KEBAJIKAN (De 德) - Kitab kuno (Meng Liang Lu) memvisualisasikan adat istiadat dan tradisi serta perihal permainan/tontonan jalanan di Lin An, ibu kota dinasti Song Selatan (1127-1279).
Seluruhnya terdiri dari 20 rol. Esai ditulis oleh Wu Zhimu. Wu Zhimu, berasal dari kota Hang Zhou, riwayat hidupnya tidak jelas. Buku ini adalah materi penting penelitian mengenai adat dan tradisi pada zaman kuno, semestinya buku tersebut diterbitkannya pada tahun setelah pasukan (dinasti) Yuan berhasil menduduki Lin An.
Buku ini meniru penulisan (Catatan Impian Mewah Kota-Raja Timur), mencatat tentang kuil pinggiran kota, istana, pegunungan dan sungai besar, tokoh, pasar kota, industri kecil, penduduk, adat kebiasaan, Opera campuran dan kuil serta sekolahan dan sebagainya dari Lin An.
Untuk memahami kegiatan ekonomi kota dinasti Song Selatan, industri ringan, situasi perkembangan perdagangan, kehidupan kebudayaan dan ekonomi warga, teristimewa adalah sosok kota raja, menyediakan bahan sejarah yang cukup kaya. Hiburan, kesenian dan pertunjukan opera, gulat, detil penjelasan tafsir novel kuno, adalah bahan berharga dari kesenian dan kebudayaan zaman Song (Baca: Sung).
Artikel pendek di bawah terutama ialah pencatatan adat istiadat hari raya Zhong Qiu (baca: Cung Jiu) kala itu, membacanya serasa mengasyikkan.
Cerita diawali dengan asal usul “Zhong Qiu”. Tanggal 15 bulan ke 8 kalender tahun Imlek (Tahun ini jatuh pada tanggal 8 September 2014), kebetulan di tengah musim gugur yang berlangsung 3 bulan, maka dinamakan “Zhong Qiu = Pertengahan Musim Gugur (Di Indonesia lazim disebut Tiongjiu dan terkenal dengan kue Tiongjiu-pia)”.
Juga dikarenakan malam hari pada Zhong Qiu, langit biru bagaikan telah dicuci, sinar rembulan putih bersih, disebut “Rembulan sampai hari Zhong Qiu luar biasa terang”, maka di kalangan rakyat, Zhong Qiu juga disebut “Yue Xi/Malam bulan purnama”.
Kemudian 4 kata, “Jin Feng Jian Xuang” yang dengan mendalam melukiskan pemandangan indah Zhong Qiu. Malam Zhong Qiu, selain rembulan terang nampak bulat sempurna (dalam setahun), juga angin musim gugur menghantar kesejukan, halimun bagaikan batu giok menimbulkan kesejukan, bunga Gui/Osmanthus fragrans harum semerbak, membuat hati terhibur mata tersejukkan, hati terasa lapang dan jiwa harmonis.
Malam hari raya Zhong Qiu selain pemandangannya memukau, bersamaan itu juga terdapat berbagai atraksi kegiatan hari raya dengan suasana bersuka-cita. Kegiatan di hari raya Zhong Qiu, terutama berfokus pada menikmati rembulan, si penulis mengisahkan adat istiadat rakyat dalam menikmati rembulan, menulisnya dari 3 strata.
Pertama mengisahkan tentang pangeran putra sang raja dan kerabat aristokrat tidak ada yang tidak menaiki gedung tinggi, selevel dengan ujung tiang seraya menikmati rembulan. Ada yang memetik sitar/kecapi, menggelar perjamuan, di tengah suara gemerincing kecapi, menenggak arak bernyanyi seriosa, bermain sepuasnya sampai semalaman.
Selanjutnya diceritakan tentang warga biasa kota, juga tak ada yang terlewatkan dengan mendaki atap ataupun loteng kediaman sendiri, menggelar pesta keluarga, berkumpul bersama putra putri, untuk merayakan hari yang baik.
Terakhir dikisahkan tentang warga miskin di gang-gang butut, meski tak mampu menggelar pesta, tetapi juga disempatkan membeli arak, tak mau ketinggalan dalam merayakan hari tersebut.
Situasi marak menikmati rembulan Zhong Qiu, melalui tiga jenis penuturan oleh si penulis.
Suasana menikmati rembulan oleh masyarakat yang berlainan golongan, terkesan bagaikan nyata di depan mata, maka terbentuklah sebuah lukisan panorama menikmati pemandangan bulan purnama Zhong Qiu di tengah kota Lin An – zaman dinasti Song Selatan. Artikel ini menuturkan kehidupan kota diwaktu malam dengan situasi marak.
Sesuai pencatatan (Catatan Impian Mewah Kota Raja Timur) oleh Meng Yuanlao, malam Zhong Qiu, seluruh tempat hiburan dan restauran diharuskan berbenah dan bersolek. Warna ukiran dekorasi gedung diperbarui, buah-buahan segar melimpah ruah di kios-kios, keramaian kota di waktu malam, suatu pemandangan langka di dalam satu tahun.
Sedangkan tua-muda, laki-perempuan tumpah ruah bagaikan pindah desa, para pelancong berdesakan di jalan-jalan, hingga mendekati subuh serasa tak putus-putusnya. Dari akhir artikel diketahui para pejabat dan warga kota bersama-sama berpesta hingga larut malam, melancong berkeliling kota di malam hari, tak dikenai larangan oleh yang berwajib. Pada malam Zhong Qiu segenap warga kota bersuka-ria, dengan diiringi suasana marak hingga larut malam.
Artikel tersebut melukiskan saat-saat membahagiakan, pemandangan nan indah, pelipur hati, perihal berpesta, diliputi suasana tradisi rakyat. Di dalam artikel dilukiskan pemandangan indah Zhong Qiu, dari ujung penanya mengalir syair indah, cukup dengan empat kata, sudah melukiskan sebuah panorama rembulan di malam hari Zhong Qiu yang berkilauan di atas langit, cahaya keemasan memancar jauh, angin segar berhembus, bunga Gui/Osmanthus fragrans semerbak di empat penjuru, serasa hidup di atas kertas.
Suasana pemandangan penikmatan rembulan, memvisualisasikan mimik gerak para pelakunya, selain tulisannya singkat jelas dan hidup, selain itu melukiskannya seolah-olah bersuara dan berwarna, membuat para pembacanya bagaikan hadir sendiri di tempat tersebut, menyaksikan dengan mata kepala sendiri adegan dalam Kitab kuno (Meng Liang Lu). Salam kebajikan (Deng Zhengliang/Dajiyuan)
Tidak ada komentar:
Write komentar