KEBAJIKAN (De 德) - Di dunia ini tak ada hal yang lebih berharga daripada kesehatan. Tetapi, ada hal lain yang juga tak kalah berharga, yaitu cinta dan kasih sayang. Seperti kisah suami-istri asal Tiongkok ini.
Mei Guanghan (66 tahun) meminjam uang dari ratusan tetangganya sebanyak 70.000 yen atau sekitar Rp. 126 juta untuk membayar biaya pengobatan istrinya, Ren Chun'ai yang mengalami koma di Desa Tingpang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, seperti dilansir dari chinanews.
Dulu, kehidupan Guanghan, istrinya, Ren Chun'ai, dan seorang putri berusia 15 tahun hidup berkecukupan dan bahagia. Namun, takdir berkata lain sehingga kehidupan mereka ini berubah pada April 1990 ketika sang istri pergi naik traktor ke kota untuk membeli makanan.
Ketika dalam perjalanan kembali ke desanya, dia mengalami kecelakaan yang mengerikan.
"Di pegunungan, ada dua traktor berjalan dengan arah yang sama. Saya membelokkan . traktor, tetapi rodanya tergelincir dan saya terjatuh ke dalam lembah.Tubuh saya menghantam batu dan setelah itu saya koma," kenang Ren Chun'ai.
Karena cintanya yang besar kepada sang istri, Guanghan akhirnya harus mengetuk pintu setiap rumah tetangga di desanya untuk meminjam uang berapa pun yang mereka punya demi membayar biaya perawatan sang istri yang begitu besar.
Tak hanya meminjam, Guanghan mencatat nama semua orang yang membantunya dan jumlah uang yang mereka pinjamkan. Dia pergi dengan membawa buku catatan kecil berwarna cokelat untuk mencatat setiap nama dan jumlah uang yang mereka pinjamkan kepadanya. Kepada semua orang yang membantunya, Guanghan berjanji akan membayar utangnya.
"Satu hari kelak, saya akan datang kembali, mengetuk pintu dan mengembalikan uang Anda," kata Guanghan saat itu.
Rupanya, Guanghan tidak main-main dengan janjinya itu. Selama 15 tahun berikutnya, Guanghan menabung setiap sen yang didapatnya, mengelola uang itu dan dia rela hidup pas-pasan agar bisa menyisihkan uang untuk membayar utang-utangnya.
Saat uang yang dikumpulkan sudah cukup, dia akan mendatangi seorang tetangganya dan mengembalikan uang yang pernah dipinjamnya.
Dia tinggal bersama istrinya di sebuah rumah yang hanya memiliki satu kamar tidur. Sungguh luar biasa, bagaimana mungkin dia bisa mengembalikan semua utangnya, saat dia sendiri hampir tidak mampu untuk makan. Namun bukan Guanghan namanya, kalau harus menyerah terhadap keadaan.
Kegigihan Guanghan untuk mengembalikan semua utangnya selama belasan tahun, bukan satu-satunya hal yang membuat sosoknya jadi begitu dikagumi saat ini. Pria 66 tahun itu rela merawat istrinya yang lumpuh selama 24 tahun tanpa pernah sekalipun berpikir untuk meninggalkannya.
Walaupun nyawa istrinya berhasil diselamatkan, namun istrinya menjadi lumpuh akibat kecelakaan itu. Setiap pagi selama 24 tahun, sebelum pergi ke ladang, Guanghan secara rutin akan menyempatkan diri untuk memandikan dan menyuapi istrinya makan. Dia percaya bahwa tanpa kehadiran Ren, rumahnya akan terasa sepi.
Pekan ini, adalah tahun ke-24 Guanghan tak lupa membayar utangnya, dan pekan ini lunas sudah dia membayar seluruh utangnya, kecuali untuk empat keluarga yang pindah dari desa itu dan tidak bisa dihubungi.
Namun, Guanghan tetap berencana untuk melacak keberadaan keempat bekas tetangganya itu dan mengembalikan uang mereka.
Keteguhan Guanghan memegang janji memang berimbas pada kehidupannya. Pendapatannya yang rendah membuat dia dan istrinya harus hidup di sebuah gubuk satu kamar yang nyaris tanpa perabotan.
Sangat menakjubkan melihat Guanghan mampu menyisihkan uang yang seharusnya bisa dia gunakan untuk membeli keperluan sehari-hari. "Saya tak mempunyai pilihan. Janji adalah janji dan saya tak bisa mengambil tanpa memberi sesuatu," kata dia.
Meski Guanghan sudah membayar lunas semua utangnya, dia tetap menyimpan buku kecil berisi catatan nama-nama tetangga yang telah membantunya memberi pinjaman uang sebagai pengingat untuk masa-masa sulit yang pernah dilaluinya.
Dia berniat mewariskan buku itu kepada anak cucunya agar mereka tak pernah melupakan jasa orang-orang yang menyelamatkan nyawa sang ibu. Dia ingin memberikan buku itu kepada anaknya, supaya dia tidak pernah lupa bagaimana orang-orang baik itu mau menyelamatkan nyawa ibunya."Jangan pernah tidak berterima kasih," kata Guanghan penuh ketulusan.
Sekalipun kemiskinan melingkupi keluarga ini, tetapi kisah Guanghan ini mengajarkan pada kita, seperti inilah seharusnya janji ditepati. Salam kebajikan
Mei Guanghan (66 tahun) meminjam uang dari ratusan tetangganya sebanyak 70.000 yen atau sekitar Rp. 126 juta untuk membayar biaya pengobatan istrinya, Ren Chun'ai yang mengalami koma di Desa Tingpang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, seperti dilansir dari chinanews.
Dulu, kehidupan Guanghan, istrinya, Ren Chun'ai, dan seorang putri berusia 15 tahun hidup berkecukupan dan bahagia. Namun, takdir berkata lain sehingga kehidupan mereka ini berubah pada April 1990 ketika sang istri pergi naik traktor ke kota untuk membeli makanan.
Ketika dalam perjalanan kembali ke desanya, dia mengalami kecelakaan yang mengerikan.
"Di pegunungan, ada dua traktor berjalan dengan arah yang sama. Saya membelokkan . traktor, tetapi rodanya tergelincir dan saya terjatuh ke dalam lembah.Tubuh saya menghantam batu dan setelah itu saya koma," kenang Ren Chun'ai.
Karena cintanya yang besar kepada sang istri, Guanghan akhirnya harus mengetuk pintu setiap rumah tetangga di desanya untuk meminjam uang berapa pun yang mereka punya demi membayar biaya perawatan sang istri yang begitu besar.
Tak hanya meminjam, Guanghan mencatat nama semua orang yang membantunya dan jumlah uang yang mereka pinjamkan. Dia pergi dengan membawa buku catatan kecil berwarna cokelat untuk mencatat setiap nama dan jumlah uang yang mereka pinjamkan kepadanya. Kepada semua orang yang membantunya, Guanghan berjanji akan membayar utangnya.
"Satu hari kelak, saya akan datang kembali, mengetuk pintu dan mengembalikan uang Anda," kata Guanghan saat itu.
Rupanya, Guanghan tidak main-main dengan janjinya itu. Selama 15 tahun berikutnya, Guanghan menabung setiap sen yang didapatnya, mengelola uang itu dan dia rela hidup pas-pasan agar bisa menyisihkan uang untuk membayar utang-utangnya.
Saat uang yang dikumpulkan sudah cukup, dia akan mendatangi seorang tetangganya dan mengembalikan uang yang pernah dipinjamnya.
Dia tinggal bersama istrinya di sebuah rumah yang hanya memiliki satu kamar tidur. Sungguh luar biasa, bagaimana mungkin dia bisa mengembalikan semua utangnya, saat dia sendiri hampir tidak mampu untuk makan. Namun bukan Guanghan namanya, kalau harus menyerah terhadap keadaan.
Kegigihan Guanghan untuk mengembalikan semua utangnya selama belasan tahun, bukan satu-satunya hal yang membuat sosoknya jadi begitu dikagumi saat ini. Pria 66 tahun itu rela merawat istrinya yang lumpuh selama 24 tahun tanpa pernah sekalipun berpikir untuk meninggalkannya.
Walaupun nyawa istrinya berhasil diselamatkan, namun istrinya menjadi lumpuh akibat kecelakaan itu. Setiap pagi selama 24 tahun, sebelum pergi ke ladang, Guanghan secara rutin akan menyempatkan diri untuk memandikan dan menyuapi istrinya makan. Dia percaya bahwa tanpa kehadiran Ren, rumahnya akan terasa sepi.
Pekan ini, adalah tahun ke-24 Guanghan tak lupa membayar utangnya, dan pekan ini lunas sudah dia membayar seluruh utangnya, kecuali untuk empat keluarga yang pindah dari desa itu dan tidak bisa dihubungi.
Namun, Guanghan tetap berencana untuk melacak keberadaan keempat bekas tetangganya itu dan mengembalikan uang mereka.
Keteguhan Guanghan memegang janji memang berimbas pada kehidupannya. Pendapatannya yang rendah membuat dia dan istrinya harus hidup di sebuah gubuk satu kamar yang nyaris tanpa perabotan.
Meski Guanghan sudah membayar lunas semua utangnya, dia tetap menyimpan buku kecil berisi catatan nama-nama tetangga yang telah membantunya memberi pinjaman uang sebagai pengingat untuk masa-masa sulit yang pernah dilaluinya.
Dia berniat mewariskan buku itu kepada anak cucunya agar mereka tak pernah melupakan jasa orang-orang yang menyelamatkan nyawa sang ibu. Dia ingin memberikan buku itu kepada anaknya, supaya dia tidak pernah lupa bagaimana orang-orang baik itu mau menyelamatkan nyawa ibunya."Jangan pernah tidak berterima kasih," kata Guanghan penuh ketulusan.
Sekalipun kemiskinan melingkupi keluarga ini, tetapi kisah Guanghan ini mengajarkan pada kita, seperti inilah seharusnya janji ditepati. Salam kebajikan
menawarkan pinjaman Kami adalah organisasi hukum yang diciptakan untuk membantu orang-orang dalam kebutuhan membantu,
BalasHapussebagai bantuan keuangan. Jadi jika Anda mengalami kesulitan keuangan atau
Anda berada dalam kekacauan keuangan, dan Anda perlu dana untuk memulai bisnis Anda sendiri,
atau Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi utang atau membayar tagihan Anda, memulai bisnis yang baik,
atau mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari bank lokal, hubungi kami hari ini melalui
Email: frankwoodloan@gmail.com
Jadi jangan biarkan kesempatan ini berlalu.
Bagi mereka pikiran serius dan God fearing People.
PINJAMAN APLIKASI FORMULIR:
Nama: _______
Alamat: _______
Sandi: _______
Negara: _______
Pekerjaan: _______
pinjaman Request________
tujuan untuk
pinjaman Duration________
Pendapatan Bulanan: _______
Telepon: _______
Silahkan kembali ke kami melalui email kami
Email: frankwoodloan@gmail.com