulu sangat mengutamakan pemilihan air untuk memasak obat saat melakukan pengobatan. Mereka tidak bersedia menggunakan air yang tidak benar atau tidak bagus. 

Mungkin ada yang bertanya, saat ini pencemaran terjadi dimana-mana, apakah air yang kita minum dapat memengaruhi kesehatan tubuh? Sebenarnya saat ini hampir semua sumber air telah terkontaminasi. 

Bukan hanya air hujan yang terkontaminasi, bahkan mungkin air leding terkontaminasi lebih besar. Karena air leding menggunakan klorin (kaporit) untuk sterilisasi. Air hujan lebat mungkin tidak begitu terkontaminasi, namun jangan lupa kadangkala kita juga menjumpai hujan asam. Air hujan jenis ini tidak dapat dikonsumsi.

Menurut catatan literatur kuno:, “Suami istri yang masing-masing meneguk satu gelas air hujan yang turun di awal musim semi, kemudian bersetubuh, akan mudah mendapatkan anak.” Tentu saja ini juga berkaitan dengan takdir mereka. (Sinshe Hu Naiwen)



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar