Hukum Langit tidak membedakan kerabat atau bukan, setiap orang adalah sama di hadapan Yang Maha Kuasa, namun hanya dengan perbuatan baik yang sejalan dengan Hukum Langit, oleh karena itu Hukum Langit akan selalu berpihak pada orang-orang yang melakukan kebajikan, membuat orang-orang baik seolah dibantu oleh para Dewa setiap kali mereka melakukan pekerjaannya.
Keberuntungan dan "De" (dibaca: te, yang berarti: kualitas moral) saling berkaitan erat. "De" dan "Fu", adalah moralitas dan keberuntungan, merupakan sepasang aspek penting dalam kebudayaan tradisional Tiongkok.
Yang dimaksud memiliki "De" yang baik, adalah memiliki sifat yang menjunjung tinggi moralitas. "De" adalah salah satu cara yang paling penting bagi manusia untuk meraih keberuntungan dan menjauhkan diri dari marabahaya. Pemahaman akan kaitan antara "De" dan "Fu" terutama mencakup dua sisi.
Pertama, beruntung atau tidaknya seseorang ditentukan oleh Yang Maha Kuasa atau Dewa. Kedua, meskipun Yang Maha Kuasa berkuasa atas rejeki maupun bencana bagi manusia, akan tetapi setiap orang dapat mengubah nasib mereka dengan cara melakukan kebajikan.
Perilaku yang baik dan bermoral dapat memastikan Yang Maha Kuasa akan memberikan rejeki, sedangkan perilaku yang tidak bermoral dapat menyebabkan hilangnya keberuntungan bahkan bencana menimpa seseorang.
Segala keberuntungan maupun marabahaya yang dialami oleh seseorang sama sekali bukanlah kebetulan. Intinya, akar sumber keberuntungan maupun bencana seseorang ada dalam diri dan hati nurani masing-masing.
Tabib dari Dinasti Tang, Sun Simiao, dalam kitab "Keberuntungan dan Panjang Umur" mengatakan, "Fu" adalah berasal dari kultivasi kebaikan, melakukan kebaikan dapat mengumpulkan "pahala", menolong orang lain tidak hanya dapat memperpanjang rejeki kita sendiri, juga dapat melimpahkan rejeki bagi anak cucu kita.
Jika seseorang tidak memiliki moral dan martabat, melakukan kejahatan dan mengumbar nafsu, maka bencana pun akan tiba, dan tidak akan ada keberuntungan. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar