|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 14 September 2014

Bulan di Pertengahan Musim Gugur dalam Puisi Tiongkok Klasik Bag. 1

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Setiap 8 September, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan Perayaan Zhongqiu Jie (中秋節), yang juga dikenal sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur. Perayaan ini selalu jatuh pada 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar Tiongkok.

Momen Zhongqiu menjadi suatu kesempatan penting bagi se­luruh anggota keluarga, untuk mengagumi keindahan bulan purnama yang penuh dan cerah, sambil me­nikmati kelezatan aneka ragam kue bulan.

Sejak zaman kuno, perayaan ini paling sering kali dikaitkan dengan kisah legenda Chang E, namun keindahan bulan di pertengahan musim gugur juga menjadi sumber inspirasi bagi para penyair Tiongkok. Melalui bait-bait puitis tentang bulan ini, mereka meng-ungkapkan rasa kegembiraan dan duka, pasang surut, kerinduan dan harapan.

Li Bai, Du Fu, Bai Juyi, dan Su Shi adalah para penyair terkemuka dalam literatur Tiongkok yang larut terhadap keindahan melankolis bu­lan ini.

Puisi Li Bai

Li Bai (701-762 M) adalah seorang penyair dari era Dinasti Tang. Dia telah dianggap sebagai penyair "abadi" dalam sejarah sas­tra Tiongkok.

Ketika masih muda, Li Bai sangat suka membaca. Pada usia 10, ia sudah membaca banyak kitab klasik Konfusianisme.

Pada pertengahan 20-an, Li Bai meninggalkan rumah, mengem­bara ke pedesaan sampai tahun 742 Masehi, kemudian ia bekerja me­layani Kaisar Xuanzong (1) dengan keahlian akademis dan puisinya.

Suatu hari, saat Kaisar berjalan-jalan dan menikmati bunga-bunga di taman istana bersama selir favoritnya, Yang Guifei (2), saat itu kai­sar sedang memiliki suasana hati yang gembira. Lantas ia mengutus seseorang untuk menjemput Li Bai ke istana dan menuliskan lirik yang menggambarkan suasana saat itu.

Li Bai datang dalam keadaan mabuk, dan mengalami kesulitan untuk berdiri di hadapan kaisar. Petugas istana diperintahkan un­tuk memercikkan air di wajah Li Bai agar bisa menyadarkannya. Setelah kondisi Li Bai sedikit pu­lih, ia segera meraih kuas, dan mu­lai menulis komposisi syair yang sempurna.

Kaisar sangat senang dan ter­kesan pada bakat Li Bai. Setelah itu, setiap kali ia berpesta ataupun minum-minuman, Kaisar akan me­minta Li Bai mendampinginya.

Suatu ketika ia mabuk, sepatu Li Bai menjadi kotor. Kaisar memerin­tahkan seorang kasim bernama Gao, untuk membersihkan sepatu Li Bai. Gao adalah kasim paling berpenga­ruh di istana, dan ia hanya bertugas melayani kaisar. Gao merasa sangat tersinggung ketika diminta melaku­kan tugas yang dianggapnya ren­dahan, yakni membersihkan sepatu orang lain. Namun, ia harus menu­ruti perintah kaisar.

Kemudian Kasim Gao berniat membalas dendam dengan mem­provokasi perselisihan hubungan antara Li Bai dan Yang Guifei. Dia menunjukkan kepada Yang Guifei pada salah satu puisi Li Bai, dan mengatakannya sebagai serangan terselubung terhadap Yang.

Yang memercayai perkataan ka­sim itu, dan menjadi sangat marah terhadap Li Bai. Kemudian kasim dan selir itu berusaha meyakinkan kaisar bahwa tidak pantas mempe­kerjakan Li Bai di istana. Akhirnya Li Bai diusir dari istana kerajaan pada tahun 743.

Setelah meninggalkan istana, Li Bai mulai mengembara dan terus menulis puisi. Dikatakan dia menjadi seorang Taois. Pada suatu hari di musim gugur setahun setelah pengasingannya, ia ber­temu seorang penyair lain saat itu, Du Fu. Mereka saling mengagumi bakat sastra masing-masing, dan segera menjadi teman baik.

Dalam puisi-puisinya, Li Bai menyatakan minatnya yang besar terhadap alam, cinta negara, dan kesedihan dalam hatinya. Sebagian besar puisi-puisinya menggambar­kan kemanusiaan yang hilang, ke­sepian, dan kerinduan akan keter­kaitan dengan Surga.

Berikut adalah dua puisi Li Bai yang terkenal, berkisah tentang bulan (puisi-puisi ini diterjemah­kan dengan mengikuti interpretasi penulis artikel).

Minum sendiri dengan bulan

Dari pot anggur, di antara bunga-bunga,

Aku minum sendiri tanpa pendamping.

Bersulang cangkir, aku bertanya pada bulan terang,

Bawalah bayanganku dan buatlah kita bertiga.

Bulan tak memahami mabukku,

Bayanganku menguntit diam-diam kemanapun aku pergi.

Bulan sementara menyertai si bayangan,

Aku mengambil kesempatan untuk bergembira.

Sinar bulan mengembara di seki­tar ketika aku bernyanyi,

Bayangan itu mengambang ketika aku menari.

Menikmati persahabatan saat aku sadar,

Persahabatan berakhir saat aku mabuk.

Mari kita bersahabat selamanya,

Kita akan bertemu lagi di langit luas.

Masih Pikiran Malam

Bulan bersinar terang di depan tempat tidurku,

Aku membawanya untuk embun di tanah.

Mengangkat kepala, aku melihat bulan terang,

Menundukkan kepala, aku merin­dukan rumah.
Catatan.

1. Kaisar Xuanzong (685-762 SM), juga disebut Kaisar Ming­huang dari Dinasti Tang, adalah kaisar ketujuh Dinasti Tang. Nama aslinya adalah Li Longji, dan ia memerintah selama 43 tahun (712- 756), yang merupakan era terpan­jang dari Dinasti Tang. Melalui tata pengelolaan negara yang cerdik, beliau dikatakan telah membawa budaya dan kekuasaan Tiongkok pada puncaknya.

2. Nama asli dari Yang Gui­fei adalah Yang Yuhuan (719-756 AD). Posisi Yang Guifei adalah se­lir kekaisaran yang tertinggi setelah permaisuri. Selama tahun-tahun berikutnya, Yang Guifei menjadi selir Kaisar Xuanzong yang paling dicintai. Dia juga dikenal sebagai salah satu dari Empat Perempuan Cantik Tiongkok kuno. Salam kebajikan (efochtimes)

Tidak ada komentar:
Write komentar