|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 11 September 2013

Lapang Dada

 

Pada masa dinasti Ming adalah seorang menteri yang sangat baik bernama Yao Guangxiao ( 姚广孝). Pada suatu ketika terjadi bencana alam, Yao diutus oleh kaisar untuk menangani dan membantu rakyat melewati bencana tersebut.
 
Ketika Yao sampai di propinsi Su, ada 5 propinsi yaitu Su, Song, Zhia, Hu dan Hang mendapat bencana banjir yang paling parah. Seluruh tanaman rakyat diserang banjir sehingga banyak rakyat yang tidak ada makanan untuk dimakan.

Yao Guangxiao melihat keadaan darurat demikian, hatinya sangat sedih. Tanpa memperdulikan usianya yang sudah tua diatas 70 tahun, setiap hari menantang panas matahari dan hujan, tidak berhenti berkeliling daerah yang dilanda banjir dan terus berusaha untuk menolong rakyat.

Dia mendesak pemerintah setempat membuka lumbung persediaan beras, membagikan kepada rakyat yang dilanda bencana. Bersamaan dengan hal tersebut, dia juga berunding dengan pemerintah setempat memperhitungkan keringanan pajak bagi rakyat.

Pada pejabat pemerintahan setempat yang jujur, baik dan bersih, dia memberikan pengakuan dan pujian serta mendukung mereka supaya tetap bersemangat, sedangkan terhadap pejabat yang korup, dia akan memberikan hukuman yang berat serta menyita harta kekayaan mereka untuk membeli bahan pangan disumbangkan ke rakyat.

Yao Guangxiao telah membantu ratusan ribu penduduk, sedangkan dirinya sendiri hanya memakan makanan seadanya yang dibawa.

Pada suatu hari, ketika dia sendirian inspeksi, dia berjalan sampai di sebuah kuil Hangshan. Yao sangat lelah, lalu dia duduk di teras kuil, memakan makanan kering yang dibawa. Tepat pada saat ini, bupati setempat yang bermarga Cao lewat di daerah ini, dia mengira melihat seorang bhiksu (Yao Guangxiao aslinya adalah seorang bhiksu, pada saat itu dia memakai jubah bhiksu) yang sedang makan ini melihat kereta kuda pejabat yang besar lewat, tidak menghindar, bahkan terus memakan makanan keringnya.

Bupati Cao merasa terhina dan marah, lalu menyuruh pengawalnya menangkap Yao Guangxiao dan mencambuknya 20 kali, lalu dimasukkan ke dalam penjara setempat. Yao Guangxiao hanya tenang saja menuruti semua perintah tanpa membantah.

Keesokkan harinya, para pengawal dan pembantu menteri Yao Guangxiao mengetaui semalaman tidak pulang ke rumah, lalu tergesa-gesa pergi mencarinya. Akhirnya mereka menemukannya di dalam penjara kantor bupati.

Setelah mengetahui kejadian itu, salah mencambuk seorang menteri, Bupati Cao sangat ketakutan sampai gemetaran dan terkencing di dalam celana. Pejabat karasidenan yang lain, juga semua gemetaran. Mereka semua datang meminta maaf, menunggu dihukum.

Yang Guangxiao yang sudah dibebaskan, melihat kejadian ini, lalu menyuruh pembantunya mengambil pena dan kertas, diatas kertas menulis sebaris kata diserahkan kepada para pejabat kantor bupati tersebut. 

Ketika mereka melihatnya, ternyata adalah sebuah syair. “Utusan kerajaan datang dengan perahu sederhana. Jubah kerajaan telah dibuang. Tanpa diduga bertemu dengan bupati Cao, tanpa alasan menerima cambukan 20 kali.”

Sekarang mereka baru mengetahui bahwa menteri Yao Guangxiao adalah seorang yang berlapang dada, tidak mempermasalahkan hal ini. Hanya berkata kepada Yao Guangxiao, “Bhiksu terlantar makan di tengah jalan, apakah bermasalah? Sebagai seorang pejabat, kenapa menggertak rakyat, kelak akan mendapat balasannya!”

Bupati Cao bersujud dan terus mengetukan kepalanya ke lantai memohon pengampunan dan berkata akan berubah. Pejabat yang lain menganggukkan kepalanya, dengan suara serempak mengatakan akan selalu mengingatkan ajaran utusan kekaisaran ini. 


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar