Dia adalah seorang panglima perang yang luar biasa dari negeri Wu pada jaman Tiga Kerajaan (Samkok tahun 220 - 280).
Ketika Lu Meng masih muda, ia tidak suka membaca, sebaliknya ia menyukai latihan keterampilan bela diri. Sampai ia menjadi seorang panglima pun ia masih tidak menyukai membaca, maka teman-temannya sering menatapnya sebagai seorang prajurit biasa.
Suatu hari, 日un Quan raja negeri Wu berkata kepadanya, “Sebagai panglima pun anda perlu terus mnerus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan.”
“Saya sudah disibukkan oleh urusan militer dan tidak punya waktu buat membaca,” jawab Lu Meng.
“Saya tidak meminta anda menjadi seorang sarjana. Banyak membaca dapat memperluasan wawasan anda dan memperkaya kebijaksanaan anda. Anda bilang terlalu sibuk untuk membaca, dibanding anda saya memiliki lebih banyak urusan yang perlu ditangani, namun saya masih menemukan waktu buat membaca dan memperbaiki diri,” balas raja untuk membesarkan hati.
Mendengar nasihat ini, Lu Meng terinspirasi dan mulai membaca dengan sungguh-sungguh. Secara bertahap pengetahuannya bertambah luas, dan memiliki strategi perang yang lebih unggul.
Suatu hari, panglima tertinggi negeri Wu sedang lewat, dia tidak ingin bertemu dengan Lu Meng untuk membahas masalah militer karena Lu Meng terkenal sebagai orang yang buta huruf. Tetapi asistennya menyarankan agar panglima menemui Lu Meng karena ia sekarang sudah kaya pengetahuan.
Panglima akhirnya menemui Lu Meng. Dalam suasana santai sambil meneguk minuman anggur mereka membahas kemungkinan perang dengan negeri Shu, Lu Meng menawarkan beberapa saran dan strategi untuk memenangkan pertempuran.
Panglima sangat tercenglah oleh peningkatan pengetahuan Lu Meng, “Saya pikir anda tidak menguasai strategi selain berjuang di medan perang, tetapi sekarang saya melihat lebih jelas keduanya yang anda miliki baik pengetahuan dan bijaksana. Anda bukan lagi orang yang saya tahu,” katanya.
“Untuk menentukan seseorang yang sudah lebih dari 2 hari tidak dijumpai, penilaian seyogyanya dari baru,” jawab Lu Meng.
Ungkapan “melihat orang dengan mata baru“ awalnya dimaksudkan untuk melihat seseorang dari aspek yang menguntungkan. Sekarang ungkapan ini digunakan untuk melihat seseorang yang telah mencapai kemajuan besar. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar