|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 03 Oktober 2014

Kisah Dibalik Pepatah Tiongkok Kuno, Guā mù xiāng kàn (刮目相看)

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Ungkapan Pepatah Tiongkok Kuno, "guā mù xiāng kàn (刮目相看)," yang diartikan ‘melihat orang dengan mata baru’ berasal dari deskripsi Lu Meng (吕蒙) yang hidup di tahun 178 – 220.

Dia adalah seorang panglima perang yang luar biasa dari negeri Wu pada jaman Tiga Kerajaan (Samkok tahun 220 - 280).

Ketika Lu Meng masih muda, ia tidak suka membaca, sebaliknya ia menyukai latihan keterampilan bela diri. Sampai ia menjadi seorang panglima pun ia masih tidak menyukai membaca, maka teman-temannya sering menatapnya sebagai seorang prajurit biasa.

Suatu hari, 日un Quan raja negeri Wu berkata kepadanya, “Sebagai panglima pun anda perlu terus mnerus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan.”

“Saya sudah disibukkan oleh urusan militer dan tidak punya waktu buat membaca,” jawab Lu Meng.

“Saya tidak meminta anda menjadi seorang sarjana. Banyak membaca dapat memperluasan wawasan anda dan memperkaya kebijaksanaan anda. Anda bilang terlalu sibuk untuk membaca, dibanding anda saya memiliki lebih banyak urusan yang perlu ditangani, namun saya masih menemukan waktu buat membaca dan memperbaiki diri,” balas raja untuk membesarkan hati.

Mendengar nasihat ini, Lu Meng terinspirasi dan mulai membaca dengan sungguh-sungguh. Secara bertahap pengetahuannya bertambah luas, dan memiliki strategi perang yang lebih unggul.

Suatu hari, panglima tertinggi negeri Wu sedang lewat, dia tidak ingin bertemu dengan Lu Meng untuk membahas masalah militer karena Lu Meng terkenal sebagai orang yang buta huruf. Tetapi asistennya menyarankan agar panglima menemui Lu Meng karena ia sekarang sudah kaya pengetahuan.

Panglima akhirnya menemui Lu Meng. Dalam suasana santai sambil meneguk minuman anggur mereka membahas kemungkinan perang dengan negeri Shu, Lu Meng menawarkan beberapa saran dan strategi untuk memenangkan pertempuran.

Panglima sangat tercenglah oleh peningkatan pengetahuan Lu Meng, “Saya pikir anda tidak menguasai strategi selain berjuang di medan perang, tetapi sekarang saya melihat lebih jelas keduanya yang anda miliki baik pengetahuan dan bijaksana. Anda bukan lagi orang yang saya tahu,” katanya.

“Untuk menentukan seseorang yang sudah lebih dari 2 hari tidak dijumpai, penilaian seyogyanya  dari baru,” jawab Lu Meng.

Ungkapan “melihat orang dengan mata baru“ awalnya dimaksudkan untuk melihat seseorang dari aspek yang menguntungkan. Sekarang ungkapan ini digunakan untuk melihat seseorang yang telah mencapai kemajuan besar. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar