|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 30 Januari 2014

Legenda Kuda di Tahun Kuda

 


Kebajikan ( De 德 ) Berdasarkan perhitungan kalen­der Barat, tahun baru telah berlalu hampir sebulan; tapi berdasarkan tradisi bangsa Tionghoa, tahun baru Imlek tahun ini jatuh pada tanggal 31 Januari, inilah Tahun Baru sesungguhnya bagi orang Tionghoa. Memasuki "Tahun ber-shio Kuda" marilah kita berbincang mengenai legenda Kuda.

Begitu mendengar tentang kuda, kebanyakan orang langsung akan berpikir mengenai kesetiaan, ketekunan, kejujuran, dapat me­nahan derita dan lain-lain karak­ter unggul dari seekor kuda. Kuda merupakan sejenis satwa yang sangat berperasaan dan sepertinya memiliki spiritualitas, itulah mengapa terdapat banyak kisah meng­harukan mengenai kuda. Misalnya Kuda Merah milik Kwankong, jenderal Guan Yu, salah seorang tokoh sentral dalam Kisah Tiga Negara/ Samkok.

Selain sifatnya yang penurut, kuda juga memiliki sisi keperwiraannya. Di medan tempur zaman kuno, kontribusinya ter­hadap para raja, jenderal dan aris­tokrat seolah tak terhitung.
Orang Tiongkok kuno bah­kan mengkaitkan erat antara kuda dengan naga, kala itu terdapat anggapan bahwa kuda dan naga saling dapat menjelma satu sama lain. Berkepala seperti naga ber­tubuh seperti kuda, itulah peng­gambaran tubuh sang naga yang sebagiannya juga bernuansa kuda. Di dalam kitab kuno Zhou Li (周禮,Tatakrama Zhou) disebutkan: "Dua meter di atas kuda, ia bercitra naga"dan lain sebagainya.

Orang Tiongkok kuno menganjurkan, "berspirit bagai kuda-na­ga", mendorong orang agar terus menerus memperbaiki diri dengan pembinaan diri dijadikan bagian dari moralitasnya sehingga dapat tercapai cita-cita besarnya.

Di dalam bab Shuo Gua Zhuan ( 說卦傳) dari kitab kuno Yi Jing (易經, Classic of Changes, salah satu dari buku paling kuno di Tiongkok) disebutkan: kuda unggul dalam berlari, bertubuh kuat dan lincah, melambangkan spirit kebugaran dan pembinaan diri terus menerus, ringkikan kuda dilukiskan sebagai naga yang bersembunyi yang men­dadak membubung terbang.

Kuda dan naga disimbolkan sebagai Yang (unsur plus dalam teori Yin-Yang) tulen, mewakili penguasa, ayah, ksatria, orang arif bijaksana, kewibawaan, kekokohan, kebajikan, kehangatan, cemerlang, mak­mur, membubung, berkembang, tumbuh tiada henti.

Orang kuno sering melukis­kan kuda sebagai naga, misalnya lukisan kuno Ba Jun Tu (八駿圖, Eight Horses) digambarkan oleh Zhang Yanyuan dari Dinasti Tang di abad ke-9 dalam catatannya: "Lukisan kuno 'Delapan Kuda' bertubuh dari leher ke bawah seper­ti naga dan melesat bagaikan kilat."

Karya klasik tersebut sejak zaman itu banyak dilukis ulang oleh para pelukis kondang, misalnya: Giuseppe Castiglione (1688-1766, nama mandarin: Lang Shining), seorang pendeta Yesuit berasal dari Italia yang mengabdikan dirinya sebagai pelukis di istana kekaisaran Qing mendokumentasikan kehidupan di dalam istana kaisar di awal zaman Dinasti Qing.

Dalam 12 shio, orang sering mengatakan "Kuda siang", karena di siang hari matahari pas berada di zenith, hawa Yang-nya menca­pai puncak, maka hawa Yin-nya pun akan bertumbuh, merupakan pergantian waktu antara Yin dan Yang. Di saat itu, pada umumnya hewan akan beristirahat, namun hanya kuda lah yang tidak berbaring maupun mendengkur, itu se­babnya, waktu siang hari disimbol­kan dengan kuda. Siang hari pukul 11.00 hingga pukul 13.00 termasuk "Waktu Kuda" (Ma Shi).

Selain itu, kuda juga disebut 'Kuda Bajik', konon ia adalah roh Sungai Kuning (Huang Ho). Salah satu leluhur suku bangsa Tiong­hoa yakni Fu Xi pernah dikisah­kan menaklukkan kuda-naga, dari warna belang pada punggungnya ia membuat sketsa tentang Patkwa (Ba Gua, 八卦, Eight Trigrams) dari He Tu, itulah aksara paling kuno. Maka dari itu kuda-naga merupakan jelmaan dari anak cucu leluhur di Tiongkok, ia mewakili spirit tubuh utama bangsa Tiong­hoa dan merupakan kepribadian tertinggi.

Tahun Kuda ternyata bersum­ber dari sebuah kisah yang menarik. Konon kuda di zaman dahulu memiliki sayap, ia selain mampu berlari di atas bumi, juga dapat ter­bang ke langit, malah dapat pula berenang, pendek kata, ia termasuk makhluk sakti. Yu Di (dibaca: Yü Ti, Kaisar Giok, Jade Emperor) sangat menyukainya dan memberinya gelar Kuda Kekaisaran serta harus berjaga di depan istananya menanti titah.

Berkat dimanja oleh Yu Di, si Kuda Langit lantas berubah congkak. Suatu hari, kuda langit itu lari dari Istana Langit dan me­maksa menerobos istana Naga Laut Timur. Sewaktu bertempur dengan para laskar penjaga istana yakni Penyu Sakti dan pasukan Udang, ia menendang mati Penyu Sakti. Setelah Yu Di mendapatkan laporan ia sangat murka dan memerin­tahkan memotong kedua sayapnya serta menghukumnya ditindih di bawah Gunung Kunlun selama 300 tahun.

Setelah 200 tahun berlalu, le­luhur umat manusia sewaktu me­lewati Gunung Kunlun, seorang Dewa dari Istana Langit membisiki Kuda Langit agar meminta perto­longan dari Leluhur Manusia dan menyatakan rela membantu dan mengabdi kepada Leluhur Manu­sia di atas bumi. Akhirnya, Leluhur Manusia menuruti kemauan Kuda Langit, menebang pohon Persik dan menyelamatkan Kuda Langit.

Demi membalas budi penyela­matan dari Leluhur Manusia, Kuda Langit mengikuti Leluhur Manusia turun dari Gunung Kunlun, berbak­ti kepada Leluhur Manusia dengan membajak sawah, mengangkut ba­rang dan bertempur di medan laga, ia betul-betul telah menjadi sahabat baik manusia. Tatkala Yu Di hen­dak memilih 12 jenis satwa dijadi­kan sebagai simbol shio, lantaran disukai oleh manusia dan berkat jasa pekerjaannya, maka kuda dija­dikan salah satu dari shio. Salam kebajikan (Sumber)

 
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar