Tentunya pasti pernah semua orang pernah mendengar khasiat tentang empedu beruang yang kondang, dan umum
dipakai dalam pengobatan tradisional China.
Sebenarnya, yang banyak dipakai untuk pengobatan adalah cairan empedunya, bukan kantung empedu beruang.
Dahulu, para sinshe obat tradisional mendapatkan empedu ini dengan cara menyewa pemburu untuk memburu beruang liar (biasanya "moon bear", alias beruang hitam Asia), dibunuh dan diambil kantung empedunya.
Seiring kemajuan jaman, rakyat mulai mengerti bahayanya perburuan liar. Tak kalah akal, mereka mendirikan peternakan beruang. Untuk apa? Ya, untuk diambil cairan empedunya, disebut 'Bile Milking' (bile = cairan empedu). Yang namanya peternakan, pasti dalam pikiran kalian seperti penangkaran, dapat makan, bisa lari-lari, bisa bikin anak, dll dll.
Satu biji kantung empedu beruang dihargai $3,000 - $5,000. Satu
mililiter cairan empedu dihargai $6 - $20 tergantung negara. FYI, negara
yang mempraktekkan Bile Milking ini adalah China, Vietnam, Korea, dan
Laos.
Dengan harga yang fantastis, praktis banyak orang tergiur untuk beternak beruang. Pemerintah China sendiri berusaha membela dengan mengatakan peternakan ini jauh lebih baik ketimbang berburu beruang liar, yang dapat mengakibatkan kepunahan beruang.
Sekilar sepertinya sangat masuk akal. Pemerintah China hanya lupa, ada beberapa poin di balik peternakan beruang yang terdengar sangat 'berperikehewanan' yang sangat amat menyesakkan.
Selama sepuluh tahun lebih beruang (baik yang ditangkap dari alam liar maupun yang dilahirkan di peternakan) dikurung dalam kandang yang sangat tidak manusiawi (yah walaupun mereka bukan manusia, tapi you get the idea kan?), menyebabkan para beruang ini menderita stress berlebihan dan kelainan otot.
Sebuah media berita China melaporkan kasus di mana seekor induk beruang yang berhasil lepas dari kandang, membunuh anaknya sendiri dan kemudian bunuh diri dengan cara menabrak tembok, saking stressnya kehidupannya. Dia bahkan tidak mau anaknya bernasib sama, sehingga memilih membunuhnya.
The World Society for the Protection of Animals pernah mengirimkan tim penyelidik ke 11 peternakan beruang di China.
Mereka mendapati banyak beruang yang stress, sering membentur-benturkan kepala mereka ke jeruji, atau menggigiti telapak mereka sendiri. Mereka menderita malnutrisi, kerontokan bulu, pertumbuhan yang terhambat atau bahkan terhenti (ya iyalah kandangnya kecil gitu), dan kadang-kadang bulu, gigi atau cakar mereka diambil (dengan cara paksa tentunya, yang pasti sakitnya ampun-ampun, gk percaya coba cabut gigi tanpa bius).
Setelah mereka berhenti memproduksi cairan empedu, mereka bukannya dilepaskan ke alam liar, tapi dibunuh untuk diambil kantung empedunya (yang harganya $3,000 - $5,000 itu lho), daging, bulu, dan cakar.
Proses pengambilan cairan empedu yang biasa dilakukan dua kali sehari pun merupakan proses yang sangat menyakitkan, di mana di satu sisi perut beruang dibuat lubang kecil untuk tempat memasukkan dan mengeluarkan selang (atau bor lebih tepatnya) untuk mengekstrak cairan. Dapat dibayangkan bagaimana sakitnya kan? Tim penyelidik melaporkan beruang-beruang tersebut sampai menggigit diri sendiri, menjerit-jerit dan meraung ketika proses pengambilan cairan dilakukan.
Akibat dari proses pengambilan seperti ini, banyak beruang menderita infeksi di bekas luka tusukan, bahkan ada yang dipasangi kateter permanen di sana. Bayangin sakitnya kayak apa.
Banyak juga yang menderita hernia, dan 30% mati karena kanker hati, yang dipercaya banyak aktivis sebagai akibat dari pengambilan cairan empedu mereka (yang dipakai untuk mengobati kanker hati pada manusia).
Saat ini di China ada 2 Rescue Bear Center yang bertujuan untuk menyelamatkan para beruang yang diperlakukan semena-mena.
Hal tersedih adalah, sebenarnya dalam kenyataan cairan empedu beruang tidak terlalu dibutuhkan dalam dunia pengobatan, karena banyak tanaman yang bisa menggantikan fungsinya seperti rhubarb atau coptis.
Namun tradisi menggunakan empedu beruang yang sudah melegenda selama ribuan tahun lamanya tidak mudah dipatahkan begitu saja. (kaskus)
Bersambung Ke : Bagian 2
Sebenarnya, yang banyak dipakai untuk pengobatan adalah cairan empedunya, bukan kantung empedu beruang.
Dahulu, para sinshe obat tradisional mendapatkan empedu ini dengan cara menyewa pemburu untuk memburu beruang liar (biasanya "moon bear", alias beruang hitam Asia), dibunuh dan diambil kantung empedunya.
Seiring kemajuan jaman, rakyat mulai mengerti bahayanya perburuan liar. Tak kalah akal, mereka mendirikan peternakan beruang. Untuk apa? Ya, untuk diambil cairan empedunya, disebut 'Bile Milking' (bile = cairan empedu). Yang namanya peternakan, pasti dalam pikiran kalian seperti penangkaran, dapat makan, bisa lari-lari, bisa bikin anak, dll dll.
Tapi Kenyataan Tidak Semanis Itu
Dengan harga yang fantastis, praktis banyak orang tergiur untuk beternak beruang. Pemerintah China sendiri berusaha membela dengan mengatakan peternakan ini jauh lebih baik ketimbang berburu beruang liar, yang dapat mengakibatkan kepunahan beruang.
Sekilar sepertinya sangat masuk akal. Pemerintah China hanya lupa, ada beberapa poin di balik peternakan beruang yang terdengar sangat 'berperikehewanan' yang sangat amat menyesakkan.
Selama sepuluh tahun lebih beruang (baik yang ditangkap dari alam liar maupun yang dilahirkan di peternakan) dikurung dalam kandang yang sangat tidak manusiawi (yah walaupun mereka bukan manusia, tapi you get the idea kan?), menyebabkan para beruang ini menderita stress berlebihan dan kelainan otot.
Sebuah media berita China melaporkan kasus di mana seekor induk beruang yang berhasil lepas dari kandang, membunuh anaknya sendiri dan kemudian bunuh diri dengan cara menabrak tembok, saking stressnya kehidupannya. Dia bahkan tidak mau anaknya bernasib sama, sehingga memilih membunuhnya.
The World Society for the Protection of Animals pernah mengirimkan tim penyelidik ke 11 peternakan beruang di China.
Mereka mendapati banyak beruang yang stress, sering membentur-benturkan kepala mereka ke jeruji, atau menggigiti telapak mereka sendiri. Mereka menderita malnutrisi, kerontokan bulu, pertumbuhan yang terhambat atau bahkan terhenti (ya iyalah kandangnya kecil gitu), dan kadang-kadang bulu, gigi atau cakar mereka diambil (dengan cara paksa tentunya, yang pasti sakitnya ampun-ampun, gk percaya coba cabut gigi tanpa bius).
Setelah mereka berhenti memproduksi cairan empedu, mereka bukannya dilepaskan ke alam liar, tapi dibunuh untuk diambil kantung empedunya (yang harganya $3,000 - $5,000 itu lho), daging, bulu, dan cakar.
Proses pengambilan cairan empedu yang biasa dilakukan dua kali sehari pun merupakan proses yang sangat menyakitkan, di mana di satu sisi perut beruang dibuat lubang kecil untuk tempat memasukkan dan mengeluarkan selang (atau bor lebih tepatnya) untuk mengekstrak cairan. Dapat dibayangkan bagaimana sakitnya kan? Tim penyelidik melaporkan beruang-beruang tersebut sampai menggigit diri sendiri, menjerit-jerit dan meraung ketika proses pengambilan cairan dilakukan.
Akibat dari proses pengambilan seperti ini, banyak beruang menderita infeksi di bekas luka tusukan, bahkan ada yang dipasangi kateter permanen di sana. Bayangin sakitnya kayak apa.
Banyak juga yang menderita hernia, dan 30% mati karena kanker hati, yang dipercaya banyak aktivis sebagai akibat dari pengambilan cairan empedu mereka (yang dipakai untuk mengobati kanker hati pada manusia).
Saat ini di China ada 2 Rescue Bear Center yang bertujuan untuk menyelamatkan para beruang yang diperlakukan semena-mena.
Hal tersedih adalah, sebenarnya dalam kenyataan cairan empedu beruang tidak terlalu dibutuhkan dalam dunia pengobatan, karena banyak tanaman yang bisa menggantikan fungsinya seperti rhubarb atau coptis.
Namun tradisi menggunakan empedu beruang yang sudah melegenda selama ribuan tahun lamanya tidak mudah dipatahkan begitu saja. (kaskus)
Bersambung Ke : Bagian 2
Tidak ada komentar:
Write komentar