|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 06 September 2013

Merebut Pusaka Laba-Laba

 

Pada masa dinasti Song, di kota Ling An, ada seorang pedagang beras menggaji seorang pemuda membantunya.  

Di belakang toko beras ada sebuah dapur. Sejak hari pertama bekerja di toko beras ini setiap dia makan di dapur, ada seekor laba-laba yang turun dari atap melalui benang laba-labanya menuju meja makan.

Pemuda itu merasa heran, lalu mengambil sebutir nasi diberikan kepada laba-laba tersebut Laba-laba itu dengan cepat telah menghabiskan nasi dan melalui benang laba-labanya memanjat naik ke atas atap rumah.

Mulai dari saat itu, setiap pemuda ini makan nasi, laba-laba ini tanpa diundang akan datang. Pemuda ini setiap hari memberi dia makan. Laba-laba dari hari ke hari menjadi gemuk dan sehat.

Hari demi hari tahun demi tahun berlalu. Pemuda kecil itu sekarang sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang jujur dan sederhana, sudah seharusnya berkeluarga dan membangun usaha sendiri, lalu dia mengundurkan diri kepada bosnya untuk pulang ke kampung halamannya.

Ketika dia sedang membereskan pakaiannya bertepatan pada saat jam makan siang, laba-laba tersebut datang. Pemuda ini berpamitan dengan laba-laba dan memberi dia nasi, tetapi laba-laba ini tidak memakan nasinya, tiba-tiba laba-laba ini mati. Pemuda ini tidak tega meninggalkan laba-laba ini, lalu memasukkannya di dalam bungkusan pakaiannya, membawanya bersama-sama dengannya pulang kerumahnya.

Keesokan harinya, dia pergi ke sungai Qiantang naik perahu. Perahu setelah berlayar sampai di tengah jalan, tiba-tiba awan hitam bergulir, ombak besar menerjang. Perahu-perahu disekitarnya dihembus angin dan ombak keluar dari jalur perjalanan dan ada perahu yang tenggelam, hanya perahu mereka yang aman tenang sampai di darat. Tidak ada seorangpun yang terluka.

Seluruh penumpang didalam kapal sangat berterima kasih atas berkah Tuhan, tetapi salah seorang diantara penumpang seorang saudagar berkata, “Hari ini kita semua sangat beruntung, pasti salah seorang penumpang di perahu membawa sebuah barang berharga!”

Seluruh penumpang perahu setelah mendengar perkataan saudagar saling memandang. Seluruh penumpang perahu mengatakan tidak membawa barang yang aneh dan berharga, hanya pemuda yang jujur ini mengaku dirinya membawa seekor laba-laba.

Sambil berkata demikian dia membuka bungkusannya, ketika saudagar melihat laba-laba itu, didalam hatinya sangat terkejut, “rupanya ini adalah sebuah pusaka ”manik menghentikan angin” yang telah menyelamatkan nyawa mereka semua, barang pusaka ini adalah barang yang sangat berharga!

Saudagar ini timbul niat tamaknya, lalu berkata kepada pemuda ini. Untuk apa engkau membawa laba-laba yang tidak berguna ini, berikan saja kepada saya. Saya akan memberikan kepadamu 20 Yuan. Pemuda ini sebenarnya enggan, tetapi setelah berpikir dia pulang ke rumah untuk menikah memerlukan biaya, akhirnya dia menyetujuinya.

18 tahun kemudian, pada tahun ini sepanjang 2 bulan hujan deras tidak berhenti, membawa bencana banjir, seluruh daerah ini direndam banjir, banyak penduduk mengungsi ke tempat lain, saudagar tersebut juga mengungsi. Sekarang dia sudah jatuh miskin tidak memiliki apapun, hanya seorang putrinya yang menemaninya.

Pada suatu hari dia sampai disebuah kota, dia bersama putrinya pergi mengemis ke rumah seorang yang kaya, tidak disangka pemilik rumah tersebut adalah pemuda yang menjual laba-laba kepadanya. Mereka berdua saling mengenalkan diri, merasa sangat gembira dapat bertemu kembali, pemuda yang jujur ini setelah pulang ke kampung halamannya menikah hidup bahagia meskipun sederhana, anaknya pun kini sekarang sudah dewasa. Pemuda ini dengan hangat menyambut saudagar beserta putrinya tinggal dirumahnya.

Saudagar merasa sangat terharu dan malu. Hati nuraninya menyadari kesalahannya, lalu berkata kepada pemuda ini, “Dahulu saya tahu laba-laba yang engkau bawa adalah pusaka yang sangat berharga, saya dengan 20 Yuan menipumu. 

Karena ketamakan saya maka hari ini saya mendapat balasan dari Tuhan, semua harta, tanah, sawah, rumah saya dihanyutkan oleh banjir, sehingga kami berdua harus mengemis. Hari ini saya menyadari Tuhan membuat hari nurani saya terbuka, harta kekayaan yang seharusnya milikmu akan dikembalikan kepadamu.”

Setelah mendengar perkataan saudagar ini, pemuda ini sangat gembira karena jodoh pertemuannya dengan laba-laba. Tuhan maha adil, bukan milikmu engkau tidak akan mendapatkannya, jika memang ditakdirkan menjadi milikmu maka tidak akan mungkin lenyap.

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar