|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 11 September 2013

Kenyataan Kejam Dibalik Pengambilan Empedu Beruang 3

 

Tiba-tiba terdengar suara raungan parau dari beruang, suara ini bukan lagi suara perkasa si beruang tetapi tangisan putus asa, kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa. 

Dengan keterbatasan tempat serta kesulitan bergerak, beruang tersebut mencoba bertahan. 


Matanya tampak mendelik besar, telapaknya mencengkeram dan kakinya menendang-nendang lantai di sekitarnya karena kesakitan yang dialaminya. Sesaat kemudian dari selang tersebut mengalirlah cairan empedu beruang yang berwarna hijau kebiruan. 

Para pekerja yang bertubuh kekar itu perlahan-lahan mulai melonggarkan tali pengikat, lalu mengulangi tindakan yang sama untuk proses pengambilan yang kedua. Air mata beruang mengalir. 

Serupa dengan reaksi manusia saat menderita kesakitan, beruang tersebut menggemertakkan giginya dan berbaring membungkuk menahan rasa sakit yang menderanya. 

Sungguh sebuah adegan yang memilukan! Hati saya terenyuh! Saya sungguh tidak tega untuk melihat proses selanjutnya dan memilih segera keluar dari tempat tersebut.

Dalam perjalanan keluar, saya baru menyadari ternyata suara tangisan pilu yang terdengar semalam adalah suara tangisan yang kesakitan yang sedang dirasakan oleh sang beruang. 

Tuan Zhang mengikuti saya hingga depan pintu, saat itu saya merasa sangat sedih dan dengan suara gemetar sambil menahan air mata lalu bertanya padanya, "Apakah kalian telah kehilangan hati nurani kalian? Mereka juga makhluk hidup! Kalian sungguh kejam dan tidak manusiawi."

"Mau bagaimana lagi Tuan, inilah mata pencaharian kami," jawabnya dengan santai.

Setelah emosi saya lebih terkendali, saya kembali bertanya pada Tuan Zhang, " Berapa lama sekali anda melakukan pengambilan cairan empedu?"

"Tergantung kondisi, jika empedu beruang tersebut mampu menghasilkan banyak cairan maka dalam satu hari dapat dilakukan dua kali pengambilan cairan, minimal dua hari sekali. Umumnya seekor beruang bisa memproduksi sebanyakn 2000 gram dan minimal bisa diambil hingga 10 tahun" jawab Tuan Zhang menjelaskan.

Saya merasa lemas setelah mendengar penjelasannya, hati saya bertambah pilu dan sedih, dua hari sekali selama 10 tahun. Jika kita melakukan sebuah kalkulasi sederhana terhadap jumlah dari proses yang dilakukan sepanjang beruang tersebut masih bertahan hidup maka hasilnya adalah angka yang sungguh mencengangkan! 

Dengan kata lain tindakan yang sangat kejam dan tidak manusiawi ini harus dialami dua kali sehari; mereka harus merasakan kesakitan selama 10 tahun, setidaknya harus mengalami penderitaan 7200 kali rasa sakit yang demikian luar biasa. 

Mereka dipaksa terus bertahan hari demi hari, tahun demi tahun. Manusia dengan stamina yang paling kuat pun tidak akan sanggup menahan penderitaan ini. Hati saya semakin terenyuh.

Saat itu juga saya memutuskan segera keluar dari villa tersebut. namun Tuan Zhang segera mencegah saya."Tuan, sebentar lagi akan dilakukan operasi terhadap beruang kecil. Tuan tidak dapat pergi pada saat yang penting seperti ini. Keberadaan Tuan sangat penting karena anda disini mewakili Direktur Liu, jika anda tidak berada di sini dan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan lalu siapa yang akan bertanggung jawab?" ujar Tuan Zhang.

Dengan langkah yang berat saya terpaksa kembali mengikutinya ke kandang beruang. Di bawah instruksinya, ia memanggil empat pekerja yang bertubuh kekar membawa masuk si beruang kecil lalu menggunakan rantai besi mengikat erat si beruang kecil; beruang yang sama dengan yang semalam melarikan diri ke kamar saya. Beruang kecil terlihat penuh ketakutan. 

Ia memandang semua orang satu persatu dengan rasa takut, ketika tatapannya jatuh pada saya, matanya tampak bersinar. Dan tiba-tiba ia berlutut di hadapan saya, ia menatap saya dan tatapannya seolah memohon pertolongan dari saya. Tidak terasa air mata saya mengalir.

Tanpa menghiraukan tindakan si beruang kecil, tuan Zhang melambaikan tangannya seraya memerintahkan agar operasi segera dilakukan. Beruang kecil putus asa, ia mengangkat kepalanya dan menangis. 

Ia terus berteriak serta menangis, seperti anak kecil yang sedang ketakutan dan berteriak memanggil, "Ibu... Ibu... datanglah... tolong aku. Aku takut ibu. Ibu datanglah." 

Akan tetapi para pekerja tersebut seolah tidak mengindahkan tangisan beruang kecil, mereka tetap bekerja sesuai instruksi.

Pada saat itu terjadilah sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan, salah satu beruang besar yang berada dalam kandang mengaum keras lalu dengan telapaknya yang besar; ia mendorong kuat pintu kandang besi dan melompat keluar. Semua pekerja ketakutan, mereka serentak kabur dan lari terbirit-birit. 

Saat itu entah mengapa saya tidak dapat ikut berlari bersama para pekerja, saya terpaku melihat beruang besar, kaki saya serasa mati rasa serta tidak dapat digerakkan. 

Namun beruang besar itu seolah tidak peduli dengan keberadaan saya, ia segera melompat ke hadapan si beruang kecil, dengan cepat insting saya mengatakan bahwa beruang besar itu adalah ibu si beruang kecil. 

Induk beruang kemudian menggunakan telapaknya yang besar berusaha melepaskan rantai yang mengikat kuat beruang kecil. Sayangnya, sekeras apapun usaha induk beruang, ia tidak berhasil memutuskan rantai tersebut. 

Akhirnya dengan perasaan putus asa, beruang besar hitam itu mencium lembut anaknya, si beruang kecil. Lalu ia dengan penuh kasih sayang menjilati air mata anaknya dan dengan suaranya berusaha menenangkan anaknya yang sedang ketakutan sambil menangis. Anak beruang tidak berhenti menangis seolah-olah meminta pertolongan ibunya.

Tiba-tiba induk beruang dengan telapaknya yang besar mencengkeram leher anak beruang dengan seluruh kekuatan hingga anaknya tidak bergerak dan setelah tubuh si beruang kecil terjatuh ke lantai baru kemudian ia melepaskan cengkeramannya. Ia merintih, dengan penuh kesedihan yang mendalam menatap wajah anaknya yang sudah tidak bernafas. 

Induk beruang merasa sangat putus asa tidak dapat menolong anaknya, tatapannya terlihat sangat sedih dan seolah berkata, "Anakku, maafkan ibu yang tidak sanggup menolongmu, setidaknya sekarang kamu tidak akan menderita lagi!" 

Ia kemudian mencabik-cabik bulunya sendiri, lalu merobek lempengan besi yang melekat pada tubuhnya serta selang yang ditancapkan ke dalam empedunya sehingga separuh empedunya ikut tertarik keluar mengakibatkan darah bercucuran keluar dari perutnya. 

Kemudian ia meraung keras dan parau lalu secara membabi buta menabrakkan diri ke dinding. "Brakkk!!" Terdengar ia menabrak dinding. Tak lama kemudian induk beruang tewas.

Setelah menyaksikan seluruh kejadian mengenaskan tersebut, saya shock! Saya sama sekali tidak ingat bagaimana saya berjalan keluar dari ruangan tersebut. Selama seharian pikiran saya terus menerus terbayang-bayang kejadian yang mengenaskan sekaligus memilukan tersebut. 

Saya bertanya kepada diri sendiri, apakah yang dilakukan induk beruang adalah sebuah bentuk perwujudan cinta kasih ibu terhadap anaknya? Saya merasa demikian. Akan tetapi ini adalah bentuk cinta kasih dari ibu yang tidak berdaya. 

Dalam kondisi tersebut, induk beruang tidak sanggup menolong anaknya terlepas dari rantai yang mengikat beruang kecil, selama 20 tahun kedepan beruang kecil akan hidup dalam penderitaan - sebuah neraka dunia dan dalam ketidak-berdayaannya ia terpaksa membunuh anaknya lalu ia sendiri bunuh diri untuk menemani anaknya di alam lain. Anak beruang tidak lagi takut karena seorang ibu akan selalu menjaga si beruang kecil.

Selama proses pengambilan cairan empedu, sebuah besi akan digunakan untuk menusuk kantung empedu melalui lubang di perut beruang sehingga merobek membran (lapisan kulit terluar) empedu, barulah cairan empedu dapat keluar. 

Seluruh proses ini seringkali dilakukan tanpa tindakan pembiusan dan sterilisasi. Karena luka akibat proses ekstraksi empedu tidak pernah ditutup sehingga luka ini tidak akan pernah sembuh yang mengakibatkan kebanyakan beruang akhirnya terkena infeksi, kanker, tumor dan kematian dikarenakan peritonitis (peradangan peritoneum, selaput serosa, yang melapisi bagian dalam rongga perut dan organ di perut).

Bahkan ada beberapa beruang tidak sanggup menahan rasa sakit yang luar biasa yang harus mereka jalani selama bertahun-tahun, pada akhirnya beruang-beruang tersebut mencoba bunuh diri dengan cara merobek isi perut mereka. 

Untuk menghindari hal ini maka manusia dengan akal piciknya membuat sebuah jubah besi yang menempel setiap hari di tubuh para beruang. 

Beruang-beruang ini terkurung dengan baju besinya yang mulai terlihat berkarat dan rapuh, menunjukkan proses pengambilan cairan empedu telah dilakukan dalam jumlah tidak terhitung. Beruang ini sudah terkurung selama 22 tahun!

Selama 22 tahun, beruang malang ini tidak dapat memutarkan badannya, tidak dapat berdiri tegak, yang ada hanya penderitaan, tidak ada cahaya matahari dan pepohonan, yang ada hanya kegelapan! Tidak ada kebebasan, yang adanya hanya rasa kesakitan yang luar biasa!

Beruang hitam dengan jubah besinya ini kebanyakan hanya bisa berdiri. Hanya kepala mereka yang bisa bergerak bebas, tubuh mereka sama sekali tidak dapat digerakkan. Setiap beruang terlihat kurus dan satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan hanyalah menggelengkan kepala dengan pandangan putus asa.

Jill Robinson, Ia dijuluki sebagai ibu dari para beruang hitam, pendiri Yayasan Pelindung Hewan Asia - Beliau bahkan mentatto lengan kanannya dengan aksara mandarin "月熊“ yang berarti "beruang hitam". Dalam lima tahun terakhir beliau sedang membangun pusat penyelamatan yang lebih besar, namun usahanya terbentur oleh kurangnya dana.

Setelah membaca kisah kekejaman terhadap para beruang, jika Anda tidak tega terhadap penderitaan yang dialami oleh beruang-beruang tersebut dan masih memiliki hati nurani, maka bantulah mereka dengan menyebarkan informasi tentang kejamnya proses pengambilan cairan empedu para beruang dengan harapan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa beruang!

Kita semua memiliki rasa cinta kasih, marilah kita wujudkan cinta kasih dengan membantu para beruang malang ini! Dimulai dengan tegas menolak produk yang mengandung cairan empedu beruang maupun organ hewan lainnya. Karena tidak akan ada pembunuhan beruang jika tidak ada lagi permintaan akan organ mereka. 

Saya berharap setelah membaca kisah ini, pada saat membeli obat-obatan Anda dapat mulai lebih memperhatikan kandungannya, mintalah perhatian dari pemerintah, semua beruang ini akan sangat berterima kasih atas bantuan Anda! Mari bersama kita bebaskan berunag-beruang malang ini dari penderitaan!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar