Pada dinasti Sung, ada seorang budiman Wang Cheng yang hendak ke kota untuk mengikuti ujian.
Di dalam perjalanan dia menumpang tinggal di rumah orang. Ketika dia hendak berbaring, tiba – tiba dia mendengar suara ibu dan anak gadis dari tetangga sebelah yang menangis dengan sangat sedih sekali.
Lalu dia bertanya pada pemilik rumah tempat dia menginap, barulah dia tahu bahwa tetangga sebelah itu sangat miskin dan ada meminjam uang dari orang lain, tapi mereka tak punya uang untuk mengembalikannya, sehingga harus menjual anak gadisnya untuk membayar hutang.
Setelah Wan Cheng mengetahuinya, dia pergi ke tetangga sebelah untuk membuktikan apakah persoalan yang sebenarnya itu seperti yang diceritakan pemilik rumah.
Seteelah Wan Cheng tiba disana dan mendengar persoalannya itu, dia berkata, “Anak gadis kamu saya yang beli, saya duluan mengasih kalian uang, untuk melunasi hutang, 3 hari kemudian baru saya datang untuk menikahi anak gadis kamu.”
Ibu dan anak yang mendapatkan uang tersebut, menjadi tenang dan mereka tak menangis lagi.
Waktu 3 hari sangatlah cepat berlalu, malahan sudah lewat 1 hari (sudah berselang 4 hari), tapi masih juga tak tampak datangnya Wang Cheng. Ibu dan anak itu menunggu sampai hari ke lima, barulah ada seseorang yang datang membawa surat dari Wang Cheng dan menyerahkannya pada mereka.
Isi suratnya berbunyi, “Uang itu adalah untuk membantu kalian, tapi oleh karena saya takut kalian tidak mau menerimanya, maka saya bilang uang itu sebagai mas kawin, agar hati kalian bisa tenang. Jadi anak gadis itu boleh menikah dengan orang lain."
Oleh karena ketulusan hatinya membantu orang yang dalam keadaan kesulitan, maka Wang Cheng kemudian berturut – turut mendapatkan juara pertama atas 3 pelajaran yang diuji, terakhir dia dinobatkan sebagai Chin Kuo Kung.
Di dalam perjalanan dia menumpang tinggal di rumah orang. Ketika dia hendak berbaring, tiba – tiba dia mendengar suara ibu dan anak gadis dari tetangga sebelah yang menangis dengan sangat sedih sekali.
Lalu dia bertanya pada pemilik rumah tempat dia menginap, barulah dia tahu bahwa tetangga sebelah itu sangat miskin dan ada meminjam uang dari orang lain, tapi mereka tak punya uang untuk mengembalikannya, sehingga harus menjual anak gadisnya untuk membayar hutang.
Setelah Wan Cheng mengetahuinya, dia pergi ke tetangga sebelah untuk membuktikan apakah persoalan yang sebenarnya itu seperti yang diceritakan pemilik rumah.
Seteelah Wan Cheng tiba disana dan mendengar persoalannya itu, dia berkata, “Anak gadis kamu saya yang beli, saya duluan mengasih kalian uang, untuk melunasi hutang, 3 hari kemudian baru saya datang untuk menikahi anak gadis kamu.”
Ibu dan anak yang mendapatkan uang tersebut, menjadi tenang dan mereka tak menangis lagi.
Waktu 3 hari sangatlah cepat berlalu, malahan sudah lewat 1 hari (sudah berselang 4 hari), tapi masih juga tak tampak datangnya Wang Cheng. Ibu dan anak itu menunggu sampai hari ke lima, barulah ada seseorang yang datang membawa surat dari Wang Cheng dan menyerahkannya pada mereka.
Isi suratnya berbunyi, “Uang itu adalah untuk membantu kalian, tapi oleh karena saya takut kalian tidak mau menerimanya, maka saya bilang uang itu sebagai mas kawin, agar hati kalian bisa tenang. Jadi anak gadis itu boleh menikah dengan orang lain."
Oleh karena ketulusan hatinya membantu orang yang dalam keadaan kesulitan, maka Wang Cheng kemudian berturut – turut mendapatkan juara pertama atas 3 pelajaran yang diuji, terakhir dia dinobatkan sebagai Chin Kuo Kung.
Tidak ada komentar:
Write komentar