|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 17 Mei 2014

Ketika Upacara Kelulusan Ini Adalah Momen Terakhir yang Bisa Kurayakan Bersamamu, Ibu...

 

  
  
KEBAJIKAN (De 德) -  Berjuang melawan kanker selama empat tahun, Darlene Sugg memiliki keinginan yang bisa segera terwujud. Ia ingin melihat anaknya Megan Sugg lulus dari SMA.

Namun, kondisinya yang semakin memburuk tampak membuat keinginan itu tidak bisa terwujud. Hingga akhirnya Megan mengambil inisiatif sendiri.

Seperti yang dilansir oleh vemale.com dari nbcnews.com, Megan dengan bantuan pihak sekolah membuat sebuah upacara kelulusan sebulan lebih awal dari upacara kelulusan resmi di sekolah.

Upacara kelulusan itu dilakukan tepat di samping tempat tidur sang ibu di rumah sakit. Selama acara berlangsung, semuanya menitikkan air mata. Bahkan sang kepala sekolah Glen Burnie High School Vickie Plitt membacakan sebuah pidato khusus yang ditulisnya untuk Megan.

"Dia berusaha untuk bertahan agar bisa melihat momen yang paling berharga buatku ini," ungkap Megan kepada NBC News. "Ibu tahu momen itu sangat penting."

Dua hari kemudian, setelah upacara kelulusan tersebut, sang ibu meninggal. Steve Sugg, ayah Megan mengatakan bahwa upacara kelulusan itu telah memberikan kedamaian untuk istrinya. "Istriku tampak berseri-seri melihat Megan lulus," kata Steve.

Meskipun sang ibu tak bisa bertahan dan hidup lebih lama, Megan masih merasa bersyukur karena bisa memenuhi sebuah harapan lain, yaitu memakai gaun prom dan berfoto bersama sang ibu sebelum berangkat ke pesta prom.

Di malam itu juga saat Megan pergi ke pesta prom, ibu Megan berkata kepada suaminya bahwa ia ingin agar tangannya digenggam. Semalam penuh sang suami menggenggam tangan istrinya itu dengan penuh kasih sayang.

Hingga pada hari Sabtu keesokan harinya pada pukul 15.25, ibu Megan meninggal dunia. "Aku masih menggenggam tangannya," kata suaminya.

Megan mengungkapkan bahwa ia masih bersyukur diberi kesempatan untuk melewati momen terpenting dalam hidupnya dengan ibunya. "Aku senang ibu masih bisa melihatku lulus, tapi aku sedih saat tahu bahwa itu adalah momen terakhir yang bisa kumiliki bersamanya."

Setiap ibu pasti ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk anaknya. Termasuk ibu Megan. Bahkan di detik-detik terakhir hidupnya, ia berjuang untuk tetap bertahan hanya agar bisa melihat upacara kelulusan anaknya.

Selama kita hidup dan juga selama ibu kita masih hidup, jangan sampai kita melewatkan momen-momen yang ada dengan sia-sia.  Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar