KEBAJIKAN (De 德) - Di dalam kebudayaan Tiongkok, bambu, plum, anggrek, dan krisan (diketahui juga sebagai méi lán zhú jú / 梅兰竹菊) sering disebut di kalangan Tionghoa sebagai Empat Lelaki.
Keempat tanaman ini merepresentasikan keempat musim dan juga keempat aspek dari Junzi ("guru", "orang bijak"/ 君子) dalam Konfusianisme yang melambangkan kebanggaan, tenang, tegas dan terang."
Selain itu juga memiliki karakteristik manusiawi seperti "kemandirian, elegan dalam tampilan tapi ringan dalam rasa, dan tidak pernah tunduk sebelum mendapat kekuasaan.
Cemara (sōng 松), bambu (zhú 竹), dan prem (méi 梅) juga dikagumi ketahanannya terhadap kondisi yang keras. Mereka bertiga ini dikenal sebagai Tiga Teman di Musim Dingin (suìhán sānyǒu / 岁寒三友) dalam kebudayaan Tiongkok.
Ketiganya juga dipakai untuk sistem pemeringkatan di Jepang. Misalnya dalam tempat penginapan tradisional di Jepang (ryokan 旅館), cemara (matsu 松) melambangkan tingkatan utama, bambu (take 竹) sebagai tingkat kedua, dan prem (ume 梅) sebagai tingkatan ketiga.
Oleh karena itu, sejak zaman kuno, Plum mekar, Anggrek, Bambu dan Krisan telah menjadi simbol spiritual Tionghoa yang digunakan mereka untuk merefleksikan sentimen dan cita-cita mereka.
Sejumlah besar tanaman bertema seperti puisi dan lukisan sastra dapat ditemukan di berbagai dinasti dalam sejarah Tiongkok.
Nenek moyang mengatakan, mereka yang serakah dan bodoh mudah tergiur oleh harta, dan akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta tersebut, tetapi mereka tak akan pernah berhasil.
Untuk itu, ambillah apa yang menjadi hakmu dan jangan menghalalkan segala cara untuk memuaskan diri dengan harta. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar