KEBAJIKAN (De 德) - Pada zaman kuno, ada seorang pria kaya yang licik dan pelit. Suatu hari, ia mempekerjakan seorang pelayan untuk waktu yang lama, bernama Zhang Idiot.
Meskipun Zhang memiliki nama seperti itu, sesungguhnya ia benar-benar sangat cerdas. Dengan tenang Zhang menerima segala tindasan ataupun ditipu, dan tidak pernah melakukan hal yang merugikan orang lain.
Pada awal tahun, si orang kaya berjanji memberikan Zhang seekor sapi sebagai upah satu tahun kerja pada akhir tahun nanti. Zhang Idiot bekerja dengan rajin sepanjang tahun. Tetapi pada akhirnya, si orang kaya hanya memberinya sebotol minyak.
Zhang menghadap majikannya dan bertanya, "Bukankah Anda berjanji untuk memberikan seekor sapi? Mengapa saya hanya diberi sebotol minyak?"
Orang kaya menatapnya dan berkata dengan marah, "Aku pasti berjanji untuk memberikan sebotol minyak, bukan sapi!"
Zhang Idiot hanya diam dan tidak lagi berdebat dengannya.. Dia hanya menerima minyak tersebut dan pergi dengan tenang.
Sewaktu melihat Zhang kembali tanpa membawa botol minyak, si orang kaya merasa heran, dan bertanya, "Dari mana saja kau, dan apa yang terjadi dengan minyak yang saya berikan untukmu?"
Zhang Idiot menjawab dengan tenang, "Saya menyumbangkannya ke kuil, dan dihormati sebagai 'Donatur Besar'."
Orang kaya itu tertawa terbahak-bahak dan berkata sambil tersenyum sinis, "Dasar tak tahu malu! Setiap tahun aku menyumbang segerobak penuh minyak ke kuil, tapi aku hanya dihormati sebagai 'Donatur Kecil'. Kamu menyumbang hanya satu botol minyak ke kuil, dan dihormati sebagai 'Donatur Besar'?" Dia menggeleng tak percaya.
Idiot menjawab, "Ini bukan bohong. Setelah tiba di pintu masuk kuil, saya mendengar orang-orang di dalam mengatakan, "Donatur Besar akan datang! Mari kita membuat secangkir teh yang baik baginya."
Setelah mendengar itu, si orang kaya akhirnya percaya apa yang dikatakan Zhang Idiot. Dia teringat bagaimana dirinya mengalami reaksi sama di kuil yang sama. Dia selalu mendengar orang mengatakan, "Donatur Kecil akan datang! Mari kita membuat secangkir teh untuknya."
Ia berpikir bahwa para biarawan di kuil itu konyol, orang yang menyumbangkan segerobak penuh minyak setiap tahun dihormati sebagai Donatur Kecil, sementara yang menyumbangkan sebotol minyak, dihormati sebagai Donatur Besar. Lalu si Kaya memutuskan pergi berbicara dengan biarawan di kuil itu.
Orang kaya mengunjungi kuil
Si orang kaya yang bergegas ke kuil dengan kemarahan besar, hanya menemukan seorang biksu senior yang telah menunggunya di pintu masuk sambil tersenyum. Beliau mengelus-elus janggut putihnya, lantas dengan tenang mengantar si orang kaya ke aula besar dan menawarkan secangkir teh. Orang kaya itu sudah terlalu tak sabaran untuk minum apapun.
Melihat kelakuan orang kaya tersebut, biksu senior mengatakan, "Silakan tutup mata Anda, dan biarkan saya membantu Anda bersantai."
Si orang kaya memandang sinis pada biksu senior. Dia berpikir dalam hati, "Biarkan aku melihat trik apa yang akan kau mainkan padaku."
Begitu biksu senior menunjuk pada titik di antara alis orang kaya tersebut, si orang kaya melihat sebuah rumah cantik dikelilingi oleh hamparan luas lahan pertanian. Ada banyak pegawai berseragam di sekitarnya, dan seorang pria elegan dalam jubah indah sedang duduk di aula megah, dan pria itu ternyata si Zhang Idiot.
Orang kaya itu tercengang. Dia kemudian diantar ke sebuah ruang kecil di sudut paviliun. Di sana, ia melihat seekor keledai buta dan kurus yang tertera namanya di punggung keledai itu, sedang dipukuli oleh buruh dengan cambuk. Dia merasa ketakutan, lantas membuka matanya dan bertanya kepada biksu senior untuk penjelasan.
Biksu senior mengatakan, "Setelah kematian, manusia tunduk pada reinkarnasi, dan kehidupan berikut kita sepenuhnya ditentukan oleh apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini.
Adegan yang telah Anda lihat sekarang hanyalah kehidupan mendatang Anda dan si Idiot. Karena Anda mencari uang dengan cara apa pun, dan hidup tanpa belas kasih atau kasih sayang, maka Anda akan bereinkarnasi menjadi seekor keledai yang kurus, buta, yang menarik batu kilangan, terus dicambuk dan disiksa."
"Mengapa si Idiot menjadi begitu kaya dan sukses," tanya si orang kaya.
Biksu senior menjawab, "Meskipun Idiot hanyalah buruh dalam hidup ini, namun ia telah mengumpulkan banyak kebajikan dengan menanggung kesulitan dan mengalami kerugian dengan hati ringan. Si Idiot hanya menyumbangkan sebotol minyak, tapi itu upahnya setelah ia bekerja keras sepanjang tahun. Meskipun Anda telah menyumbangkan segerobak penuh minyak, itu hanya sebagian kecil dari kekayaan Anda yang diperoleh melalui penipuan. Memanggil Anda sebagai Donatur Kecil saja, itu sudah berlebihan."
Orang kaya itu menjadi sangat ketakutan dan bertanya, "Apakah ada cara yang dapat mengubah nasibku?"
Biksu senior dengan senyum berkata, "Kumpulkan kebajikan dan melakukan perbuatan yang lebih baik. Dengan kebajikan, Anda akan mendapatkan sesuatu di masa depan, jika tidak dalam hidup ini."
Si orang kaya segera bergegas kembali ke rumah dan memberi Zhang Idiot seekor sapi dan sebotol minyak sebagai permintaan maaf. Malam itu, si orang kaya bermimpi melihat seekor keledai buta dan kurus dengan namanya tertera di punggung, sedang menarik batu penggilingan yang berat, tetapi tanpa pemukulan dengan cambuk.
Setelah bangun, ia merasa segar. Kemudian dia bersumpah untuk memperbaiki kesalahannya sepenuhnya, sehingga bisa hidup sesuai dengan harapan biksu senior tersebut.
Tak lama kemudian, si orang kaya itu menjadi terkenal sebagai dermawan yang sangat dihormati oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Sejak saat itu, legenda "Donatur Kecil" dan "Donatur Besar" telah diwariskan melalui sejarah. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar