Dahuulu
kala ada seorang gadis yang berumur sekitar 17 – 18 tahun, walaupun keadaan keluarganya sangat miskin, tetapi demi untuk beramal dia berhemat makan dan menyisakan uang 2 sen untuk beramal pada Vihara.
Ketua kuil benar–benar terharu akan kesungguhannya, lalu demi dia membacakan paritta memohon rezeki, dan menyesali kesalahan-kesalahan yang diperbuat sebelumnya.
Tak lama kemudian, dia terpilih menjadi dayang istana. Tak lama kemudian setelah dia menjadi kaya, dia datang kembali dengan penuh kebanggaan membawa ribuan koin emas untuk beramal ke kuil tersebut, tetapi peralihan amal kali ini tidak dipimpin oleh ketua Vihara, tetapi hanya menyuruh muridnya yang melaksanakan.
Ketika mendapatkan perlakuan yang seperti itu, maka gadis itu sangatlah tidak senang sekali, lalu dia bertanya pada ketua vihara, “Dulu saya hanya membawa 2 sen beramal kemari, ketua vihara yang langsung memimpin upacara di depan Buddha untuk pengalihan amal dan pertobatan, sekarang saya beramal begitu banyak emas, kenapa malahan Guru tidak memimpin sendiri upacara peralihan amal terhadap saya, kenapa begitu ?
Ketua vihara melihat gadis itu sejenak, lalu memberikan pengarahan kepadanya, “Anda pada saat itu walaupun beramal tak banyak, tetapi kesungguhan hati kamu begitu menggugah hati orang, haruslah saya yang melaksanakannya barulah bisa menyatakan terima kasih dan sekarang yang anda amalkan walaupun banyak, tapi kesungguhan hatinya tak seperti semula. Oleh sebab itu diwakili oleh orang lain untuk melaksanakannya sudahlah bisa.”
Mendengar sampai disini, gadis itu barulah sadar sedalam–dalamnya. Dapat dilihat dengan jelas, bahwa beramal jasa pahala bukan tergantung dari besar- kecilnya atau banyaknya tapi tergantung dari kesungguhan hati.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar