KEBAJIKAN (De 德) - Suatu ketika ada seorang anak kecil yang kebingungan karena ayahnya kecelakaan dan terluka. Ia mencoba menghentikan mobil yang lalu-lalang. Tetapi, tidak ada orang yang mempedulikannya. Mereka berpikir, anak kecil ini tentu mau nebeng.
Dalam keputusasaannya, dia sengaja menyeberang tanpa melihat lalu-lintas yang padat dan hampir tertabrak mobil. Sopirnya langsung emosi dan memarahinya. Ia menangis keras dan bertambah keras.
Sopir itu bingung dan bertanya, ”Mengapa kamu menyeberang sembarangan dan membahayakan dirimu? Kamu tahu tidak? Dan sekarang mengapa kamu menangis keras?”
Anak itu menjawab, “Saya tidak memikirkan jiwa saya. Saya memikirkan jiwa ayah saya. Ia dalam keadaan luka parah dan tidak ada yang peduli ketika saya mencoba menghentikan mobil untuk meminta pertolongan.
Saya sangat mengkhawatirkan keadaan ayah. Saya sudah berdiri 15 menit di sini sambil melambaikan tangan berulang-ulang, tetapi tidak ada yang peduli. Ayah saya terkapar dekat pertokoan di seberang dan perlu pertolongan, perlu dibawa ke rumah sakit!”
Sopir yang marah itu kini menangis. Karena memang di kota besar orang sangat egois dan tidak peduli dengan keadaan orang lain, termasuk dirinya. Dia baru sadar, anak itu berbuat nekat untuk menarik perhatian karena khawatir melihat kondisi ayahnya.
Kasih yang mendalam dari anak kecil pada ayahnya, membuat si kecil berani bertindak nekad menggoncangkan garam di botol orang.
Nah sobat, Di kota besar banyak orang tidak peduli kebutuhan orang lain karena sibuk dengan urusannya masing-masing. Mereka seperti garam yang harus digoncangkan botolnya. Pada saat tersadar, mereka baru mau menolong orang dalam kesusahan. Salam kebajikan (Lily/Samuel H. Tirtamihardja dalam Inspirasi 5 Menit)
Tidak ada komentar:
Write komentar