|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 21 Agustus 2014

Menjadi Mama yang Baik

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Sebagai orangtua harusnya memberi teladan yang baik pada anak. Tapi tanpa kita sadari terkadang anak yang memberi teladan pada kita sebagai orangtuanya. Dengan kepolosannya menyadarkan kita atas segala tutur kata, perbuatan yang seharunya tak pantas untuk kita lakukan, namun tanpa kita sadari segala kebiasaan yang buruk itu kita sering melakukannya.

Suatu pagi, aku memakai pakaian baru yang telah lama aku idam-idamkan, kemudian mempersiapkan anak perempuanku pergi sekolah. Sewaktu ke luar rumah, tidak terduga bak sampah yang kupegang jatuh berceceran, juga mengotori baju baruku.

Aku sangat kesal, tapi tidak terduga anakku malah berkata, "Mama, jangan khawatir. Mama kan tidak sengaja. Aku akan bantu membersihkan sampah yang tercecer ini, sedang pakaian yang kotor itu kalau dicuci juga akan bersih kembali."

Dipikir-pikir kalau kejadian ini terjadi pada anak perempuanku, aku pasti berkata, "Lihat dirimu tidak hati-hati, pakaian baru dipakai sudah dikotori, lain kali mama tidak akan membelikan lagi untukmu!"

Sambil merenung, tak terasa mataku sedikit basah. Anakku pikir aku masih marah, dia memegang kedua tanganku lalu berkata, "Mama jangan khawatir, lain kali lebih hati-hati ya." Aku memeluknya, air mata hampir saja tak dapat kutahan.

Kejadian yang lain terjadi di hari Minggu pagi, tiba-tiba telepon rumah berdering tanpa henti. Hari ini kami sekeluarga berencana akan berekreasi, karena khawatir teman-teman suamiku akan mengajak dia pergi, jadi aku berpesan pada anakku, "Kalau telepon itu mencari papa, bilang saja papa tidak di rumah." Anakku ragu-ragu dengan mata yang besar menatapku, "Bukankah papa ada di rumah?"

Aku dengan marah menatapnya, "Cepat pergi, bilang saja papa tidak di rumah."

Siapa sangka anakku dengan santai mengangkat telepon dan berkata, "Halo Om, apakah Om hendak mencari papa? Mama bilang untuk memberitahu Om kalau papa tidak di rumah. Tapi aku ingin jadi anak baik yang tidak berbohong. papa hari ini tidak bisa pergi dengan Om, karena papa sudah janji akan membawaku bermain ke kebun binatang, papa tidak pernah menarik kata-katanya."

Entah apa yang dikatakan lawan bicaranya, anakku dengan senang berkata, "Terima kasih Om." Ia lalu meletakkan gagang telepon, setelah itu, dia tidak menghiraukan aku lagi.

Setelah itu aku berpikir, "Dia pasti mengira aku seorang mama yang jahat". Dengan malu aku berkata padanya, "Hari ini mama melakukan kesalahan, mama tidak seharusnya mengajarimu berbohong, lain kali mama pasti akan memperbaikinya." Mendengar ini, anakku baru memperlihatkan senyum termanisnya.

Dua kejadian ini sangat menyentuhku. Demi anakku, aku harus menjadi seorang mama yang baru untuknya. Salam kebajikan (theepochtimes)

Tidak ada komentar:
Write komentar