Menjadi seorang ibu adalah sebuah karunia dari Tuhan yang tidak ternilai harganya. Buah hati merupakan bentuk kepercayaan Tuhan kepada UmatNya untuk menjaga dan membesarkan makhluk titipanNya.
Namun terkadang ada beberapa kondisi di mana seorang ibu tidak bisa membesarkan buah hati mereka seperti orangtua lain pada umumnya. Beberapa faktor seperti kesehatan, ekonomi, mental dan kesiapan menjadi penyebabnya. Semua ibu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, termasuk ibu dari China ini.
Du Xiurong, seorang ibu
dari empat buah hati yang masih kecil ini memilih untuk melepaskan
anak-anaknya untuk 'dibeli' oleh orang lain yang ingin memiliki anak.
Hal ini dilakukan karena kesulitan ekonomi sehingga Xiurong tidak
sanggup membiayai biaya hidup keempat buah hatinya.
Selain kondisi
ekonomi, Xiurong juga memiliki kekurangan tubuh permanen yaitu tuna
netra sehingga kesulitannya untuk merawat anak-anaknya semakin besar.
Suami Xiurong yang merupakan buruh tidak tetap juga tidak mampu menopang
biaya hidup keluarganya itu. Dengan berat hati, Xiurongpun 'menjual'
anak-anaknya yang masih kecil kepada keluarga yang mampu merawat dan
membiayai biaya hidup mereka.
"Aku tidak menjual
mereka. Aku memberikannya pada pasangan tidak memiliki anak. Aku hanya
meminta uang sebagai ongkos saat mengandung mereka," ujar Xiurong. Tidak
ada ibu yang tega untuk berpisah dengan anaknya, begitu pula dengan
Xiurong. Namun kondisi ekonomi dan kesehatan membuatnya harus merelakan
anak-anaknya diasuh oleh orang lain.
Kondisi seperti ini kerap terjadi
pada keluarga-keluarga yang penghasilannya tidak mencukupi atau bahkan
tidak memiliki penghasilan sama sekali. Rendahnya tingkat pendidikan
orangtua membuat orangtua tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak
dan berimbas pada perekonomian keluarga dan kesejahteraan buah hati
mereka.
Xiurong mengatakan bahwa kekurangan
tuna-netranyalah yang membuatnya tidak dapat berbuat banyak untuk
keluarganya. Hanya dengan mengandalkan penghasilan sang suami, Xiurong
tidak mampu memberikan makanan dan tempat tinggal yang layak untuk buah
hatinya.
"Seandainya aku bisa memilih, aku ingin bisa melihat dengan
baik dan bekerja jadi aku tidak perlu menjual mereka," tambah Xiurong
dengan suara lirih. Kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi juga
menyebabkan Xiurong tidak dapat mengendalikan kelahiran anak-anaknya.
Mungkin
tidak hanya Xiurong yang merasakan kepiluan dan dilema seperti ini.
Banyak ibu lain di luar sana yang merasa bersalah karena tidak dapat
membesarkan anak mereka karena himpitan ekonomi dan besarnya biaya.
Buah
hati adalah separuh nyawa bagi orangtuanya dan mereka akan selalu
berusaha memberikan yang terbaik untuk putra putrinya walau dengan cara
yang tidak seharusnya. Perbuatan Xiurong tidak layak untuk dipuji
ataupun dicontoh, namun merupakan potret nyata bahwa kemiskinan membuat
orang melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan.
Tidak ada komentar:
Write komentar