Kebajikan ( De 德 ) - Bagi perempuan mapan, tapi masih lajang, perkara jodoh bisa jadi sebuah urusan genting. Saking perlu menjaga image atau gengsi di hadapan keluarga dan teman, gadis-gadis di Singapura mengakalinya dengan menyewa pria.
Menyewa seorang pria. Mungkin terdengar aneh. Tapi ini adalah tindakan dilakukan beberapa perempuan Singapura selama perayaan Tahun Baru Imlek untuk menghindari pertanyaan tak terelakkan: Kapan kamu akan hidup mapan?
Ng enggan menyebut nama lengkapnya karena dia tidak ingin mengambil risiko apabila keluarganya mengetahui kenyataan itu, merogoh Rp95,2 juta untuk memamerkan pasangan palsunya itu saat Imlek, seperti dilansir situs divaasia.com, Senin (3/2)
Wanita bertubuh mungil itu, yang menggambarkan dirinya 'tidak terlalu jelek', mengatakan kepada surat kabar Singapura The New Paper, bahwa dirinya mampu untuk menyewa seorang pria. "Lebih mudah untuk menyewa seorang pria daripada menanggapi pertanyaan usil. Ini menjadi cara lebih mudah bagi Ng untuk menenangkan orangtuanya yang kerap rewel atas putri satu-satunya itu.
“Saya pikir itu wajar bagi para orangtua untuk khawatir atas status perkawinan anak-anak mereka, dan orangtua saya kebetulan tipe tradisional yang berpikir pekerjaan seorang perempuan hanyalah menikah dan memiliki anak-anak,” ungkap Ng, wanita 44 tahun itu dengan senyum masam.
"Sayangnya, menjadi sukses dalam karir Anda dan menjadi mandiri, itu tidak berarti apa-apa bagi mereka," ujar Ng.
Pada Selasa pekan lalu, Ng telah bertemu dengan 'pacar barunya' itu untuk melakukan diskusi pendek dalam pengenalan awal. Dia menyewa lelaki itu untuk tiga hari pertama saat perayaan Tahun Baru Imlek. Ng membayar agensi pendamping sosial laki-laki Rp 30,5 juta untuk setiap sesi selama empat jam kencan dan Rp 3,6 juta untuk sesi perkenalan, dengan total biaya Rp 95,2 juta.
"Saya sudah punya pacar baru untuk tahun ini dan saya harus berbagi 'catatan' terkait rincian seperti bagaimana kami bertemu dan berapa lama kita telah berkencan," ucap Ng, yang telah mempekerjakan dua pacar sewaan dalam empat tahun belakangan ini.
Pengalamannya dalam mempekerjakan seorang pacar mengajarinya bahwa penting untuk menjalin hubungan dengan sang pendamping. Ini lantaran pacar yang dia sewa tiga tahun sebelumnya telah berhenti.
"Saya sangat rindu dengan dia tahun ini. Kami sudah sangat akrab. Saya pikir orangtua saya, terutama ibu saya, menyukai 'pacar sewaan' saya itu, meskipun dia empat tahun lebih muda dari saya," ucap Ng.
Ng mengingat bahwa saat itu pacar sewaannya hampir saja terbongkar. "Saya telah memberitahu orangtua saya bahwa dia adalah kolega dari departemen tertentu, tetapi pacar sewaan saya salah bicara dan menyebutkan yang lain," ucap dia.
"Kita juga lupa untuk mendiskusikan latar belakang keluarganya, jadi ketika saya bilang dia mempunyai adik perempuan, pacar sewaan saya malah mengatakan dia memiliki kakak perempuan," lanjut Ng.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar