KEBAJIKAN ( De 德 ) - Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura, yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) pagi, sampai saat ini masih misteri, walaupun pencarian secara besar-besaran terus dilakukan oleh pemerintah dan beberapa negara tetangga.
Empat orang sekeluarga dari 155 penumpang pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang kontak merupakan sekeluarga asal Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.
Kristiyono dan keluarganya sebenarnya berencana menghabiskan masa liburan Natal dan Tahun Baru di Malaysia, namun entah kenapa bisa berada dalam daftar penumpang AirAsia yang hilang kontak.
Keempat penumpang sekeluarga tersebut adalah Kristiyono (40), bersama istrinya, Sulastri (35) serta dua anaknya Sesa Aldi Krisputra (16) dan Felisia Sabrina Krisputri (10).
Sekeluarga ini berangkat dari Pasuruan, Sabtu (27/12) sore, kemudian menginap di rumah keluarga di Perumahan Citra Harmoni. Pagi harinya mereka berangkat ke bandara Juanda dan terbang ke Singapura. Keluarga mendapat kabar pesawat hilang kontak tadi.
Belum adanya kabar kondisi terakhir pesawat tujuan Singapura tersebut membuat keluarga cemas. Namun mereka tetap yakin pesawat segera ditemukan dan semua penumpang selamat. Semua saudara dan anggota keluarga yang berkumpul di rumah Kristiyono, melakukan doa.
"Kami terus melakukan doa agar pesawat ditemukan dan semua penumpang selamat," kata Hadi (50), kakak tertua Kristiyono di rumahnya, Minggu (28/12/2104).
Buyung Iswanto (79) kaget bukan kepalang saat tahu anaknya, Kristiyono, dan keluarganya menjadi penumpang pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang hilang. Buyung mengaku Kristiyono pamitnya hendak liburan ke Malaysia.
Menurut Buyung Iswanto, ayah Kris, keluarga anaknya sempat mengunjungi rumahnya untuk berpamitan berlibur ke negeri jiran.
"Pamitnya mau pergi liburan ke Malaysia seminggu. Saat ada berita pesawat tujuan Singapura kecelakaan (hilang kontak) saya tenang saja," kata Buyung Iswanto (79), ayah Kristiyono di rumahnya, Senin (29/12/2014).
Buyung baru mendapat kabar bahwa keluarganya merupakan penumpang pesawat yang hilang kontak pada Minggu (28/12) siang.
Anak, menantu dan dua cucunya terdaftar dalam manifes penerbangan Bandara Juanda, Surabaya. Kristiyono dan kedua anaknya terdaftar di nomor 64, 62 dan 63, sedangkan Sulastri tercatat dalam daftar 117.
"Tak ada yang aneh saat pamit berangkat. Felisia cuma bilang ke cucu yang lain mau dibawakan oleh-oleh apa," tutur Buyung.
Menurut Buyung, Felisia sebenarnya sempat menolak ikut orang tuanya belibur karena di rumah kakeknya semuanya berkumpul saat liburan natal.
"Kan banyak temannya di sini. Semua sepupunya di sini semua, mereka jarang bertemu," ujar Buyung.
Adik bungsu Kristiyono, Andiyanto (30), mengatakan saat ini keluarga terus menunggu kabar dengan cemas. Setiap saat mereka terus memantau perkembangan pencarian di televisi maupun media online.
Hingga sore tadi, orang tua Kris beserta keluarga masih terlihat berkumpul di rumah induk Dusun Lakmar RT 05 RW 06 Kelurahan Martopuro. Rumah Kris dan orang tuanya hanya berjarak satu kilometer.
Pihak keluarga mengirim kakak kandung Kristiyono ke Bandara Juanda, Surabaya, untuk mengikuti perkembangan informasi dari otoritas berwenang. Sementara keluarga di Pasuruan menunggu tiap detik kabar dari Juanda dan perekembangan dari berita di media massa.
"Mudah-mudahan selamat, supaya ketemu, jangan sampai kejadian apa begitu," kata Buyung didampingi anggota lain keluarga.
"Semoga pesawat segera ditemukan," ujar Ardiyanto (30), adik bungsu Kristiyono.
Meski tampak cemas, semua yang hadir di rumah tersebut terus berdoa. Beberapa yang lain sibuk menghubungi beberapa nomor telepon. Tampak ayah dan ibu Kristiyono, juga terus berdoa. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar